Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Thursday, February 22, 2024

Ibadah Istighotsah

Ibadah Istighotsah
Bismillah...

Istighotsah ( الإستغاثة ) adalah salah satu jenis dari ibadah yaitu meminta pertolongan dikala kondisi yang sulit.

Jika seseorang tertimpa suatu kesulitan, maka dia meminta pertolongan ke hanya kepada Allah serta meminta jalan keluar dari kesulitan tersebut.

Beda Istighotsah dan Isti’anah

Perbedaannya terletak pada momennya.

Istighotsah itu terjadi khusus ketika kondisi yang sulit, sedangkan Isti’anah maknanya lebih umum yaitu meminta pertolongan dalam kondisi sulit ataupun tidak.

Allah memerintahkan kita untuk melakukan ibadah Istighotsah ini hanya kepada-Nya. Jika seseorang beristighotsah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, maka orang tersebut telah menduakankan Allah dalam ibadah Istighotsah. Ini adalah perkara yang haram yang dilarang di dalam Islam.

Allah berfirman

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107)

Dan janganlah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 106-107)

Istighotsah Yang Salah

Kita banyak melihat di tengah masyarakat masih ada orang-orang yang beristighotsah kepada selain Allah, misalnya kepada laut, kepada sungai, kepada pohon, kepada batu, dan yang lain. Jika mereka tertimpa sebuah musibah, maka mereka mendatangi laut untuk melemparkan hasil bumi yang mereka sebut dengan sedekah bumi atau mungkin mereka mendatangi sungai untuk melakukan ritual-ritual meminta keselamatan kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah Ta’ala telah berfirman :

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada sesembahan haq (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingat (keagungan-Nya)”. (QS. An-Naml : 62) 

Istighotsah Yang Benar

Allah berfirman

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya permintaan itu bagimu” [QS. Al Anfal: 9]

Ayat ini berkaitan dengan peristiwa perang Badar yang terjadi antara kaum muslimin dengan orang-orang musyrik. Dimana jumlah kaum muslimin yang sedikit dan jumlah orang kafir yang banyak menyebabkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk meminta pertolongan. Inilah yang disebut dengan Istighotsah karena Nabi meminta pertolongan di kondisi sulit. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar Bin Khattab radhiyallahu anhu,

لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ وَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

Saat terjadi perang Badr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat pasukan orang-orang Musyrik berjumlah seribu pasukan, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah tiga ratus Sembilan belas orang. Kemudian Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil menengadahkan tangannya, beliau berdo’a: Ya Allah, tepatilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini’.

Demikianlah, beliau senantiasa berdo’a kepada Rabbnya dengan mengangkat tangannya sambil menghadap ke kiblat, sehingga selendang beliau terlepas dari bahunya. Abu Bakar lalu mendatangi beliau seraya mengambil selendang dan menaruhnya di bahu beliau, dan dia selalu menyertai di belakang beliau.” 

Abu Bakar kemudian berkata, “Ya Nabi Allah, cukuplah kiranya engkau bermunajat kepada Allah, karena Dia pasti akan menepati janji-Nya kepada anda.” [HR. Muslim 3309]

Maka Allahpun menurunkan ayat ini dan mengabulkan istighosah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mengirimkan bala bantuan 1000 malaikat. 

Allah berfirman,

فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

Lalu Allah memperkenankan doamu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut“. [QS. Al Anfal: 9]

Pembagian Istighotsah

Istighotsah ada dua jenis:

■ Istighotsah kepada makhluk pada perkara yang tidak ada yang bisa melalukannya kecuali Allah saja. Maka ini adalah kesyirikan karena telah memalingkan hak Allah kepada selain-Nya. Jadi jika ada seseorang beristighotsah kepada jin, manusia yang tidak hadir di dihadapannya, batu, laut, orang mati, maka orang itu telah berbuat kesyirikan. Ini perbuatan haram yang harus dijauhi.

■ Istighotsah kepada makhluk dalam perkara yang ia bisa lakukan. Maka ini boleh-boleh saja dan bukan termasuk perbuatan Syirik. Allah subhanahu wata’ala berfirman berkaitan kisah Musa yang dimintai tolong oleh sukunya untuk melindungi mereka dari kedzaliman orang-orang dari suku Fir’aun. 

Dalam al Qur’an disebutkan,

فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ

Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya (beristighotsah), untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya” [QS. Al Qashosh: 15]

Jadi mereka meminta pertolongan dalam kondisi sulit atau disebut dengan Istighotsah kepada Nabi Musa alaihissalam. Dan ini menunjukkan bahwa hal tersebut diperbolehkan. Wallahu a’lam bishawab.

Demikianlah sekelumit penjelasan yang berkaitan dengan ibadah Istighosah. Semoga betmanfaat.


Rujukan:

  • Al Qur’an Al Karim
  • Shahih Muslim
  • Syarh al Ushul ats Tsalatsah, Syeikh Dr. Shalih Al Fauzan
  • Al Jami’ Li ahkamil Qur’an, Al Qurthubiy


🌴🌴🌴

http://abuubaidillah.com/ibadah-istighotsah


written by Bambang Abu Ubaidillah

31-10-2016

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive