Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, November 6, 2023

Shalat-shalat Sunnah 1

Shalat-shalat Sunnah
Bismillah...

Shalat Rawatib – Shalat Sunnah Harian

Definisi

Ar-rowatib adalah bentuk jamak dari rotibah, maknanya adalah:

السُّنَنُ التَّابِعَةُ لِلْفَرَائِضِ

adalah shalat-shalat sunnah yang mengikuti shalat-shalat fardhu (sebelum atau setelahnya).” ([1])

Apa saja shalat rowatib?

- 2 raka’at sebelum Zhuhur dan dalam riwayat lain 4 raka’at sebelum Zhuhur.

- 2 raka’at setelah Zhuhur

- 2 raka’at setelah Maghrib

- 2 raka’at setelah Isya’.

- 2 raka’at sebelum Subuh

Dalil

Hadits ‘Aisyah ketika menjelaskan tentang shalat sunnah rowatib yang berjumlah 12 raka’at:

أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ

empat raka’at sebelum zhuhur dan 2 rak’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib, 2 raka’at setelah ‘isya, dan 2 raka’at sebelum subuh.” ([2])

Riwayat dari Ummu Habibah yang serupa dengan hadits ‘Aisyah:

أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَثِنْتَيْنِ قَبْلَ الْعَصْرِ، وَثِنْتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَثِنْتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

empat raka’at sebelum zhuhur dan 2 rak’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib, 2 raka’at setelah ‘isya, dan 2 raka’at sebelum fajar.” ([3])

Riwayat dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhumaa bahwasanya shalat rowatib berjumlah 10 raka’at, beliau berkata:

«حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ»

aku hafal 10 raka’at dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yaitu: 2 raka’at sebelum zhuhur, 2 raka’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib di rumahnya, 2 raka’at setelah isya dirumahnya, dan 2 raka’at sebeum subuh.” ([4])

Antara 12 Rakaat dan 10 Rakaat

Para ulama menjelaskan penggabungan kedua hadits di atas: Bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- terkadang melakukan 12 raka’at dan terkadang melakukan 10 raka’at.

Maka kita bisa memilih antara dua bilangan tersebut tergantung dengan kondisi. Apabila kita dalam keadaan sehat dan kuat maka dianjurkan untuk mengerjakan 12 raka’at, akan tetapi apabila kita dalam keadaan sibuk maka bisa mengerjakan 10 raka’at. ([5])

Keutamaan

Diantara keutamaan melakukan shalat sunnah rowatib ini adalah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah:

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ

Barangsiapa rutin mengerjakan shalat sunnah 12 raka’at, maka Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di surga.

Juga disebutkan dalam hadits Ummu Habibah:

«مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ»

Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga karenanya.

Para perawi hadits ini mengatakan bahwa mereka tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rowatib semenjak mendengar hadits ini. ([6])

Dalam lafaz yang lain:

«مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا، غَيْرَ فَرِيضَةٍ، إِلَّا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، أَوْ إِلَّا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ»

tidaklah seorang hamba muslim yang melakukan shalat tathowwu’ bukan wajib sebanyak 12 raka’at karena Allah, melainkan Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga, atau akan dibangunkan baginya rumah di surga.” ([7])


Footnote:

([1]) At-Ta’riifaat Al-Fiqhiyyah, Muhammad ‘Amim Al-Ihsan 1/106

([2]) Hr. At-Tirmidzy No. 414

([3]) Hr. At-Tirmidzy No. 414

([4]) HR. Bukhori 2/58 no. 1180

([5]) Khilaf dalam jumlah bilangan shalat rowatib:

Terdapat dua hadits yang zhohirnya terlihat bertentangan, yaitu hadits ‘Aisyah ketika ia menjelaskan tentang shalat sunnah rowatib yang berjumlah 12 raka’at:

أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ

Empat raka’at sebelum zhuhur dan 2 rak’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib, 2 raka’at setelah ‘isya, dan 2 raka’at sebelum fajar.” (HR. Tirmidzi No. 414, dan hadits ini dishohihkan oleh Al-Albani)

Yang kedua hadits dari Ibnu Umar yang zhohirnya menjelaskan bahwasanya sholat rowatib berjumlah 10 raka’at, beliau berkata:

«حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ

Aku hafal 10 raka’at dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yaitu: 2 raka’at sebelum zhuhur, 2 raka’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib di rumahnya, 2 raka’at setelah isya dirumahnya, dan 2 raka’at sebeum subuh.” (HR. Bukhori No. 1180)

Keduanya adalah hadits yang shohih.

Ibnu Hajar menyebutkan beberapa kemungkinan untuk menggabungkan kedua hadits ini:

Pertama: Hadits Ibnu Umar bahwa sebelum zhuhur 2 raka’at, dan dalam hadits ‘Aisyah 4 raka’at, maka ini menunjukkan bahwa masing-masing dari mereka berdua mensifati apa yang dilihat.

Kedua: Ada kemungkinan bahwa Ibnu Umar lupa 2 raka’at dari 4 raka’at tersebut. Tetapi aku (Ibnu Hajar) katakan: ini adalah kemungkinan yang jauh.

Ketiga: Yang lebih utama adalah dibawa pada dua keadaan; terkadang beliau shalat 2 rakaat dan terkadang beliau shalat 4 raka’at.

Keempat: Kemungkinan bahwa beliau memperpendek dengan 2 raka’at jika di masjid dan 4 raka’at jika di rumah.

Kelima: Kemungkinan beliau apabila di rumah shalat 2 raka’at kemudian keluar menuju masjid lalu shlat 2 raka’at lagi, dan Ibnu Umar melihat apa yang dikerjakan di masjid tanpa melihat apa yang dikerjakan di rumah, sedangkan ‘Aisyah melihat keduanya.

Yang menguatkan kemungkinan pertama adalah riwayat Ahmad dan Abu Dawud dalam Hadits Aisyah bahwasanya beliau shalat di rumah sebelum zhuhur 4 raka’at, kemudian keluar.

Keenam: Berkata Abu Ja’far At-Thobari: 4 raka’at dikerjakan sering, adapun 2 raka’at dikerjakan jarang. (Lihat Fathul Bari 3/58-59)

([6]) HR. Muslim 1/502 No. 728, di antara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ummu Habibah, Anbasah Ibn Abi Sufyan, ‘Amr Ibn Aus, dan An-Nu’man Ibn Salim -radhiyallahu ‘anhum-

([7]) HR. Muslim 1/503 No. 728


https://bekalislam.firanda.net/2961-shalat-rawatib-shalat-sunnah-harian.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive