๐๐ผ Perintah apabila yang dimaksud darinya pelakunya, maka perintah itu hukumnya FARDHU โAIN.
๐๐ผ Dan apabila yang dimaksud perbuatannya, maka perintah itu hukumnya FARDHU KIFAYAH.
Ini adalah kaidah untuk membedakan antara perintah yang bersifat fardhu โain dan perintah yang bersifat fardhu kifayah.
Bila yang dimaksud adalah pelakunya, maka fardhu โain.
โ contohnya perintah untuk sholat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya.
Bila yang dimaksud perbuatannya, maka fardhu kifayah.
โ contohnya adalah adzan, bila ada satu orang adzan, maka itu sudah terhasilkan. Maka itu mencukupi.
โ contohnya lagi menyelenggarakan pengurusan jenazah. tidak wajib setiap orang mengurus jenazah.
Wallahu aโlam ๐ด
Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู
Dari kitab โSyarah Mandzumah Ushul Fiqihโ, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih AlโUtsaimin, ุฑุญู ู ุงููู ุชุนุงูู.
NB :
โ Fardhu โain (kewajiban perorangan). Fardhu 'ain artinya kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu Muslim yang telah memenuhi sarat dan tidak bisa diwakili/diganti orang lain, misalnya shalat lima waktu, hijab, zakat, puasa dan pergi haji ke Mekkah sekali seumur hidup.
โ Fardhu Kifayah. Fardhu kifayah artinya kewajiban yang dibebankan pada seluruh ummat. Seseorang tidak diwajibkan melaksanakan suatu tugas jika ada cukup orang dalam kelompok masyarakat telah memenuhinya. Contohnya adalah adzan, bila ada satu orang adzan, maka itu sudah terhasilkan. Maka itu mencukupi. Contohnya lagi menyelenggarakan pengurusan jenazah, tidak wajib setiap orang mengurus jenazah.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. โBarangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannyaโ. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.