A. Ibadah Hati
Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
التَّقْوَى هَهُنَا
"Takwa itu disini."
Ketika menegaskan hal itu, Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menunjuk dada beliau. [H.R Muslim no. 2564 dari Abu Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu. Lihatlah kitab jâmi'ul 'Ulûm wal Hikâm (hlm. 257) karya Al-Hafidz Ibnu Rajab Rahimahullâh Ta'âlâ, pada pembahasan Hadist ke-35.]
Abu Darda Radhiyallâhu 'Anhu berkata: "Alangkah baiknya tidurnya orang yang cerdas dan berbuka puasanya orang yang cerdas membuat tertipu shalat dan puasanya orang-orang yang bodoh, sebab sebiji sawi yang dilakukan orang yang bertakwa lebih utama seberat gunung sebagai ibadah melebihi orang yang tertipu dengan amalnya." (Az-Zuhd halaman. 137-138 Karya Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullâh Ta'âlâ.)
Ini adalah perkataan emas, perkataan yang berharga sekali. Ketahuilah perjalanan seorang hamba yang mereka lakukan adalah perjalanan hatinya.
Ada 4 keadaan yang bisa kita lakukan untuk mendeteksi keadaan kita:
1. Ketika tidur, siapa yang diingat/difikirkan ?
Karena ketika kita tidur Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ mencabut setengah ruh kita.
2. Ketika bangun dari tidur, siapa yang pertama kali dingat ?
Apakah Ingat Allah, Shalat malam, ataukah Hp.
3. Ketika tertimpa musibah, siapa yang pertama kali diingat ?
4. Ketika ingin shalat, berapa banyak kita ingat Allah. siapa yang mendominasi terhadap ingatan kita, apakah Allah ataukah Dunia ?
B. Hakikat Takwa
Takwa yang sesungguhnya adalah ketakwaan hati, bukan ketakwaan anggota badan. Ketakwaan hati akan menampakkan ketakwaan pada anggota badan.
Ketakwaan hati timbul karena mengagungkan Syi'ar-Syi'ar Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ.
Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Al-Hajj Ayat 32:
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati."
Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Al-Hajj Ayat 37:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
Dengan ketakwaan seorang Hamba tidak akan menambah setitikpun dari Kekuasaan Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ.
Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
التَّقْوَى هَهُنَا
"Takwa itu disini."
Ketika menegaskan hal itu, Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menunjuk dada beliau. [H.R Muslim no. 2564 dari Abu Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu. Lihatlah kitab jâmi'ul 'Ulûm wal Hikâm (hlm. 257) karya Al-Hafidz Ibnu Rajab Rahimahullâh Ta'âlâ, pada pembahasan Hadist ke-35.]
Orang yang cerdas dengan tekad yang tinggi tujuan yang bersih, mulus, niatnya baik dan dengan sedikit amal saja mampu menempuh jarak beberapa kali lipat lebih jauh daripada jarak yang dapat ditempuh oleh orang yang tidak berakal dengan sifatnya. Sungguh, keinginan dan tekad yang kuat dengan diiringi rasa cinta kepada-Nya dapat menghilangkan kesulitan dan membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan.
C. Tekad dan Keinginan Kuat
Menjadi yang terdepan dan pemenang dalam perjalanan menuju Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ hanya dapat dilakukan dengan tekad, keinginan dan niat yang kuat. Orang yang mempunyai tekad yang kuat (sekalipun pasif) mampu mendahului orang yang banyak beramal tapi tidak memiliki tekad yang kuat. Akan tetapi, jika keduanya mempunyai tekad yang sama, maka yang lambat bertindak akan dikalahkan oleh yang lebih aktif beramal.
-------------------------
Kitab Fawaidul Fawaid
Penulis: Syamsuddin Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah رحمه الله تعالى
Hadits Nabawi
👤 Ustadz Yudi Kurnia, L.c حفظه الله تعالى
📆 Jum'at 21 Rabi'ul Awal 1439 H / 08 Desember 2017
⏰ Ba'da Isya - Selesai
🕌 Masjid Baitul Karim, Jl. Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.