Ketika buah diekspolitasi berlebihan sedangkan pohonnya tidak dipupuk subur, bahkan tidak ditanam, maka pasar penipuan, eksploitasi dan monopoli akan merajalela.
Makan nasi terus menerus namun sawah diterlantarkan dan generasi muda tidak lagi mau bercocok tanam, maka terjadi kelangkaan stok beras dan marak beredar beras palsu terbuat dari butiran plastik akibat kelangkaan beras.
Kewalian adalah buah dari amal sholeh, sedangkan amal sholeh itu hanya diakui sebagai amal sholeh bila memenuhi 2 kriteria:
1. Dilakukan secara ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.
2. Dikerjakan dengan benar sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Kewalian itu nyata, namun bila kewalian itu tidak dibangun di atas dua kriteria di atas maka itu serupa dengan beras hasil impor alias kewalian impor ala agama lain, alias para penipu atau wali ala penganut agama lain atau beras palsu, akibat dari kelangkaan stok beras atau akibat dari nafsu panen beras namun malas bercocok tanam.
Padahal telah jelas bahwa status kewalian itu pasti dimiliki oleh setiap orang yang beriman dan beramal sholeh.
اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ ﴿المائدة :
"Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah)". (QS. Al-Maidah: 55)
Lagian siapa atau lembaga mana yang berwenang menerbitkan sertifikasi kewalian?
Nampaknya yang status wali kayak gini ini yang lebih perlu disertifikasi agar tidak memakan banyak korban dari masyarakat awam.
Semoga mencerahkan
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02dMNmSekKhuPpu74GVa388EawsrSXACRbfgEeCC47jbwwzy2JvsAhJhzrtbx1SGul&id=100044302190144
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.