Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, August 15, 2018

Lafal Dzikir (Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil) Dan Keutamaannya - Bag.2

Lafal Dzikir (Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil) Dan Keutamaannya
Lanjutan dari Bagian-1...

Alhamdulillah...

Wahai Kaum Muslimini yang dirahmati Oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Berikut Keutamaan Tasbih,Tahmid,Takbir dan Tahlil. Sungguh Di Surga tidak ada lagi Puasa,Zakat, Haji,Sholat dll, Hnya ada lafal Tasbih,Takbir,Tahmid, dan Tahlil yang senantiasa kita ucapkan sebagaimana saat ini kita bernafas.

Bagaimana Cara Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam Membaca Tasbih

"Dari Abdullôh bin Umar Radhiallahu anhu,dia berkata: “Aku melihat Rasūlullôh shalallahu 'alaihi wa sallam menghitung bacaan tasbih (dengan jari jari) tangan kanannya" (HR. Abu Dawud dengan lafazh yang sama 2/81, At-Tirmidzi 5/521, dan lihat Shahihul Jami’ 4/271, no. 4865)

20 Lafal Dzikir (Tasbih,Takbir,Tahmid& Tahmid dan Keutamannya) 

Lafal Dzikir 13 (Cukuplah Allah) 

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ 

Hasbunallaah wa ni'mal wakiil.

Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.-

HR. Bukhari no. 4563. Hadits selengkapnya:
Kata sahabat Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa "hasbunallaah wa ni'mal wakiil" adalah perkataan Nabi 'Ibrahim 'alaihis salaam ketika beliau akan dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat, "'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,' maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.'" (Ali Imran [3]: 173).

Kalimat ini termasuk dzikir sederhana, namun mengandung makna yang luar biasa. Dzikir ini menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah pada Allah dan menjadikan-Nya sebagai tempat bersandar.

Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir berkata bahwa maksud "hasbunallaah" ialah Allah-lah yang mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan "al wakiil", kata Al Faro' berarti orang yang mencukupi. Demikian pula kata Ibnul Qosim. Sedangkan Ibnu Qutaibah berkata bahwa makna "al wakiil" adalah yang bertanggung jawab (yang menjamin). Al Khottobi berkata bahwa "al wakiil" adalah yang bertanggung jawab memberi rizki dan berbagai maslahat bagi hamba.

Dalam tafsir Al Jalalain disebutkan makna dzikir di atas ialah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar dalam segala urusan.

Syaikh As Sa'di dalam kitab tafsirnya memaparkan, Maksud "hasbunallaah" adalah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka, dan "ni'mal wakiil" adalah Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan maslahat.

Syaikh Al Imam Al 'Arif rahimahullah berkata bahwa dalam hadits di atas adalah isyarat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada para sahabatnya agar mereka rujuk (kembali) pada Allah Ta'ala, bersandar pada-Nya, sadar bahwa tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya. Kalimat "hasbunallaah" adalah tanda bahwa hamba benar-benar butuh pada Allah dan itu sudah amat pasti. Lalu tidak ada keselamatan kecuali dari dan dengan pertolongan Allah. Tidak ada tempat berlari kecuali pada Allah. Allah Ta'ala berfirman, "Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu." (Adz Dzariyat [51]: 50). (Bahrul Fawaid karya Al Kalabadzi).

Lafal Dzikir 14 (Dicatat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat. 

Membaca dzikir ketika masuk pasar atau tempat keramaian.

Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca: "laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir"

[tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan. Dan milikNyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup dan tidak mati, di TanganNyalah segala kebaikan,.dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu]

maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.” (HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ad Darimi dan dinilai hasan oleh Al Albani)

Lafal Dzikir 15 (beristighfar atau berdo’a maka akan dikabulkan. Jika  berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka shalatnya diterima.”)

