2⃣ Kedua: Makan beberapa butir kurma sebelum berangkat, sebagaimana hadits Anas رضي الله عنه. (HR al-Bukhari no. 953)
3⃣ Ketiga: Berangkat dan pulang melewati jalan yang berbeda, sebagaimana hadits Jabir رضي الله عنه. (HR al-Bukhari no. 986)
4⃣ Keempat: Mengeraskan takbir ketika keluar dari rumah. Dan meneruskan takbir sampai ditegakkannya solat. (Lihat ash-Shahihah 1/279)
Adapun lafazh takbirnya, maka tidak ada satupun hadits yang sahih yang menentukan bacaannya. Hanya saja terdapat beberapa atsar sahabat yang sahih yang menerangkan bacaan tersebut. Diantaranya:
Allahu Akbar Allahu Akbar,
Laailaaha illallahu Wallahu Akbar,
Allahu Akbar Walillahil Hamdu
atau
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,
Laailaaha illallahu Wallahu Akbar,
Allahu Akbar Walillahil Hamdu
atau yang lainnya. (Lihat al-Irwa’ 3/125-126)
Didalam bertakbir tidak disyariatkan untuk dikerjakan secara berjama’ah dengan satu suara. (Lihat ash-Shahihah 1/279)
Perlu diingatkan, apa yang dilakukan oleh sebahagian kaum muslimin dengan menambahkan selawat di sela-sela takbir. Hal ini merupakan suatu kekeliruan, kerana tidak pernah dinukilkan dari Rasulullah ﷺ, Khulafaur Rasyidin dan para sahabatnya رضي الله عنهما.
📂 Sumber: httphttp://www.darussalaf.or.id/fiqih/ber-idul-fitri-di-atas-sunnah-nabi-shalallahu-alaihi-wa-sallam/
📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.