Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, May 20, 2023

Apakah Dianjurkan Tidak Mengubah Posisi Kakinya Selepas Shalat Maghrib dan Shalat Shubuh?

Apakah Dianjurkan Tidak Mengubah Posisi Kakinya Selepas Shalat Maghrib dan Shalat Shubuh?
Bismillah...

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Ghanm hadits sebagai berikut,

من قال قبل أن ينصرف ويثني رجله من صلاة المغرب والصبح: لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد بيده الخير يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير عشر مرات كتب له بكل واحدة عشر حسنات ومحيت عنه عشر سيئات ورفع له عشر درجات وكانت حرزا من كل مكروه وحرزا من الشيطان الرجيم ولم يحل لذنب يدركه إلا الشرك وكان من أفضل الناس عملا إلا رجلا يفضله

"Barangsiapa sebelum berpaling atau sebelum mengubah posisi kakinya dari shalat Maghrib dan shalat Shubuh ia membaca, 

"Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit biyadihil khairu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir".

(Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan pujian, Dia-lah Dzat yang menghidupkan dan mematikan, Di TanganNya-lah seluruh kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu). Sebanyak sepuluh kali.

Maka setiap satu kalimat dari dzikir tersebut ditulis untuknya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejelekan dan diangkat baginya sepuluh derajat dan menjadi pelindung baginya dari kejelekan dan dari setan yang terkutuk, dan tidak ada dosa yang membinasakan dirinya selain kesyirikan dan dia termasuk orang yang paling baik amalannya kecuali orang yang mengungguli dia dalam bacaannya." 

(HR. Ahmad 17990)

Hadits ini diperselisihkan keabsahannya oleh para ulama. Diantara ulama ada yang menghasankannya dan ada pula yang menghukuminya dha'if disebabkan kelemahan Syahr bin Hausyab dan berstatus mursal karena Abdurrahman bin Ghanm disangsikan kedudukannya sebagai shahabat.

Menurut sebagian ulama yang lain riwayat yang derajatnya paling hasan tanpa redaksi, "Sebelum berpaling atau mengubah duduk tahiyyatnya".

Jadi kalimat dzikir tersebut bisa dibaca setelah berpaling ataupun setelah mengubah posisi duduk tahiyyat; dalam hal ini ada kelonggaran, yang terpenting dibaca setelah membaca istighfar tiga kali allaahumma antassalaam wa minkassalaam tabaarakta rabbanaa yaa dzal jalaali wal ikraam.

Dan ini sunnah dalam pengertian mustahab (anjuran) sehingga yang meninggalkannya tidak dikatakan SALAH atau MENYIMPANG DARI SUNNAH seperti kata sebagian orang.

Adapun yang mengikuti pendapat ulama yang melemahkan riwayatnya maka ia juga diatas ilmu tidak dikatakan meninggalkan sunnah atau sunnah yang terlupakan.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02H6MQV3YURK2jMFDk5t7LCvVLzbDDx2MijSNRrntYkMDQy2icRcPuUNaaDV3dTtURl&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive