Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, June 21, 2023

Peristiwa di Bulan Dzulhijjah: "Keislaman Umar bin Al-Khatthab"

Peristiwa di Bulan Dzulhijjah: "Keislaman Umar bin Al-Khatthab"
Bismillah...

Siapa yang tak kenal Umar bin Al-Khatthab? Sosok yang kuat, tegas dan tidak pandang bulu. Beliau memeluk Islam pada bulan Dzulhijjah tahun ke-6 kenabian persis tiga hari setelah keislaman Hamzah. 

Sebelumnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berdoa,

"Ya Allah muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai yaitu Umar bin Al-Khatthab atau Abu Jahl bin Hisyam. Maka Allah lebih mencintai adalah Umar.

(Sunan At-Tirmidzi 2/209)

Islam masuk ke dalam hati Umar secara bertahap. Beliau dikenal sebagai sosok yang keras tabiat dan memiliki tekad yang kuat. Dahulu ia sering mengganggu kaum muslimin, meski sebetulnya ada perang batin dalam dirinya. 

Di satu sisi beliau harus menghormati aturan adat yang dibikin oleh para pendahulunya namun bersamaan dengan itu beliau takjub dengan kokohnya mental kaum muslimin dan kesabaran mereka dalam menghadapi banyak cobaan demi mempertahankan akidah. 

Selain itu muncul banyak keraguan dalam hati Umar yang tengah memperdaya dirinya. Karena sebagai orang yang berakal beliau merenung boleh jadi apa yang diajarkan oleh Islam itu lebih mulia dan lebih suci dari ajaran yang lain." 

(Fiqhus Sirah hlm. 92-93)

Pada suatu malam Umar berada di luar rumah menuju Masjidil Haram lalu ia masuk ke dalam tirai Ka'bah. 

Ketika itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri shalat, beliau memulainya dengan membaca surat "Al-Haqqah", maka Umar menyimak bacaan Qur'an Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya takjub dengan kandungan ayatnya, ia berkata, "Demi Allah! Sungguh dia ini benar-benar penyair seperti yang dikatakan Quraisy.

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca ayat, "Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang mulia. Dan Al-Qur'an sekali-kali bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kalian beriman kepadanya." 

Kemudian aku berkata, "Kalau begitu, dia ini tukang tenung!" Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan bacaannya, 

"Dan bukan pula perkataan tukang tenung, sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya. Ini adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam.

Sampai akhir surat, saat itulah kebenaran Islam mulai mengguncang hatinya.

(Tarikh Umar hlm. 6, Ibnul Jauzi)

Inilah awal mula benih Islam masuk ke dalam hati Umar, meski fanatisme jahiliah masih lebih dominan sehingga ia tetap menolak Islam tidak peduli dengan pergolakan batinnya.

Tibalah suatu hari Umar keluar dari rumahnya ingin sembari menghunuskan pedangnya hendak membunuh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 

Singkat cerita, ia berbalik arah lantaran mendapat kabar bahwa adik perempuannya dan iparnya masuk Islam. Lantas Umar masuk ke rumah adiknya dan terjadilah sedikit perdebatan namun ia terus menganiaya iparnya.

Hingga adiknya berkata dengan marah, "Wahai Umar! Jika kebenaran ada pada selain agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah!".

Umar pun malu dan merasa bersalah atas perbuatannya yang keji itu hingga beliau membaca sendiri surat Thaha yang ada pada lembaran di sisinya dan ia pun takjub dengan kandungannya dan minta dipertemukan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kemudian beliau masuk Islam.

(Ar-Rahiqul Makhtum hlm. 89 - 92)


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02J1tGdw9a6rcr8aLZYDF1zrr8uKYVzFbzhFanqUoPvQ9xZLaciMaRzJAgtJAudHdtl&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive