Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang amalan ketika hujan.
☑ Kelima, Ngalap Berkah dari Air Hujan
Dalam al-Quran, Allah menyebut hujan sebagai sesuatu yang diberkahi,
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Kami turunkan dari langit air yang berkah (banyak manfaatnya) lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. (QS. Qaf: 9)
Diantara bentuk ngalap berkah (tabarruk) yang diperbolehkan dalam syariat adalah ngalap berkah dengan air hujan. Bentuknya, dengan menghujankan sebagian anggota tubuh kita. Mengapa ini diizinkan? Jawabnya, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukannya.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
“Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya, lalu beliau guyurkan badannya dengan hujan. Kamipun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa anda melakukan demikian?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Ahmad 12700, Muslim 2120, dan yang lainnya).
An Nawawi menjelaskan,
ومعناه أَنَّ الْمَطَرَ رَحْمَةٌ وَهِيَ قَرِيبَةُ الْعَهْدِ بِخَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى لَهَا فَيُتَبَرَّكُ بِهَا
“Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat. Rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk (mengambil berkah) darinya.” (Syarh Shahih Muslim, 6/195).
Kapan Dianjurkan Ngalap Berkah?
Kita simak keterangan an Nawawi,
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ دَلِيلٌ لِقَوْلِ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ عِنْدَ أَوَّلِ الْمَطَرِ أَنْ يَكْشِفَ غَيْرَ عَوْرَتِهِ لِيَنَالَهُ الْمَطَرُ
“Dalam hadits ini terdapat dalil yang mendukung pendapat ulama syafi’iyah tentang anjuran menyingkap bagian badan selain aurat pada awal turunnya hujan, agar bisa terguyur air hujan.” (Syarh Shahih Muslim, 6/196).
Contoh Bentuk Ngalap Berkah dengan Hujan
Praktek ngalap berkah ketika turun hujan, juga dilakukan oleh Ibnu Abbas. Ketika hujan turun, Ibnu Abbas menyuruh pembantunya (Jariyah) untuk mengeluarkan barang-barangnya, agar terkena hujan.
Dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Ibnu ‘Abbas,
أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ، يَقُوْلُ: “يَا جَارِيَّةُ ! أَخْرِجِي سَرْجِي، أَخْرِجِي ثِيَابِي، وَيَقُوْلُ: وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكاً
“Apabila turun hujan, beliau mengatakan, ”Wahai jariyah keluarkanlah pelanaku, juga bajuku”.” Lalu beliau membaca (ayat),
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكاً
“Dan Kami menurunkan dari langit air yang penuh barokah (banyak manfaatnya).” (QS. Qaaf: 9).” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 1228 dan dinyatakan shahih mauquf, sampai Ibnu Abbas).
☑ Keenam, Membaca doa ketika melihat atau mendengar suara petir
Doa ini menunjukkan pengagungan kita kepada Allah. Di saat kita terheran karena melihat fenomena alam yang mengerikan, kita memuji Allah yang telah menciptakannya.
Diantara doa yang dianjurkan untuk kita baca, doa ketika melihat atau mendengar petir.
سُبْحَانَ الَّذِى يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Maha Suci Dzat, petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.
Dari Amir, dari ayahnya Abdullah bin Zubair,
أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَمِعَ الرَّعْدَ تَرَكَ الْحَدِيثَ وَقَالَ سُبْحَانَ الَّذِى يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ. ثُمَّ يَقُولُ إِنَّ هَذَا لَوَعِيدٌ لأَهْلِ الأَرْضِ شَدِيدٌ
Apabila beliau mendengar petir, beliau berhenti bicara. Lalu membaca doa di atas. Kemudian beliau mengatakan, ‘Sungguh ini adalah ancaman keras bagi penduduk bumi.’ (al-Muwatha’, Malik, no. 1839 dan dihahihkan al-Albani dalam Shahih al-Kalim at-Thayib).
Demikianlah adab yang diajarkan dalam islam, mengisi setiap suasana keheranan, dan ketakutan dengan zikir dan memuji Sang Pencipta.
☑ Ketujuh, Ketika Terjadi Hujan Lebat
Ketika turun hujan, kita berharap agar hujan yang Allah turunkan menjadi hujan yang mendatangkan berkah dan bukan hujan pengantar musibah. Karena itu, ketika hujan datang semakin lebat, dan dikhawatirkan membahayakan lingkungan, kita berdoa memohon agar hujan dialihkan ke daerah lain, agar lebih bermanfaat.
Di Madinah pernah terjadi hujan satu pekan berturut-turut, hingga banyak tanaman yang rusak dan binatang kebanjiran. Para sahabat meminta pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam supaya berdo’a agar cuaca kembali menjadi cerah. Akhirnya beliau berdoa,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
”Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan membahayakan kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari 1013 & Muslim 2116).
Doa ini juga dianjurkan ketika merasa khawatir akan terjadi banjir.
Demikian beberapa adab tambahan ketika hujan.
Bersambung ke Bagian-3...
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.