Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, October 19, 2018

Hukum Meletakkan al-Quran di Lantai

Hukum Meletakkan al-Quran di Lantai
Afwan tanya tadz, apa hukum meletakkan al-Quran di lantai? Apakah diperbolehkan atau tdk? sukron.

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Bagian dari memuliakan kitabullah adalah dengan meletakkan di tempat yang terhormat. Ini tidak hanya berlaku untuk al-Quran, termasuk kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, seperti injil atau taurat.

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita,

‎أَتَى نَفَرٌ مِنْ يَهُودَ فَدَعَوْا رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْقُفِّ فَأَتَاهُمْ فِى بَيْتِ الْمِدْرَاسِ فَقَالُوا يَا أَبَا الْقَاسِمِ إِنَّ رَجُلاً مِنَّا زَنَى بِامْرَأَةٍ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ فَوَضَعُوا لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وِسَادَةً فَجَلَسَ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « ائْتُونِى بِالتَّوْرَاةِ ». فَأُتِىَ بِهَا فَنَزَعَ الْوِسَادَةَ مِنْ تَحْتِهِ فَوَضَعَ التَّوْرَاةَ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « آمَنْتُ بِكِ وَبِمَنْ أَنْزَلَكِ ». ثُمَّ قَالَ « ائْتُونِى بِأَعْلَمِكُمْ ». فَأُتِىَ بِفَتًى شَابٍّ ثُمَّ ذَكَرَ قِصَّةَ الرَّجْمِ

Ada beberapa orang dari Yahudi mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk datang ke Quf (nama suatu lembah di Madinah). Lalu beliau mendatangi mereka di Baitul Midras (tempat belajar Yahudi). Mereka mengatakan, ‘Wahai Abul Qosim, ada lelaki diantara kami yang berzina dengan wanita. Tolong berikan putusan hukum untuk kami. Merekapun membawakan kursi untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau duduk. Lalu beliau bersabda, “Bawakan Taurat kepadaku.” Lalu mereka membawakan Taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengambil kursinya dan beliau letakkan Taurat di kursi itu. Beliau bersabda, “Aku beriman kepadamu dan kepada Dzat yang menurunkanmu.” Kemudian beliau bersabda, “Panggil orang yang paling ngerti Taurat diantara kalian!” lalu datanglah seorang pemuda.. hingga akhir kisah, kedua yahudi yang berzina tadi mereka dirajam. (HR. Abu Daud 4451 dan dihasankan al-Albani)

Yang menjadi kepentingan kita dari hadis ini adalah sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau meletakkan Taurat. Beliau letakkan kitab suci itu di atas kursi, bukan di lantai. Yang ini menunjukkan bagaimana penghormatan beliau terhadap kitab Allah, termasuk Taurat.

Dan semua upaya memuliakan al-Quran adalah kewajiban. Memuliakan dalam arti, melindungi al-Quran dari kondisi dihinakan.

An-Nawawi mengatakan,

‎أجمع العلماء على وجوب صيانة المصحف واحترامه

Ulama sepakat wajibnya menjaga mushaf al-Quran dan memuliakannya.” (al-Majmu’, 2/71)

Boleh diletakkan di Lantai jika Dibutuhkan

Jika terpaksa harus diletakkan di lantai, selama tidak ada kesan menghinakan, dibolehkan oleh beberapa ulama.

Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,

‎ومن النصيحة لكتاب الله عز وجل : أن لا تضعه في موضع يمتهن فيه ، ويكون وضعه فيه امتهاناً له ، كمحل القاذورات ، وما أشبه ذلك

Bagian dari bersikap baik terhadap kitabullah adalah hendaknya tidak diletakkan di tempat yang hina. Sehingga ketika al-Quran diletakkan di sana, terhitung menghina al-Quran. Seperti tempat-tempat kotor atau semacamnya.

‎وأما وضع المصحف على الأرض الطاهرة الطيبة : فإن هذا لا بأس به ، ولا حرج فيه ؛ لأن هذا ليس فيه امتهان للقرآن ، ولا إهانة له ، وهو يقع كثيراً من الناس إذا كان يصلي ويقرأ من المصحف وأراد السجود يضعه بين يديه : فهذا لا يعدُّ امتهانا ، ولا إهانة للمصحف ، فلا بأس به

Sementara meletakkan mushaf di tanah yang baik dan suci, hukumnya dibolehkan dan tidak masalah. Karena ini tidak terhitung menghina al-Quran. Dan ini banyak terjadi di masyarakat, ketika mereka shalat sambil membaca mushaf, ketika hendak sujud mereka letakkan di depannya. Ini tidak termasuk penghinaan atau menghina al-Quran, sehingga tidak masalah. (Syarh Riyadhus Shalihin, 1/423)

Demikian, Allahu a’lam.

👤 Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive