Jawaban:
Bismillah…
Sesungguhnya ta’bir mimpi bukanlah keahlian yang bisa dipelajari dan diwariskan, namun ta’bir mimpi merupakan ilmu yang disematkan oleh Allah ke dalam hati salah satu hamba-Nya. Sementara kita tidak tahu siapakah hamba Allah yang telah diberi ilmu ini. Demikian pula, tidak boleh seorangpun mengaku dirinya telah mampu men-ta’bir mimpi, selain para Nabi. Karena mereka mendapat wahyu dari Allah.
Di sisi lain, tidak ada kaidah khusus dalam men-ta’bir mimpi. Karena, terkadang ada satu mimpi yang sama, namun dialami dua orang dalam kesempatan yang berbeda dan ternyata ta’bir mimpinya sangat jauh berbeda. Karena ta’bir mimpi disesuaikan dengan semua keadaan yang dialami oleh orang yang bermimpi. Karena itu, kami nasihatkan agar kita tidak terlalu mempedulikan mimpi, dengan beberapa alasan:
1. Mimpi tidak bisa mengubah takdir. Apapun yang kita alami dan yang akan kita alami di alam ini telah ditakdirkan oleh Allah.
2. Tidak semua mimpi datang dari Allah. Karena setan memiliki kemampuan mengendalikan mimpi manusia. Terutama mimpi kalut, yang tidak jelas kronologisnya, atau perjalanannya tidak berurutan.
3. Kesibukan seseorang untuk men-ta’bir mimpi, bisa jadi akan mengundang setan untuk mempermainkan kita dalam mimpi. Terutama mimpi yang menakutkan.
4. Ketika kita tidak tahu ta’bir mimpi yang kita alami, bukan berarti tidak ada upaya untuk berusaha menghindarkan diri dari dampak buruk mimpi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan, agar orang yang mendapatkan mimpi buruk untuk meludah ke kiri tiga kali dam membaca doa:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ الشَّيطَانِ وَمِنْ شَرِّ مَا رَأَيْتُ
“Saya berlindung kepada Allah dari kejahatan setan dan dampak buruk mimpi yang saya alami.”
Kemudian, jangan ceritakan mimpi buruk itu kepada orang lain.
Dengan melakukan beberapa hal di atas, insya Allah kita akan terhindar dari dampak buruk mimpi yang kita alami.
Allahu a’lam.
📚 Disarikan dari Liqa’at Bab al-Maftuh, volume 12, no. 216
Semoga bermanfaat.
👤 Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
===============================
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.