Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, July 13, 2018

Hikmah Dan Keutamaan Puasa Tasu'a (9 Muharram) Dan 'Asyuro (10 Muharram)

Hikmah Dan Keutamaan Puasa Tasuá (9 Muharram) Dan 'Asyuro (10 Muharram)
Sahabat yang Mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِع قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

"Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya, maka para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa pada hari kesembilan (juga).” Ibnu ‘Abbas berkata, belum sampai tahun depan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat." [HR. Muslim]

BEBERAPA PELAJARAN:

1) Sangat ditekankan berpuasa tgl. 10 Muharram berdasarkan hadits yang mulia ini. Juga sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Dan puasa hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku harap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya." [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu'anhu]

2) Juga disyari’atkan berpuasa tgl. 9 Muharram demi menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bahkan berpuasa di kebanyakan atau seluruh Muharram lebih baik lagi. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَان شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah; Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam." [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]

3) Diantara tujuan besar syari'at agama yang mulia ini adalah menyelisihi orang-orang kafir, maka tidak boleh melakukan tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam ciri-ciri khusus mereka, baik dalam perkara agama maupun dunia. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka." [HR. Abu Daud, Shahihul Jami’: 6149 dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma]

4) Kesamaan ajaran Syi’ah dan Yahudi; orang-orang Yahudi menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari raya. Sahabat yang Mulia Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu berkata, "Hari ‘Asyuro (10 Muharram) adalah hari yang dimuliakan orang-orang Yahudi, mereka menjadikannya sebagai hari raya." [Riwayat Ibnu Abi Syaibah: 9353]

Demikian pula orang-orang Syi’ah, mereka menjadikan hari ‘Asyuro sebagai ‘Hari Raya Bersedih dan Meratap’. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Dengan sebab terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu’anhu, maka setan memunculkan dua bid’ah bagi manusia, yaitu bid’ah bersedih dan meratap pada hari ‘Asyuro." [Minhajus Sunnah, 2/332]

Mereka menyakiti diri di hari tersebut sebagai tanda berkabung atas kematian Al-Husain radhiyallahu’anhu. Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, "Bukan bagian dari kami; orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah (ketika ditimpa musibah)." [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

5) Kewajiban meneladani Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam dalam beribadah...

-------------------------

Baca Selengkapnya:
http://sofyanruray.info/hikmah-dan-keutamaan-puasa-tasua-9-muharram-dan-asyuro-10-muharram/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive