Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, August 10, 2018

Pentingnya Berta'awwun dan Bekerjasama Karena Allah

Pentingnya Berta'awwun dan Bekerjasama Karena Allah
Wahai Saudaraku Kaum Muslimin...Janganlah Kita Sampai Saling Merusak Kebersamaan Ini...

Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahulloh

Antara Dalil Wajibnya Untuk Saling Mewujudkan Ta'awun

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [QS Al-Asr: 1-3]

Kata Syaikh Bin Baz rahimahullah, Di dalamnya mengandung ajakan untuk saling kerjasama, ta'awun dalam kebajikan dan taqwa.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ . وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [QS Al-Ma'idah: 2]

Imam Ibnu Katsir daalam tafsirnya mengatakan:
  • Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya yang beriman untuk berta'awun dalam segala jenis kebaikkan (al-Birr)
  • dan memerintahkan untuk saling berta'awun dalam meninggalkan segala bentuk kemungkaran, hal-hal dosa dan kebathilan.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara [QS Ali-Imran: 102]

Imam as-Sa'di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan: Sesungguhnya dalam kebersamaan kaum muslimin di atas agamanya dan kesatuan hati-hati mereka, hal tersebut akan memperbaiki urusan agama dan dunia mereka. Dengan adanya kebersamaan mereka dapat menyelesaikan segala persoalan dengan baik bahkan mereka juga akan mendapatkan kemaslahatan dari hasil kebersamaan itu seperti ta'awun ala birri wa taqwa.

Karena, ta'awun tidak akan pernah ada wujudnya jika tanpa ada kebersamaan. Kebersamaan di atas dasar apa? Tentunya kebersamaan di atas kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya -ﷺ-.

Perintah untuk berpegang teguh di atas tali Allah juga adalah perintah untuk saling bekerjasama di dalamnya, berta'awun di dalamnya, saling mengokohkan, saling menguatkan, saling mendukung dan saling memberikan motivasi, saling memberikan perhatian

وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي . هَارُونَ أَخِي . اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي . وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي

Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, ...

Tidak ada seorangpun yang berdakwah di jalan Allah Ta'ala melainkan pasti butuh pihak-pihak yang akan diajak bekerjasama dan pihak yang bisa diajak ta'awun dengannya

Demikian pula Rasulullah ketika berdakwah di Makkah, beliau pernah berkata:

Man yu'wiiniy.. “Siapa orang yang akan membantuku....?”

Nabi -ﷺ- bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Seorang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling mengokohkan.’ Kemudian beliau menganyam jari-jemarinya.” [HR. Al Bukhari & Muslim. Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu]

Berkata Imam Ibnu Baththol rahimahullah, “Ta'awunnya kaum mukminin antara sebagiannya dengan sebagian yang lain dalam urusan dunia dan urusan akhirat disyariatkan berdasarkan hadits ini.”

Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan, “Kalau melihat secara zhahir (hadits) itu hanya sekedar khobar akan tetapi sesungguhnya maknanya adalah perintah, dorongan untuk melakukan kerjasama dan ta'awun antar kaum mukminin.”

Nabi -ﷺ- bersabda

المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya berbuat zhalim. Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa melapangkan satu kesusahan saudaranya niscaya Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan tutupi aibnya pada hari kiamat.” [HR. Bukhari Muslim]

Al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqalani mengatakan, “Di dalam hadits ini ada anjuran, motivasi, dorongan untuk saling melakukan kerjasama atau ta'awun. Disamping itu juga ada anjuran agar selalu menampakkan pergaulan yang baik dan dorongan agar menjaga persatuan dan kesatuan.”

Hikmah Di Balik Ta'awun Di Atas Kebajikan & Taqwa

Ta'awun mengajarkan kepada kita agar kita memiliki “kepekaan” yang tinggi terhadap saudara kita

Imam Atho' bin Abi Robah rahimahullah, beliau mengatakan, “Cari tahu tentang bagaimana keadaan saudara-saudara kalian paling tidak dalam 3 hal:
  1. Apakah mereka dalam keadaan sakit? jika seandainya diketahui mereka sedang sakit maka jenguklah mereka.
  2. Apakah mereka dalam keadaan sibuk (kesulitan, ed) menghadapi sesuatu yang membuat tidak nampak, tidak hadir di tengah-tengah kita? Maka jika demikian bantulah mereka.
  3. Apakah saudara kita itu dalam keadaan lupa, dalam keadaan lalai sehingga tidak kelihatan batang hidungnya di tengah-tengah kita? Maka jika benar-benar demikian maka ingatkanlah mereka.”

Ta'awun juga mengajarkan kita untuk mengetahui siapa sesungguhnya “ikhwan fillah”

Al-Imam Abu Hamzah Asy-Syaibani rahimahullah, beliau pernah ditanya, “Siapakah ikhwan fillah itu?” Maka beliau menjawab:
  1. “Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengerjakan ketaatan-ketaatan kepada Allah -ﷻ-
  2. dan mereka adalah orang-orang yang selalu melakukan ta'awun di atas perintah Allah -ﷻ-.”

