Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, August 22, 2018

Dosa, Penggugur, Sebab dan Akibatnya

Dosa, Penggugur, Sebab dan Akibatnya
Didalam sebuah Hadist Shahih Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menyatakan: Istighfar hamba yang paling utama adalah dengan mengucapkan Sayyidul Istighfar, berdasarkan Sabdanya:

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ .

Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Sesungguhnya Istighfâr yang paling baik adalah seseorang hamba mengucapkan :

ALLAHUMMA ANTA RABBII LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHANA’TU ABÛ`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBII FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRU ADZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

(Beliau bersabda) “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (H.R Al-Bukhari no. 6306, 6323 dari Syaddad bin Aus.)

Dalam Ibadah yang dicari bukan larangannya tetapi ada atau tidak dicontohkan Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Yang dicari larangannya adalah masalah duniawia, seperti memakan babi itu ada larangannya, berjudi, dll.

Salah satu konsekuensi Syahadat adalah kita beribadah sesuai dengan apa yang diajarkan Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ kepada Utusan-Nya yakni Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam.

Hadist dari Abu Bakar As-Shiddiq melalui jalur Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr: "Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengajarkan Abu Bakar dzikir yang selalu dibaca beliau pada pagi dan sore dan saat hendak tidur, yaitu:

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (H.R AT-Tirmidzi no. 3529; Al-Bukhari didalam Al-Adabul Mufrad no.1204; dan Al-Baihaqi dalam Ad-Da'awat no.30 dari Abdullah bin Amr dengan Sanad yang Hasan.)

Kemudian, Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam berpesan: Ucapkanlah do'a itu pada waktu pagi, sore dan ketika hendak tidur.

Adapun dalam khutbahnya, Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengucapkan:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ 
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

"Segala puji bagi Allah, kami memohon pertolongan dan memohon ampunan Kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami." (H.R Muslim no. 868 dari Ibnu Abbas.)

Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam juga bersabda:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا

Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewanhewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru,), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.” (H.R Muslim no. 2284.)

Manusia diumpamakan seperti serangga laron, karena kebodohannya, gerakkannya yang cepat dan perilakunya yang kurang peduli/perhatian. Laron dikenal sebagai salah satu binatang yang bodoh tapi lincah.

Di dalam Hadist lain juga disebutkan:

إنَّما سُمِّيَ القلبَ من تَقَلُّبِه ، إِنَّما مَثلُ القلبِ مَثَلُ رِيشَةٍ بالفلاةِ ، تَعَلَّقَتْ في أصْلِ شجرةٍ ، يُقَلِّبُها الرّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ

Sesungguhnya Hati dinamai ‘al-Qalb’ karena mudah berbolak-balik, dan sesungguhnya perumpamaan hati itu seperti bulu yang berada di tanah lapang, menempel di batang pohon, yang dibolak-balikkan oleh angin”. (Shahihul Jami’, no. 2365)

Sedangkan pada Hadist yang lain, disebutkan perumpamaan serupa yang berbeda:

"Hati lebih dahsyat pergolakannya (yakni perubhannya) daripada bergolaknya air didalam tempayan pada puncal didihnya." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah no. 226; Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabir (XX/ 599); dan Al-Qudha'i dalam Musnad Asy-Syihab no. 1371; dari Al-Miqdad bin Aswad, dengan Sanad Shahih. Hadist ini mempunyai banyak jalur periwayatannya. Lihat Ash-Shahihah no. 1772.)

Dapat dibayangkan bagaimana kecepatan gerak bulu dan golakan air didalam tempayan yang mendidih apabila disertai dengan kebodohan. Oleh sebab itu, sering dikatakan kepada orang yang berhasil menundukkan orang yang disesatkannya: إِنَّهُ اسْتَخَفَّهُ  "Ia telah mempengaruhinya".

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman tentang Fir'aun dalam Surah Az-Zukhruf Ayat 54:

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

"Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik."

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Ar-Rum Ayat 60:

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ

"Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu."

Orang yang gelisah atau ragu-ragu tidak teguh pendiriannya, hatinya selalu guncang. Berbeda dengan orang yang yakin, pendiriannya pasti teguh. Maka, seseorang baru bisa dikatakan yakin apabila ia telah bersikap teguh pendirian. Yakin disini merupakan wujud keteguhan iman didalam hati seseorang, baik dalam hal pengetahuan maupun perbuatannya. Karena, terkadang seseorang mempunyai ilmu pengetahuan yang baik, namun jiwanya tidak sabar tatkala mendapatkan musibah, bahkan menjadi terguncang atau goyah karenanya.

Wallâhu A'lam.

-------------------------

Kitab Fawaidul Fawaid, Penulis: Syamsuddin Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah رحمه الله تعالى
Bab Al-Qur'an dan Tafsir

Oleh Ustadz Yudi Kurnia, L.c حفظه الله تعالى
📆 Jum'at, 22 Shafar 1439 H / 10 November 2017
⏰ Ba'da Isya - Selesai
🕌 Masjid Baitul Karim, Jl. Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive