Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, August 19, 2018

Adab Bersaudara Karena Allah

Adab Bersaudara Karena Allah
Mencintai dan Membenci Karena Allah

Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam membangun pondasi ketika Hijrah ke Madinah. ada 3 landasan:

1. Membangun Masjid Quba. Agar menjadi Syiar kaum Muslimin
2. Membangun Persaudaraan, terbagi menjadi dua:
2.1. Persaudaraan Umum, sebagaimana terdapat dalam Firman Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ: "Seorang mukmin kepada mukmin yang lain bersaudara."
2.2. Persaudaraan Khusus, sebagaimana yang dikisahkan persaudaraan Antara Muhajirin dan Anshor.
3. Kesepakatan kepada orang-orang kafir.

-----------------

Seorang Muslim, karena Imannya kepada Allah تعالى tidaklah ia mencintai kecuali mencintai karena Allah تعالى dan tidaklah ia membenci kecuali membenci karena Allah تعالى . Sebab, sesungguhnya seorang Muslim tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan tidak pula membenci kecuali apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
"Barangsiapa yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah , maka ia telah menyempurnakan iman." (H.R Abu Dawud no. 4681.)

Atas dasar inilah seluruh hamba Allah, yang Shalih dicintai fan dibela oleh seorang Muslim, dan atas ini pula seluruh orang fasik, kaum pembangkang terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya dibenci dan dimusuhi oleh mereka.

Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Seorang Mukmin itu akrab dan diakrabi oleh orang, maka tiada kebaikan pada orang yang tidak akrab dan tidak mau diakrabi orang." (H.R Ahmad no. 8945; Ath-Thabrani dan Al-Hakim, 1/78, dan beliau menilainya Shahih.)

Ali bin Abi Thalib Radhiyallâhu 'Anhu pernah berkata:
Kebaikan yang dikemas dengan baik dapat mengalahkan Keburukan yang dikemas dengan baik dan Kebaikan yang tidak dikemas dengan baik akan dikalahkan oleh keburukan yang dikemas dengan baik."

Rasulullah Shallallâhu A'laihi Wasallam Bersabda:
"Sesungguhnya diseputar 'Arasy ada mimbar-mimbar dari cahaya, diatasnya ada orang-orang yang pakaiannya cahaya, wajah mereka adalah cahaya, mereka bukan para Nabi dan bukan pula para Syuhada, bahkan mereka membuat iri (Ghibthah) para Nabi dan para Syuhada." Para Sahabat berkata, "Ya Rasulullah, jelaskanlah kepada kami tentang mereka." Beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, dan bersahabat karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah." (H.R An-Nasa'i, Hadist Shahih.)

Beliau juga Bersabda:
"Sesungguhnya Allah تعالى berfirman, 'CintaKu telah tetap bagi orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan CintaKu juga telah tetap bagi orang-orang yang saling membela karena Aku'." (H.R Ahmad no. 18945; Al-Hakim, 4/187. Al-Hakim menilainya Shahih.)

Etika-etikanya adalah hendaknya orang yang dipilih menjadi saudara itu:

1. Berakal sehat.

Karena tidak ada kebaikannya bersaudara dan berteman dengan orang yang dungu (bodoh). Orang bodoh nan dungu itu bisa membawa bahaya walaupun dia menginginkan agar bisa memberi manfaat.

2. Berakhlak Mulia.

Sebab orang yang berakhlak buruk, walaupun berakal bisa dikalahkan oleh Hawa Nafsunya atau dikuasai oleh emosi amarahnya hingga menimpakan keburukan kepada temannya.

3. Bertakwa.

Sebab kalau orang Fasik, yang tidak taat kepada Allah, dia tidak dapat dipercaya, karena bisa jadi ia berbuat jahat terhadap temannya sendiri dengan tidak menghiraukan persaudaraan dan persahabatan. Sebab orang yang tidak takut kepada Allah pasti tidak takut kepada selain Dia.

4. Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, jauh dari khurafat dan bid'ah.

Sebab, seorang pelaku bid'ah dapat menyakiti temannya karena kebusukan bid'ahnya. Menjauhi pelqku bid'ah dan penurut hawa nafsu merupakan keniscayaan, memutus hubungan dengan mereka adalah keharusan. Maka bagaimana mungkin bersaudara dan bersahabat dan bersahabat dengan mereka!

Hak-hak bersaudara karena Allah Subhânahu Wa Ta'âlâ
  1. Saling menolong dengan harta. Masing-masing sahabat memberikan pertolongan jika sahabatnya membutuhkan yang mana dinar dan dirham keduanya satu, tidak ada perbedaan antara keduanya.
  2. Hendaknya masing-masing menolong sahabatnya, memenuhi keperluannya dan lebih mementingkannya daripada dirinya sendiri.
  3. Menjaga lisan kecuali untuk kebaikan.
  4. Mengucapkan ucapan baik kepadanya sebagaimana dia menyukai ucapan baik itu untuk dirinya.
  5. Memaafkan keihlafan dan kesalahan-kesalahannya, menutup aibnya dan berbaik sangka kepadanya.
  6. Memenuhi hak-hak persaudaraan kepadanya dengan memperkuat dan melanggengkan ikatannya.
  7. Tidak membenaninya dengan sesuatu yang memberatkan atau yang membuatkannya tidak senang.
  8. Mendo'akan kebaikan bagi sahabat, anak-anaknya dan orang-orang yang ada hubungan dengannya sebagaimana doa'anya untuk diri dan anak-anaknya sendiri dan orang-orang yang ada hubungan dengannya.

Sebab Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Apabila seseorang mendo'kan kebaikan untuk saudaranya disaat dia absen (tidak ada), maka malaikat berdo'a, 'Dan untukmu seperti itu juga'." (H.R Muslim no. 2732.)

KITAB MINHAJUL MUSLIM
Karya: Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza 'Iri Rahimahullâh Ta'âlâ

👤 Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.a حفظه الله تعالى
📆 Senin, 03 Rabi'ul Awal 1439 H / 20 November 2017
⏰ Ba'da Isya - Selesai
🕌 Masjid Al-Ikhlas, Komplek Karang Tengah Permai, Cileduk, Tangerang Banten.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive