Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, November 14, 2022

Mengaku Syafiiyyah Tetapi Isbal

Mengaku Syafiiyyah Tetapi Isbal
Bismillah...

Banyak orang yang mengaku pengikut imam Syafii, tetapi banyak ajaran Imam Syafii rahimahullah yang mereka abaikan. Misalkan masalah memakai celana, kain atau sarung, tidak sedikit diantara mereka yang menjulurkannya sampai dibawah mata kaki. Padahal menurut Madzhab Syafi’i, yang isbal karena sombong, haram hukumnya dan yang isbal bukan karena sombong, makruh hukumnya.

Berkata Imam Nawawi rahimahullah :

إن الإسبال يكون في الإزار والقميص والعمامة، وإنه لا يجوز إسباله تحت الكعبين إن كان للخيلاء، فإن كان لغيرها فهو مكروه، وظواهر الأحاديث في تقييدها بالجر خيلاء تدل على أن التحريم مخصوص بالخيلاء

Sesungguhnya ISBAL itu tidak boleh pada sarung (kain), gamis dan 'imamah (sorban). Tidak boleh isbal di bawah mata kaki jika sombong, jika tidak sombong maka makruh (dibenci). Secara zhahir hadits-hadits yang ada memiliki pembatasan (taqyid) jika menjulurkan dengan sombong, itu menunjukkan bahwa pengharamannya hanya khusus bagi yang sombong .” (Syarh Shahih Muslim). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/27107/88623 

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :

وقال النووي: الإسبال تحت الكعبين للخيلاء، فإن كان لغيرها فهو مكروه، وهكذا نص الشافعي على الفرق بين الجر للخيلاء ولغير الخيلاء، قال: والمستحب أن يكون الإزار إلى نصف الساق، والجائز بلا كراهة ما تحته إلى الكعبين، وما نزل عن الكعبين ممنوع منع تحريم إن كان للخيلاء وإلا فمنع تنزيه، لأن الأحاديث الواردة في الزجر عن الإسبال مطلقة فيجب تقييدها بالإسبال للخيلاء انتهى 

Berkata An Nawawi: “Isbal dibawah mata kaki dengan sombong (haram hukumnya), jika tidak sombong maka makruh. Demikian itu merupakan pendapat Asy Syafi’i tentang perbedaan antara menjulurkan pakaian dengan sombong dan tidak dengan sombong. Dia berkata: Disukai memakai kain sarung sampai setengah betis, dan boleh saja tanpa dimakruhkan jika dibawah betis sampai mata kaki, sedangkan di bawah mata kaki adalah dilarang dengan pelarangan haram jika karena sombong, jika tidak sombong  maka itu larangan (makruh) tanzih. Karena hadits-hadits yang ada yang menyebutkan dosa besar bagi pelaku isbal adalah hadits mutlak (umum), maka wajib mentaqyidkan (mengkhususkan/membatasinya) hadits itu adalah karena isbal yang dimaksud jika disertai khuyala (sombong). Selesai.” (Fathul Bari). 

Sumber http://islamport.com/w/amm/Web/2571/7451.htm 

Untuk itu, boleh-boleh saja mengaku bermadhzab Syafi’i, namun jika pengakuan tidak ada bukti dan realitanya, maka itu hanya lipstik penghias bibir belaka. Pantaslah dikatakan kepadanya seperti ungkapan syair yang sangat masyhur :

كُلٌّ يَدَّعِي وَصَلاً بِلَيْلَى … وَلَيْلَى لَا تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا

Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila...

Namun Laila menolak pengakuan mereka itu...


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02yHLaHHRZQyAArfLmvk9DHhKh7V1aAD4EN1HLAxH182JS3itgtRbsqW9tVPMpeyjCl&id=903924823277358

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive