Bahwasanya (mengucapkan, -pen.) KALIMAT SAMAR, kalimat yang tidak jelas, itu adalah CIRI KHAS AHLUL BID'AH.
Dan manhaj mereka, pegangan mereka, prinsip mereka selalu kalimat-kalimat bersayap, kalimat yang tidak jelas.
Sebagaimana juga yang dikatakan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
Apa yg mereka pakai untuk MENENTANG al-Qur'an dan as-Sunnah iaitu;
- kalimat² yg mereka namakan AQLIAH (kalimat yg cerdas)
- wa KALAMIAT
- wa FALSAFIAT (yang merupakan ilmu kalam & ilmu filsafat)
- kata-kata yang MUSYTABIHAH (samar maknanya)
- kalimat yg MUJMALAH (global)
- yang mengandung makna yang berbeda-beda (bisa maknanya ke sana, bisa maknanya ke sini).
Ucapan BENAR atau ucapan SALAH...?? atau ucapan SAMAR??
Jadi Salafiyyin ini mempermasalahkan masalah² ilmiyah, masalah² agama sehingga mereka (ahlissunnah) akhirnya jadi berpecah/ bermusuhan/ bertikai/ saling boikot sesama mereka..??
Kata Syaikh Rabi' -hafizhahullah-:
“Kalau engkau (Ruhaili) ingin benar² menasehati, maka nasehati yg mana yg menyebabkan PERPECAHAN (jelaskan/ rincikan apa penyebabnya mereka mentahdzir, saling memboikot, saling memusuhi dst..).”
Kata Syaikh Rabi' -hafizhahullah-: “Bahwa yg menyebabkan perpecahan yang terjadi diantara Salafiyyin adalah karena adanya PERKARA-PERKARA BARU alias BID'AH ditengah² mereka. Kalau bukan kerana itu, nescaya tdk akan terjadi IKHTILAF dikalangan mereka.”
- Ahlussunnah (sesama Ahlussunnah) TIDAK BERSELISIH..!!
- SALAFIYUN (sesama Salafiyyun) tidak berselisih..!!
Maka disebutkan oleh Syaikh Rabi' -hafizhahullah-: “Penyebab perpecahannya adalah
- mereka yang membawakan pemahaman² baru,
- kaedah-kaedah baru,
- pendapat baru yg TIDAK DIKENAL oleh Salaf.
- Adnan ar-Ur,
- Abul Hasan al-Ma'ribi,
- Ali Hasan Abdul Hamid
- dan orang-orang yang seperti itu..
Membikin kaedah-kaedah baru,
- akhirnya sebagian Salafiyyin masih berpegang dengan (bimbingan) para ulama kibar,
- sebagian lainnya sudah terbawa (TERSERET oleh syubhat mereka) ...
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.