Berdzikir ketika terbangun dari tidur 

Dari Ubadah bin Shamit, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang terbangun ketika tidur malam kemudian dia membaca : "laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir. Alhamdulillah, wa subhanallah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah" [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan, milkNyalah segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji milik Allah, Mahasuci Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah], kemudian dia beristighfar atau berdo’a.maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka.shalatnya diterima.” (HR. Â Bukhari & Abu Dawud)

Lafal Dzikir 16 (datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak)

Membaca dzikir setiap pagi dan sore. Diantara dzikir yang disyariatkan adalah membaca :

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ 

Subhanallah wa bi-hamdih.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu , Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: ‘subahanallah wa bihamdihi ‘ seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim)

Lafal Dzikir 17 (lebih utama dibandingkan 100 ekor onta sembelihan, lebih utama dibandingkan memerdekakan 100 orang budak., lebih utama dibandingkan 100 ekor yang ditunggangi atasnya. tak ada seorang pun yang mendatangkan (mengerjakan) suatu amalan yang lebih utama dibandingkan amalannya, kecuali orang yang mengucapkan seperti ucapannya atau lebih)

Dzikir berikut ini merupakan rangkaian beberapa kalimat indah penuh makna: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qodir. Dari Abdullah bin Amer -radhiyallahu anhu-, ia berkata, “Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ ﻗﺒﻞ ﻃﻠﻮﻉ 
ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﻗﺒﻞ ﻏﺮﻭﺑﻬﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺔ 
ﺑﺪﻧﺔ ﻭﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ ﻗﺒﻞ 
ﻃﻠﻮﻉ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﻗﺒﻞ ﻏﺮﻭﺑﻬﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ 
ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺔ ﻓﺮﺱ ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪُ 
ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ ﻗﺒﻞ ﻃﻠﻮﻉ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﻗﺒﻞ 
ﻏﺮﻭﺑﻬﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﺘﻖ ﻣﺎﺋﺔ ﺭﻗﺒﺔ 
ﻭﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ 
ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻭﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ 
ﻗﺪﻳﺮ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ ﻗﺒﻞ ﻃﻠﻮﻉ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﻗﺒﻞ 
ﻏﺮﻭﺑﻬﺎ ﻟﻢ ﻳﺠﻲﺀ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﺣﺪ ﺑﻌﻤﻞ 
ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻗﻮﻟﻪ ﺃﻭ ﺯﺍﺩ 

“Barangsiapa yang mengucapkan:

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪ

Subhanallah

(artinya: Maha Suci Allah), sebanyak 100 kali, sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka hal itu lebih utama dibandingkan 100 ekor onta sembelihan.

Barangsiapa yang mengucapkan:

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ 

Alhamdulillah 

(artinya: Segala puji bagi Allah), sebanyak 100 kali sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka hal itu lebih utama dibandingkan 100 ekor yang ditunggangi atasnya.

Barangsiapa yang mengucapkan:

ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ 

Allahu Akbar

(artinya: Allah Maha Besar), sebanyak 100 kali sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka hal itu lebih utama dibandingkan memerdekakan 100 orang budak.

Barangsiapa yang mengucapkan:

ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ 
ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ 

Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qodir

(artinya : Tiada sembahan yang haq, melainkan Allah saja,tiada sekutu bagi-Nya. Dia-lah yang memiliki segala kerajaandan pujian, sedang Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu”), sebanyak100 kali, sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka tak ada seorangpun yang mendatangkan (mengerjakan) suatu amalan yang lebih utama dibandingkan amalannya, kecuali orang yang mengucapkan seperti ucapannya atau lebih”.[HR. An-Nasa’iy dalam As-Sunan Al-Kubro (no. 10657) dan Ath- Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (no. 516). Hadits ini dihukumi hasan oleh Syaikh Al- Albaniy dalam Shohih At-Targhib (no. 658)]

Dzikir ini anda baca di kala pagi dan sore. Masing-masing dibaca sebanyak 100 kali. Rauplah banyak keutamaan dengan empat potong kalimat hebat ini. Subhanallah…

Lafal Dzikir 18 (sholat Dhuha 2 Rakaat) 

Dari Abu Zar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Atas setiap ruas tulang dari seseorang di antara engkau semua itu pada setiap paginya harus ada masing-masing sedekahnya. Maka setiap sekali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap.sekali bacaan tahmid adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahlil adalah sedekah, setiap sekali bacaan takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari kemungkaran juga sedekah dan keseluruhannya itu.dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang itu dari shalat Dhuha.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Lafal Dzikir 19 membaca Al Qur’an. 

Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali….” (HR. At Tirmidzi, At Thabrani dan dinilai shahih oleh Al Albani)

Lafal Dzikir 20 (Pahalanya Lebih Besar Daripada Dzikir Sehari Semalam) 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ مَا خَلَقَ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ 
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ 

سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ مَا خَلَقَ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ 
وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ 

Alhamdulillaahi ‘adada maa kholaq,
walhamdulillaahi mil-a maa kholaq,
walhamdulillaahi ‘adada maa fis-samaawaati wa maa fil ardh,
walhamdulillaahi ‘adada maa ahshoo kitaabuh,
walhamdulillaahi mil-a maa ahshoo kitaabuh,
walhamdulillaahi ‘adada kulli syai-in,
walhamdulillaahi mil-a kulli syai-in,

Subhaanallaahi ‘adada maa kholaq,
wa subhaanallaahi mil-a maa kholaq,
wa subhaanallaahi ‘adada maa fis-samaawaati wa maa fil ardh,
wa subhaanallaahi ‘adada maa ahshoo kitaabuh,
wa subhaanallaahi mil-a maa ahshoo kitaabuh
wa subhaanallaahi ‘adada kulli syai-in,
wa subhaanallaahi mil-a kulli syai-in.

Segala puji bagi Allah sebanyak ciptaan-Nya, 
Segala puji bagi Allah meliputi seluruh ciptaan-Nya, 
Segala puji bagi Allah sebanyak segala yang ada di langit dan di bumi, 
Segala puji bagi Allah sebanyak segala yang terhitung dalam kitab-Nya, 
Segala puji bagi Allah meliputi semua yang dapat dihitung dalam kitab-Nya,= 
Segala puji bagi Allah sebanyak segala sesuatu, 
Segala puji bagi Allah meliputi segala sesuatu, 

Maha suci Allah sebanyak ciptaan-Nya, 
Maha suci Allah meliputi seluruh ciptaan-Nya, 
Maha suci Allah sebanyak segala yang ada di langit dan di bumi, 
Maha suci Allah sebanyak segala yang terhitung dalam kitab-Nya, 
Maha suci Allah meliputi semua yang dapat dihitung dalam kitab-Nya, 
Maha suci Allah sebanyak segala sesuatu, 
Maha suci Allah meliputi segala sesuatu. 

HR. Imam Nasa’i 6/50 hadits no 9994, Ibnu Khuzaimah 1/371 hadits nomor 754 dan Imam Thabrani 8/238 hadits no. 7930. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam kitab Shahihul Jami’ no 2615.

Suatu saat Nabi -shallallahu alaihi wasallam- melihat Abu Umamah -radhiallahu anhu- menggerakkan bibirnya, maka beliau bertanya, “Apa yang sedang kau baca wahai Abu Umamah?” Dia menjawab, “Aku sedang berdzikir kepada Allah.” Beliau mengatakan, “Maukah aku tunjukkan kepadamu dzikir yang pahalanya lebih banyak dari dzikirmu selama sehari semalam?” Kemudian beliau mengajarinya: (dzikir di atas), dan beliau berpesan, “Ajarkanlah dzikir ini kepada orang-orang setelahmu.”

-------------------------

Sumber: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/145534592213274
Sumber: Hisnul Muslim.
Sumber: http://www.madinatulquran.or.id/dzikir-yang-sangat-dahsyat-pahalanya dan http://jilbab.or.id/archives/2153-berdzikir-sekali-mendapat-pahala-berdzikir-sepanjang-malam-dan-siang-hari
Sumber: http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/hasbunallah-wa-nimal-wakiil.html

==========

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya. Semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita.

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive