Sukron
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Cairan kecoklatan (kudrah) atau cairan kekuningan (shufrah) yang keluar sebelum haid, apakah terhitung haid?
Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini,
๐ฐ Pertama, tidak terhitung haid sama sekali
Ini adalah pendapat Imam Ibnu Utsaimin yang terakhir.
Beliau mengatakan,
ุงูุฐู ุธูุฑ ูู ุฃุฎูุฑุงً ، ูุงุทู
ุฃูุช ุฅููู ููุณู ุฃู ุงูุญูุถ ูู ุฎุฑูุฌ ุงูุฏู
ููุท ، ูุฃู
ุง ุงูุตูุฑุฉ ู ุงููุฏุฑุฉ ูููุณุชุง ุจุญูุถ ุญุชู ูู ูุงูุชุง ูุจู ุงููุตุฉ ุงูุจูุถุงุก
Kesimpulan akhir, yang kuat bagiku dan yang lebih menenangkan diriku, bahwa haid adalah yang keluar darah saja. Sementara shufrah (cairan kekuningan) dan cairan keruh tidak termasuk haid, meskipun keluar sebelum adanya cairan putih. (Tsamarat at-Tadwin, hlm. 24).
Di kesempatan lain, Beliau juga pernah ditanya,
“Ada wanita yang keluar kudrah selama 7 hari. Setelah itu keluar darah haid selama 20an hari, lalu suci selama 3 bulan. Bagaimana hukum darah dan cairan kudrah ini?”
Jawab beliau,
ุงูุฏู
ููู ุญูุถ ، ูุงููุฏุฑุฉ ููุณุช ุจุดูุก ู
ุทููุงً
Darah itu semuanya haid, sementara kudrah tidak dihitung sama sekali. (Tsamarat at-Tadwin, hlm. 25)
๐ฐ Kedua, bahwa shufrah dan kudrah terhitung haid, jika:
- Keluar di waktu haid atau satu-dua hari sebelum haid.
- Disertai suasana mules sebagaimana ketika haid.
Dan ini juga pendapat pertama Imam Ibnu Utsaimin. Beliau mengatakan,
ุฅู ูุงูุช ูุฐู ุงููุฏุฑุฉ ู
ู ู
ูุฏู
ุงุช ุงูุญูุถ ููู ุญูุถ ، ُููุนุฑู ุฐูู ุจุงูุฃูุฌุงุน ูุงูู
ุบุต ุงูุฐู ูุฃุชู ุงูุญุงุฆุถ ุนุงุฏุฉ
Jika cairan keruh ini merupakan mukadimah haid, maka terhitung haid. Dan itu bisa diketahui dengan adanya rasa sakit, mules, seperti yang umumnya dialami wanita haid. (Risalah ad-Dima’ at-Thabi’iyah, hlm 59).
Dan insyaaAllah, pendapat kedua inilah yang mendekati kebenaran.
Demikian, Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
===============================
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.