Apa hukum berta'ziyah ke rumah duka dengan adanya hal-hal berikut:
1. Mndatangkan ustadz yntu ceramah
2. Berdo'a yang dipimpin
3. Membacakan surat yasin
Tidak ada makanan hanya ada minuman air putih ( aqua gelas )
Apa sikap ana yang baik.. jika ana diundang sebagai .. penceramah, memimpin do'a, dan juga memimpin bacaan surat yasin..
Hal ini sudah biasa ana tinggalkan.. tapi yang meminta sekarang adalah pengurus masjid. Bagaimna sikap ana seharusnya ustadz. ?
BarakaLLAhu fiikum
Khairul Amri
Jawab:
Hindari acara seperti ini karena banyaknya berbagai praktek bid’ah
1.Mendatangi suatu Ta’ziah secara bersama-sama.
Asy Syaikh Al Albany mengatakan salah satu yang harus dihindari dan termasuk perkara bid’ah (disamping bid’ah yang lainnya) adalah berkumpul bersama-sama dalam suatu tempat seperti rumah, mesjid, atau kuburan. Berdasarkan hadits :
جرير بن عبد الله البجلى رضي الله عنه قال: (كنا نعد (وفي رواية: نرى) (1) الاجتماع إلى أهل الميت، وصنيعة الطعام بعد دفنه من النياحة).
أخرجه أحمد (رقم 6905) وابن ماجه (1/ 490) والرواية الاخرى له وإسناده صحيح على شرط الشيخين وصححه النووي (5/ 320)
Artinya : dari Jarir bin abdillah Al Bajali Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata kami memandang Berkumpul di tempat keluarga mayit dan membuat makanan (untuk orang yang ta’ziah: pen) setelah kematian sang mayit adalah salah satu bentuk Niyahah (meratapi mayat).
(HR Ahmad 6905, Ibnu Majah 1/490, dan juga riwayat lainnya Yang shohih dengan syarat Al Bukhari dan Muslim, dishohihkan juga oleh Asy Syaikh Al Albany)
Yang sesuai sunnah adalah mendatangi keluarga mayit tanpa berkumpul bersama-sama untuk melakukan ta’ziah, dan membacakan doa bagi keluarga mayit:
" إن لله ما أخذ، و (لله) ما أعطي، وكل شئ عنده إلى أجل مسمى فالتصبر، ولتحتسب ".
Artinya : “Sesungguhnya milik Allah apa-apa yang diambil-Nya dan milik Allah apa yang diberi-Nya dan segala sesuatu disisi Allah mempunya Ajal Tertentu, maka sabarlah dan harapkan Pahala!” (Hadits Al Bukhari 3/120-123 dan Muslim 3/39 dan selainnya)
2.Bidahnya bacaan yasin untuk mayit
Seorang profesor (yang bernama Faruq Hamadah ) mengatakan :
وفي فضل (يس) أحاديث لا تخلو من صحيح) !
Artinya : “dan dalam fadhilah surat Yasin terdapat hadits-hadits yang semuanya shohih ”
Berkata Asy Syaikh Al Albany :
فهو مردود عليه، وليس هو من أهل الاستقراء والاستقصاء في هذا العلم، فلا يقبل قوله إلا بالحجة والدليل، ولا سيما وهناك قول الإمام الدارقطني:
" ولا يصح في الباب شيء "
Artinya: “Perkataan dia ini tertolak dia bukanlah ahlinya dibidang ini jangan diterima perkataannya kecuali dengan hujjah dan dalil, terlebih lagi Al Imam Ad Daruquthni menyebutkan : “Tidak ada satu yang shohih dalam permasalahan (keutamaan surat Yasin) ini ” (ad Dhoifah 12/784)
Contoh Hadits tersebut :
(اقرأوا على موتاكم (يس)) .
ضعيف. رواه أبو داود (3121) ، وابن ماجه (1448) ، والحاكم (1 / 565) ، وأحمد (5 / 27)
Artinya : “Bacakanlah kepada orang yang mati diantara kalian surat Yasin”
Syaikh Albany mengatakan : Hadits Dhoif: HR Abu daud 3121, Ibnu Majah 1448, Al Hakim 1/565, Ahmad 5/27 dan selainnya
Syaikh Albany menerangkan :
فإن أبا عثمان هذا مجهول: كما قال ابن المديني، وكذا أبوه؛ فإنه
لا يعرف. ثم إن في إسناده اضطراب
اArtinya : Karena sesungguhnya salah satu perawinya yang bernama Abu Utsman Majhul (tidak dikenal ) seperti yang disebutkan oleh Imam ibnul Madini demikian juga bapaknya tidak dikenal, kemudian didalamnya sanadnya terdapat Idhthirob (goncang) (Ad dhoifah)
Asy Syaikh Al Albany Menyebutkan dalam kitab Irwaul Gholil :
ثم إن فى الحديث علة أخرى وهى الاضطراب , فبعض الرواة يقول: " عن أبى عثمان عن أبيه عن معقل " وبعضهم: " عن أبى عثمان عن معقل " لا يقول: " عن أبيه " , وأبوه غير معروف أيضا! فهذه ثلاث علل:
1 ـ جهالة أبى عثمان.
2 ـ جهالة أبيه.
3 ـ الاضطراب.
Artinya : “Kemudian sesungguhnya dalam hadits ini terdapat penyakit yang lain yaitu: Idhthirob (goncang)
Sebagian Rawi mengatakan: “dari abi Utsman dari bapaknya dari Ma’qil in Yasar dan sebagian Rawi lain mengatakan :
Dari Abi Utsman dari Ma’qil bin yasar, tanpa ada lafazh bapaknya, dan bapaknya juga tidak dikenal, maka terkumpullah pada hadits ini 3 penyakit:
a. tidak dikenalnya abu utsman
b. tidak dikenalnya bapaknya
c. Sanad yang goncang
3.Terakhir Bidah yang ada dari doa dan dzikir Berjamaah tidak ada contohnya dari Generasi terbaik umat ini.
Penulis : Ustadz Abu Khuzaimah Hafizhahullah
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.