Ta'awwun bisa menjadi sebab terwujudnya kecintaan dan kebersamaan

Imam Abul Hasan al-'Amiri rahimahullah mengatakan, “Ta'awun di atas perintah Allah dan perintah Rasul -ﷺ- adalah sesuatu yang menuntut terjadinya kesepakatan pandangan / kesatuan pikiran yang mendatangkan sesuatu yang diinginkan dan menghasilkan kecintaan.”

Bahkan Rasulullah dan para shahabat ikut terlibat bergotong-royong memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain dan membersihkan area untuk pembangunan Masjid Nabawy. Area yang hendak dibangun Masjid Nabawi saat itu terdapat bangunan yang dimiliki oleh Bani Najjar.

Rasulullah -ﷺ- berkata kepada Bani Najjar, “Wahai Bani Najjar, berilah harga bangunan kalian ini?” Orang-orang Bani Najjar menjawab, “Tidak, demi Allah. Kami tidak akan meminta harga untuk bangunan ini kecuali hanya kepada Allah.”

Antara Sebab Yang Bisa Mewujudkan Ta'awun

[1] Menjalin ukhuwah Imaniyyah, ukhuwah Islamiyyah - Allah telah memberi jaminan, bahwa yang mampu mengikat persaudaraan itu hanyalah orang-orang yang beriman.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Sesungguhnya hanyalah orang-orang beriman itu (bisa saling) bersaudara, ...” [QS Al-Hujurat: 10]

Ketika orang-orang beriman mampu mewujudkan persaudaraan, maka mereka juga akan bisa mewujudkan ta'awun di tengah-tengah mereka.

[2] Keikhlasan dan kejujuran - Dua perkara inilah yang dapat mengarahkan kita kepada berbagai bentuk kebaikkan, yang bisa menjauhkan kita dari kepentingan-kepentingan peribadi serta melindungi kita dari hawa nafsu yang jelek.

[3] Menjauh dari sikap fanatik dan hizbiyyah - Dua perkara inilah yang merusak dakwah, yang merusak hubungan antara da'i ilallah serta bisa yang menghancurkan ummat. Ta'awun dan kerjasama dalam bentuk apapun tidak akan pernah terwujud jika orang-orang yang mengupayakan ta'awunnya terjangkiti dua penyakit ini.

(03)
[4] Belajar dan memahami mu'amalah yang baik - Mu'amalah dengan Rabb kita, kemudian mu'amalah dengan diri kita sendiri dan berikutnya mu'amalah dengan sesama kita. Dengan mempelajari dan memahami semua ini, kita bisa memposisikan diri kita agar bisa mewujudkan ta'awun dengan saudara-saudara kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ ۖ

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada shahabat-shahabatnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Shahabat-shahabatnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” ... [QS As-Saf, 14]

Dalam Perkara Apa Saja Kita Membutuhkan Ta'awun

[1] Ta'awun dalam menegakkan ibadah - Bahkan dalam komunitas yang paling kecil saja seperi dalam rumah tangga, sangat membutuhkan untuk saling ta'awun.

[2] Ta'awun dalam thalabul ilmi dan urusan dakwah - Saling memberi perhatian, membantu dari sisi tenaga, berbagi faidah ilmu dan mengajarkan ilmu, memberikan buah pikiran yang berguna utk dakwah, memberikan infaq untuk mewujudkan fasilitas menuntut ilmu atau menolong saudaranya yang dalam kesulitan (kehabisan bekal) agar bisa terus melanjutkan thalabul ilminya dll.

Keutamaan Ta'awun

[1] Meringan sebuah pekerjaan/amalan yang besar yang sulit dikerjakan secara sendirian.
[2] Akan timbul pada setiap orang perasaan membutuhkan terhadap sesama saudaranya, sadar bahwa dia tidak mungkin menjadi kuat tanpa bantuan dari saudaranya.
[3] Merupakan bukti cinta kebaikkan untuk sesama saudaranya.
[4] Merupakan buah dari sekian buah keimanan kepada Allah -ﷻ-.
[5] Merupakan landasan kemajuan dan keberhasilan.
[6] Kebersamaan & ta'awun akan menghilangkan perasaan hasad dan dengki dalam diri seseorang.
[7] Merupakan salah satu jalan yang menghantarkan kepada Ridha Allah dan Jannah-Nya.

Waspadai Dari Segala Bentuk Ta'awun Yang Menyelisihi Kitabullah Dan Sunnah Rasululah -ﷺ-

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“... dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” [QS Al-Ma'idah: 2]

Antaranya:
[1] Membantu kezhaliman - Termasuk di dalamnya siapa saja yang berjalan, bergabung, berteman, tolong-menolong dengan orang-orang yang berbuat kezhaliman dengan tujuan untuk membantu kezhalimannya serta menyebarkannya dalam keadaan tahu bahwa orang yang dibantunya seorang yang zhalim.
[2] Ta'ashub dan menyerukan Ashabiyyah - yakni seseorang membantu kaumnya, atau temannya atau saudaranya melakukan sebuah kezhaliman, kejahatan, tindakan yang keji serta memfasilitasi mereka dalam melakukan perlanggaran kepada Allah -ﷻ-.

(•) Faidah kajian Ma’had al-Manshuroh Purbalingga // Sabtu, 01 Rabi’uts Tsani 1435H ~ 01 Februari 2014M

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive