Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, July 11, 2018

Beberapa Adab Terhadap Para Kerabat

Adab Terhadap Para Kerabat
Adab adalah kemasan  untuk ibadah menghasilkan Pahala.

Ada kerabat yang sifatnya bukan Mahrom dan kita tidak boleh menyentuh tangannya ketika salam. seperti: Ipar, besan dan seluruh kerabat dari pasangan kita misalkan istrinya Paman bagi keponakan laki-laki dan sebaliknya.

Seorang muslim berpegang teguh dengan adab-adab terhadap saudaranya sebagaimana dia berpegang teguh dengan adab-adab terhadap kedua orangtua, anak-anak dan saudaranya. Maka, ia perlakukan bibinya seperti terhadap ibunya; memperlakukan pamanya seperti terhadap ayahnya.

Semua yang tercakup dalam lingkaran satu rahim, baik Mukmin maupun kafir, semuanya ia pandang termasuk orang-orang yang mempunyai hubungan rahim (kekerabatan) yang wajib terus disambung hubungannya, berbakti dan berbuat baik kepadanya.

DALILNYA

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah An-Nisa Ayat 1:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim."

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Al-Ahzab Ayat 6:

وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ

"Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) didalam Kitab Allah"

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Muhammad Ayat 22:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?."

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah Ar-Rum 38:

فَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung."

Kata ulama Tafsir makna "berikanlah pada kerabat yang terdekat akan haknya". Hak nya seperti:
  • Menziarahi kalau meninggal.
  • Menjenguk jika sakit.
  • Menolonganya ketika kesusahan.
  • Menelusuri jalur nasabnya.
Makna "merekalah orang-orang yang beruntung" adalah beruntung di Dunia dan Akhirat.

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah An-Nahl Ayat  90:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,"

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah An-Nisa Ayat 36:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu."

Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman dalam Surah An-Nisa Ayat 8:

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

"Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."

Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam Hadist Qudsi:

"Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ berfirman: Aku adalah ar-Rahman(Yang Maha Pengasih), dan rahim ini Aku ambilkan nama nama baginya dari NamaKu. Barangsiapa yang menyambungnya, maka akubakan menyambungnya kepada (RahmatKu), dan barangsiapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskannya (dari RahmatKu)." (At-Tirmidzi no.1907; Abu Dawud no.1694).

Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam:

"Kepada siapa seharusnya aku berbakti?" Beliau menjawab, "Ibumu." Aku bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Lalu Ibumu."  Aku bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Lalu Ibumu." Aku bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Lalu Ayahmu, kemudian kerabat terdekat lalu kerabat terdekat."  (At-Tirmidzi no.1897; Abu Dawud no.5139).

Ketika Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam ditanya tentang amal apa yang dapat memasukkan seseorang ke Surga dan menjauhkannya dari apa Neraka, beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab:

"Engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menjalin hubungan silaturahim." (Muttafaq 'Alaih; Al-Bukhari, no. 468, Muslim, no.13)

Sabda beliau tentang bibi (Saudara perempuan Ibu):

"Sesungguhnya kedudukan bibi seperti kedudukan ibu." (Muttafaq 'Alaih; Al-Bukhari, no. 2700.)

Dalam sabda lainnya beliau menyebutkan,

"Bersedekah kepada orang miakin adalah sedekah, sedang kepada orang yang memiliki hubungan rahim adalah sedekah dan menyambung hubungan rahim." (Diriwayatkan oleh An-Nasa'i, no.2582; Ibnu Majah, no. 1844; dan at-Tirmidzi, no.658 ia menghasankannya.)

Ketika Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyyallâhu 'Anhumâ bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam tentang boleh tidaknya menyambung hubungan Silaturahim dengan ibunyabyang masih Musyrik yang saat itu datang dari Makkah, beliau menjawab:

"Ya, sambunglah tali silaturahim dengan Ibumu." (Muttafaq 'Alaih; Al-Bukhari, no. 6014; Muslim, no. 2624.)

-------------------------

Pemateri: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.a Hafidzhahullâh Ta'âla._

Senin, 06 Muharram 1439 H / 26 September  2017 Ba'da Isya - Selesai.
Masjid Al-Ikhlas. Komplek Karang Tengah Permai, Cileduk, Tangerang Banten.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive