Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, September 3, 2018

Permusuhan Yahudi Terhadap Islam - Bag.1

Permusuhan Yahudi Terhadap Islam - Bag.1
Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah dikenal dan sudah ada semenjak dahulu, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai sejak dakwahnya. Bahkan sebelum beliau lahir, kaum Yahudi sudah menampakkan permusuhannya tersebut. Mereka merasa khawatir, pengaruh dakwah Islam ini dapat menghancurkan impian dan rencana mereka.[1]

Substansi permusuhan Yahudi terhadap Islam adalah masalah agama, bukan permusuhan yang menyangkut perebutan tanah, wilayah ataupun perbatasan, sebagaimana opini yang berkembang di khalayak. Bukan masalah tersebut, tetapi karena persoalan yang menyangkut aqidah dan Islam.

Musuh-musuh Islam dan para pengekornya terus berupaya membentuk opini, bahwa hakikat pertarungan dengan Yahudi hanya sebatas perebutan wilayah, pengungsi dan persoalan air. Sehingga menurut mereka, persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya) hidup berdampingan secara damai, perbaikan taraf hidup masing-masing, penempatan pemukiman secara terpisah, dan pendirian sebuah negara sekuler kecil yang lemah di bawah tekanan Zionisme. Semua itu, justru menjadi pagar pengaman bagi negara Zionis. Kita semua tidak menyadari, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi sudah lama terjadi, semenjak berdirinya negara Islam di Madinah di bawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.[2]

Permusuhan dan usaha Yahudi merusak Islam akan berlanjut terus. Hal ini sudah terlihat dalam peringatan yang disampaikan pendeta Buhairah terhadap Abu Thalib, ketika paman beliau ini menyertakan Rasulullah waktu masih kecil dalam perjalanan dagang bersamanya.

Permusuhan Yahudi, telah dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. [al Maidah/5:82].

Melihat demikian panjang sejarah dan banyaknya permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka dalam tulisan ini, kami ringkas dalam tiga marhalah. [3]

Marhalah Pertama. Upaya Dan Cara Yahudi Menghalangi Dakwah Islam Pada Masa Awal Perkembangan Dakwah Islam.

Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam pada masa-masa awal perkembangan Islam adalah :

1. Melancarkan Embargo Dalam Bidang Ekonomi

Pada awal perkembangan Islam di Madinah, kaum Muslimin dalam kondisi perekonomian yang sangat lemah. Kaum Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta. Adapun kaum Anshar yang menolong mereka pun, bukan pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu, Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum Muslimin dari agama yang dipeluknya, dan melakukan embargo ekonomi.

Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum Muslimin. Ini terjadi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam harta guna membantu urusan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Abu Bakar memasuki Baitul Midras (tempat ibadah kaum Yahudi), didapatinya kaum Yahudi sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash, seorang pembesar Bani Qainuqa`. Dia merupakan salah satu ulama besar, dan mereka didampingi seorang pendeta Yahudi bernama Asy-ya`.

Setelah Abu Bakar Radhiyallahu anhu menyampaikan surat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, maka ia membaca sampai selesai dan kemudian berkata, seraya menghina : “Rabb kalian membutuhkan bantuan kami”.[4]

Perlakuan mereka tidak cukup hanya sampai disini saja, bahkan mereka juga enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual-beli dan amanah kepada kaum Muslimin. Mereka berdalih, bahwa hutang, jual-beli dan amanah tersebut, adanya sebelum Islam. Dan masuknya mereka ke dalam Islam, ini berarti menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Diantara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan : “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi”. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. [Ali Imran/3:75].

2. Membangkitkan Fitnah Dan Kebencian

Dalam upaya menghalangi dakwah Islam, kaum Yahudi menciptakan fitnah dan kebencian antara sesama kaum Muslimin yang pernah ada di kalangan penduduk Madinah. Yaitu dari Aus dan Khazraj semasa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk Islam menerima ajakan kaum Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Sebagaimana kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Sirah Ibnu Hisyam (2/588), ringkas kisahnya : Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis dengan kaum Anshar. Kemudian pemuda Yahudi ini mengingatkan kaum Anshar tentang kejadian perang Bu’ats, hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Hasutan ini sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat Muhajirin menemui mereka dan bersabda :

يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ

Wahai kaum Muslimin, alangkah keterlaluan kalian. Apakah (kalian mengangkat) seruan jahiliyah, padahal aku ada di antara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian, memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam, serta menyatukan hati kalian.

Mendengar seruan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka sadar. Bahwa ini merupakan godaan setan dan tipu daya musuh, sehingga mereka menangis dan saling memaafkan, yaitu antara Aus dan Khazraj. Mereka pun pergi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan patuh dan taat. Allah Azza wa Jalla menurunkan firmanNya:

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan”. Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. [Ali Imran/3 : 99].[5]

3. Menyebarkan Keraguan Pada Diri Kaum Muslimin.

Orang-orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum Muslimin, dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan keimanannya terhadap Islam. Dijelaskan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya:

وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya) : “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). [Ali Imran/3 : 72].

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini dengan pernyataan beliau : “Ini merupakan tipu daya yang mereka inginkan, untuk merancukan agama Islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan pada pagi hari (permulaan siang) dan shalat Shubuh bersama kaum Muslimin. Lalu ketika di akhir siang hari (sore hari), mereka murtad dari agama Islam, agar orang-orang yang jahil mengatakan, bahwa mereka murtad, tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum Muslimin”.[6]


Bersambung ke Bagian-2...

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive