Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, January 2, 2023

Apa Kata Al-Imam Asy-Syafii tentang Sunnah Tarkiyyah?

Apa Kata Al-Imam Asy-Syafii tentang Sunnah Tarkiyyah?
Bismillah...

Meninggalkan sesuatu yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk ditinggalkan atau tidak ternukil dari beliau dalam perkara agama ini diistilahkan sunnah tarkiyyah.

Hal itu sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa ia thawaf di Ka'bah bersama Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan ketika itu Mu'awiyah mengusap semua rukun Ka'bah padahal yang disyariatkan untuk diusah hanya rukun Yamani dan Hajar Aswad. 

Maka Ibnu Abbas mengatakan,

لم تستلم هذين الركنين ولم يكن رسول الله ﷺ يستلمهما؟

Mengapa engkau usap juga kedua rukun ini (yaitu rukun Syami dan rukun Iraqi) sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengusapnya?

فقال معاوية ليس شيئ من البيت مهجورا فقال ابن عباس ( لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة ) فقال معاوية صدقت!

Muawiyah berkata, “Tidak ada sesuatu pun dari baitullah ini yang patut ditinggalkan.” 

Maka Ibnu Abbas berkata, “Sungguh telah ada bagi kalian suri teladan yang baik pada diri Rasulullah.” 

Akhirnya Muawiyah berkata, “Engkau telah berkata yang benar!” 

(HR. Ahmad 1877 sanadnya dishahihkan Syaikh Al-'Allamah Ahmad Syakir)

Berdasarkan atsar ini Al-Imam Asy-Syafii (204 H) mengatakan, 

ولكنا نتبع السنة فعلا أو تركا

Akan tetapi kewajiban kita adalah mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara fi’liyyah (perbuatan) maupun tarkiyyah (meninggalkan).” 

(Fat-hul Bari 3/475)

Yaitu apa yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka diikuti dan apa yang beliau tinggalkan maka tidak dikerjakan. 

Syaikh Al-'Allamah Muhammad Al-Wushabi rahimahullah berkata, 

Sunnah tarkiyyah ada dua macam,

ما أمر النبي ﷺ بتركه كالنياحة ومتابعة الكفار والجلوس على القبر وحمل المصحف إلى بلاد الكفار ، إلى غير ذلك من المنهيات الشرعية

1). Apa yang diperintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkannya seperti niyahah (meratapi mayyit), mengikuti kebiasaan orang-orang kafir, duduk-duduk di atas kuburan, membawa mushaf ke negeri kuffar, dan selain itu dari perkara yang dilarang syariat.

ما تركه تعبدا كترك الآذان في صلاة العيد وترك التلفظ بالنية

2). Apa yang ditinggalkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara ta'abbudi (murni ibadah) seperti meninggalkan adzan dalam shalat 'Ied dan tidak melafalkan niat secara lisan. 

(Aysarusy Syuruh 'alal Qaulil Mufid fi Adillatit Tauhid hlm. 58)

Namun, adakalanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggalkan suatu amalan yang lebih utama karena ingin memberi kemudahan bagi umatnya dan tidak ingin memberatkan.

Maka dalam kondisi seperti itu mengerjakan amalan yang beliau tinggalkan hukumnya menjadi dianjurkan seperti puasa Dawud yang beliau katakan sebaik-baik puasa.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02GyWFs4PfNsgbZ1BgjZqpzCBZCZHUuhaTivpsbriMxafdkXLRKe6DNh67gzaPfpeLl&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive