Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, October 3, 2023

Bacaan Qur'annya Bagus Bukan Otomatis Agamanya Baik

Bacaan Qur'annya Bagus Bukan Otomatis Agamanya Baik
Bismillah...

Ada satu pribadi yang dia sendiri sebenarnya adalah hidup di kalangan 3 generasi terbaik, yakni masih termasuk dalam tingkatan Tabi'in, yang artinya ia sempat bertemu dengan para manusia terbaik dari kalangan umat ini, yaitu para sahabat Nabi shallallahu alaihi Wa sallam. 

Nama orang tersebut adalah Thalq bin Habîb (w. 91/100 H), ia terkenal dengan orang yang bacaan Al-Qur'annya bagus.

Al-Imam Thawus rahimahullah yang hidup satu zaman dengannya sampai takjub dengan keindahan alunan bacaannya, beliau berkata :

ما رأيت أحدا من الناس، أحسن صوتا بالقرآن من طلق بن حبيب

"Aku belum pernah melihat seorang pun yang bacaan Al-Qur'annya lebih bagus daripada Thalq bin Habîb." (Tahdzib al-Kamâl, 13/451).

Bahkan kemerduannya itu dapat menghipnotis yang mendengarnya, akan sangat tampak sekali peresapannya dalam membaca Kalam Ilahi. 

Al-Imam Thawus rahimahullah sekali lagi memujinya :

أحسن الناس قراءة، الذي إذا سمعته يقرأ حسبت أنه يخشى الله، وكان طلق كذلك

"Manusia yang terbaik itu adalah yang jika kamu mendengar ia membaca Kalamullah, kamu mengira bahwa ia takut kepada Allah dan Thalq ini orangnya seperti itu." (Tahdzib al-Kamâl, 13/451).

Bahkan akhirnya al-Imam Thawus serasa mengisyaratkan jempolnya untuknya dengan berkata :

كان طلق ممن يخشى الله تعالى

"Thalq adalah termasuk orang yang takut kepada Allah." (Tahzib at-Tahdzib, 2/245).

Yang lebih hebat lagi Thalq ini juga seorang ahli ibadah dan memiliki akhlak yang mulia. 

Al-Imam Malik bin Anas mengatakan :

بلغني أن طلق بن حبيب كان من العباد، وكان برا بأمه

"Telah sampai kepadaku bahwa Thalq bin Habîb adalah termasuk ahli ibadah, dan ia juga berbakti kepada ibunya." (Tahdzib al-Kamâl, 13/451).

Bahkan salah satu gurunya adalah lautan ilmu pada zamannya, shahabi jalîl Ibnu Abbas radhiyallahu anhu. 

Al-Imam Abu Zur'ah rahimahullah berkata :

كوفي سمع ابن عباس

"Orang Kufah, pernah berguru kepada Ibnu Abbas radhiyallahu anhu." (Tahzib at-Tahdzib, 2/245).

Prestasi lainnya, ia adalah orang yang jujur dan penghapal hadis, oleh karenanya Abu Zur'ah melanjutkan di kitab yang kami nukil sebelumnya :

وهو ثقة

"Ia seorang yang tsiqah."

Bahkan rekan sejawat Abu Zur'ah, yakni al-Imam Abu Hatim rahimahullah, yang mana kedua ulama ini terkenal sangat ketat dalam merekomendasikan perawi hadis juga memberikan penilaian yang hampir sama untuknya :

صدوق في الحديث

"Jujur dalam hadis." (Al-Jarh Wa at-Ta'dil, 4/390).

Namun sayang beribu sayang, manhajnya kacau balau.

Al-Imam Abu Zur'ah rahimahullah dalam kitab yang kami nukil sebelumnya, sempat merasakan kekecewaan ini, kata beliau :

لكن كان يرى الإرجاء

"Namun ia memiliki pandangan murji'ah."

Al-Imam Abu Hatim rahimahullah senada mengatakan hal yang sama :

وكان يرى الإرجاء

"Ia berpaham murji'ah."

Oleh sebab itu, para ulama kita tidak memberikan toleransi untuk membolehkan anak-anak didik mereka bermajelis dengannya. 

Al-Imam Ayyub as-Sikhtiyani rahimahullah berkata :

قال لي سعيد بن جبير: لا تجالسه

"Sa'id bin Jubair berkata kepadaku, 'Janganlah engkau bermajelis dengannya'." (Tahzib at-Tahdzib, 2/245).

Al-Imam Sa'id bin Jubair rahimahullah adalah murid seniornya shahabi jalîl Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ulama yang berpegang kuat dengan sunnah, wajar memberikan peringatan keras kepada murid-muridnya agar menjauhi orang yang seperti itu, sekalipun prestasi ibadahnya secara zhahir mentereng, tapi apalah arti itu semua dibandingkan keselamatan manhaj. 

Apalagi ternyata Thalq ini bukanlah orang awam dalam sekte sesat tersebut, namun ia salah satu propagandisnya, sebagaimana dituturkan oleh al-Imam al-Azdiy rahimahullah :

كان داعية إلى مذهبه تركوه

"Ia adalah propagandis kepada mazhab murji'ahnya, oleh karenanya para ulama meninggalkannya." (Ikmâl Tahdzîb al-Kamâl, 7/91).


Abu Sa'id Neno Triyono


🌴🌴🌴

Murji’ah ialah: orang-orang yang menganggap:

● Keimanan itu hanya sebatas pengucapan dengan lisan saja dan seluruh manusia tidak saling mengungguli dalam keimanan. Sehingga, keimanan mereka dengan keimanan para malaikat dan para nabi itu satu (sama dan setara). Maksudnya: keimanan itu hanya sebatas ucapan dua kalimat syahadat saja. Sehingga, seseorang sudah dianggap mukmin hanya dengan mengucapkan dua kalimat tersebut.

● Keimanan itu tidak bertambah dan tidak berkurang.

Ahlus Sunnah mengatakan bahwa keimanan itu adalah:

● Pengucapan dengan lisan. Yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat.

● Meyakini dengan hati.

● Pengamalan dengan anggota badan.

● Iman Dapat bertambah dan berkurang. Bertambah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, serta berkurang dengan bermaksiat.

Dalil iman itu bisa bertambah dan berkurang.

لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ

Supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)

وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13).

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.” (QS. Maryam: 76)

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka.” (QS. Muhammad: 17)

وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا

Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS. Al-Mudatsir: 31)

فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا

Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya.” (QS. At-Taubah: 124)

فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا

Karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka.” (QS. Ali Imran: 173)

وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzab: 22)

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya).” (Q.S. Al-Anfal: 2)

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka.’ Maka, perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.'” (Q.S. Ali ‘Imran: 173)

وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِۦٓ إِيمَٰنًا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ, وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَٰفِرُونَ

Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surah ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surah itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (Q.S At-Taubah: 124-125)


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02sMqQX5r84AaX7mDkEgFezS8k8WZrm3y7v9nhvjBiTqwo9Utxx3LEcF5nxLEPZixWl&id=100034708846450

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive