Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, September 20, 2023

Abu Lahab Gembira Dengan Kelahiran Nabi, Diringankan Siksaannya?

Abu Lahab Gembira Dengan Kelahiran Nabi, Diringankan Siksaannya?
Bismillah...

Didalam alquran banyak ayat yang menerangkan bahwa orang kafir tidak diringankan siksanya. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا..

Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) DIRINGANKAN dari mereka ADZABNYA. (Surah Fathir 36). 

Dan Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْماً مِنَ الْعَذَابِ 

Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia MERINGANKAN ADZAB atas kami sehari saja.” 

قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلالٍ

Maka (penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Berdoalah kamu (sendiri!)” Namun doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka. (Surah Ghafir 49-50).

Dan Allah Ta'ala berfirman, 

إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ ﴿٧٤﴾ لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ ﴿٧٥﴾ وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ ﴿٧٦﴾ وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ ﴿٧٧﴾ لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab Neraka Jahannam. TIDAK DIRINGANKAN ADZAB itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan diantara kamu benci pada kebenaran itu. (az-Zukhruf 74-78). 

Dalil-dalil di atas merupakan jawaban bagi syubhat yang menyebar di bulan maulid ini, bahwa Abu Lahab dapat keringanan siksa setiap hari senin karena bergembira dengan kelahiran Nabi. Padahal sudah jelas orang kafir tidak diringankan siksanya. 


Bahasan terkait:

PERAYAAN MAULID ITU SUNNAH SIAPA? 

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=993918390947428&id=100009878282155


MENGAJARI PERAYAAN MAULID

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1286029351736329&id=100009878282155


REKOMENDASI PERAYAAN MAULID

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1547786868893908&id=100009878282155


MENEGAKKAN ACARA MAULID

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1285806238425307&id=100009878282155


DIANTARA SEBAB DIRAYAKANNYA MAULID NABI

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1799191760420083&id=100009878282155


FATWA IBNU HAJAR SEBAGAI SANDARAN DALIL PERAYAAN MAULID

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=764183447254258&id=100009878282155


PESTA PERAYAAN MAULID NABI TERBESAR

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=987735591565708&id=100009878282155


MAKANAN DI ACARA MAULID

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1294056040933660&id=100009878282155


Ternyata dalil yang menjadi rujukan mereka adalah hadits yang riwayatkan oleh Bukhari. 

وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ ، كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، َلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ – أي بسوء حال -، قَالَ لَهُ : مَاذَا لَقِيتَ ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ : لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Dan TSUWAIBAH adalah hamba sahaya milik Abu Lahab yang dia merdekakan kemudian menyusui Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tatkala Abu Lahab telah meninggal sebagian keluarganya melihat dalam mimpi tentang buruknya keadaan dia. Lalu dia berkata, “Apa yang terjadi?” Abu Lahab berkata, “Aku tidak mendapatkan apapun sepeninggal kalian kecuali aku diberi minum karena memerdekakan Tsuwaibah.” 

Hadits di atas menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bertentangan dengan ayat-ayat Al Quran. Dan hadits ini berstatus mursal. Begitu pula, mimpi tidak bisa dijadikan hujjah. 

وفي الحديث دلالة على أن الكافر قد ينفعه العمل الصالح في الآخرة ; لكنه مخالف لظاهر القرآن ، قال الله تعالى وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا وأجيب أولا بأن الخبر مرسل أرسله عروة ولم يذكر من حدثه به ، وعلى تقدير أن يكون موصولا فالذي في الخبر رؤيا منام فلا حجة فيه ، 

Dalam hadits terdapat dalil bahwa orang kafir akan bermanfaat amal kebaikannya di akhirat. Akan tetapi hal ini menyalahi makna zhahir Al Qur'an. Allah Ta'ala berfirman; (dan kami datangkan apa yang mereka kerjakan lalu kami menjadikannya debu-debu yang beterbangan)

Namun mungkin dijawab dengan dua jawaban, yaitu: 

Pertama, hadits itu berstatus mursal, yang dikutip oleh Urwah tanpa menyebutkan siapa yang menceritakan kepadanya, dan kalau pun hadits itu maushul maka yang terdapat di dalamnya hanyalah mimpi sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. (Fathul Bari). 

Alasan lain bahwa diringankan siksaan untuk orang kafir karena adanya amal baiknya di dunia. Seperti Abu Lahab yang memerdekakan TSUWAIBAH dan juga paman Nabi shallallahu alaihi wa sallam Abu Thalib. 

Ini juga bertentangan dengan ayat-ayat alquran yang mengatakan amalan baik orang kafir tidak ada manfaatnya di akhirat. Amalan-amalan mereka adalah seperti abu atau debu yang ditiup angin dengan keras atau seperti fatamorgana. 

Allah Ta’ala berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (ابراهيم : 18).

Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Surah Ibrahim 18).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا (النور : 39).

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (Surah An Nur : 39). 

Dan Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan (Surah Al-Furqan: 23). 

Sedangkan paman Nabi Abu Thalib, beliau bukan diringankan siksaannya. Namun beliau disiksa di neraka yang paling ringan siksaannya, berkat doa dan syafaatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan tentang ini, dalilnya sangat jelas haditsnya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ، وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Dia diberi dua sandal yang menyebabkan otaknya mendidih.” (HR. Ahmad 2636, Muslim 212, dan yang lainnya). 

Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,

أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَذُكِرَ عِنْدَهُ عَمُّهُ أَبُو طَالِبٍ، فَقَالَ: «لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ، فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ، يَغْلِي مِنْهُ أُمُّ دِمَاغِهِ»

Suatu ketika ada orang yang menyebut tentang paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Thalib disamping beliau. Lalu beliau bersabda,

Semoga dia mendapat syafaatku pada hari kiamat, sehingga beliau diletakkan di permukaan neraka yang membakar mata kakinya, namun otaknya mendidih.” (HR. Bukhari 6564, Muslim 210). 

Sedangkan keringanan hukuman setiap hari senin untuk Abu Lahab karena kegembiraan lahirnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak ada satu hadits pun dari Nabi dan tidak satu pun perkataan dari sahabat yang menerangkan tentang ini. Hanya sekedar hadits dari TSUWAIBAH di atas. Apalagi dalil tersebut sebagai pembenaran mengadakan acara PERAYAAN MAULID. Para salafushsholeh, tiga generasi terbaik dalam islam (sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in) tidak menjadikan dalil TSUWAIBAH sebagai hujjah merayakan kelahiran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0MuthunaBSh9c8tnk2XQzDDeBnA884MDEYnijx5gf64nR4e6ALypgcrhpsP6pjRjfl&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive