Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, September 23, 2018

Jauhi Fanatik Buta dan Kecondongan Hati Tanpa Ilmu

Jauhi Fanatik Buta dan Kecondongan Hati Tanpa Ilmu
Saudaraku, mulai sekarang jauhilah sikap fanatisme buta dan kecondongan hati tanpa ilmu atau hanya berdasarkan perasaan pribadi semata...

Bismillah.

Banyak orang yang tertipu dengan perasaan dan prasangkanya belaka, dan sedikit orang yang mau menimbang dengan Ilmu,  sehingga ketertarikan dengan dakwah terkadang hanya ditimbang  berdasarkan perasaan dan prasangkanya saja atau hanya melihat karena kerabat dekatnya saja. Orang-orang yang seperti ini bisa terjerumus kepada taklid buta serta kesombongan diri yang menipu serta iman yang lemah lagi jahil.

✅ Taqlid Buta adalah perilaku orang - orang jahiliyyah yang Rasul ﷺ telah menyelesihi mereka.

✅ Imam Ibnu Qudamah _rahimahullah_ menjelaskan bahwa taqlid adalah :

قَبُوْلُ قَوْلِ الْغَيْرِ مِنْ غَيْرِ حُجَّةٍ

"Menerima perkataan orang lain dengan tanpa hujjah" [Raudhatun Nazhir 205]

✅ Berkata  Al Imam Muhammad Bin Abdul Wahab _rahimahullah_ :

إن دينهم مبني على أصول: أعظمها التقليد، فهو القاعدة الكبرى لجميع الكفار، أولهم وآخرهم، 

"Sesungguhnya agama mereka yakni orang - orang jahiliyyah dahulu terbangun atas beberapa pondasi dan yang paling utamanya adalah Taklid Buta, ini merupakan kaidah besar bagi semua orang kafir sejak dulu hingga sekarang.

✅ Maka Mari kita renungi bersama Firman-Nya :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسْبُنَا مَا  وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْـًۭٔا وَلَا يَهْتَدُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”.

Mereka menjawab, “cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya. ‘Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk” (QS. Al-Maa’idah: 104)

يخبرنا الله عن حال المشركين حينما قال لهم الرسول صلى الله عليه و سلم : تعالوا إلى القرآن و توحيد الله و دعائه وحده، فقالوا يكفينا عقيدة الآباء، فرد عليهم القرآن قائلا إن آباءكم جهال لا يعلمون شيئا و لم يهتدوا إلى طريق الحق

◼ Allah mengabarkan kepada kita dari keadaan orang-orang musyrik, saat Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam berkata kepada mereka, “Marilah mengikuti Al-Qur’an dan mentauhidkan Allah, serta berdo’a hanya kepada Allah semata.”

✔ Mereka kemudian menjawab, “Cukuplah bagi kami kepercayaan nenek moyang kami.”
Maka Al-Qur’an membantah mereka bahwa nenek moyang mereka itu adalah bodoh, tidak mengetahui sesuatu serta tidak mendapat petunjuk kepada jalan yang benar.

✅ Ibnu Abbas _radhiallahu 'anhuma_ berkata :

: أراهم سيهلكون ! أقول : قال النبي صلى الله عليه و سلم ، و يقولون : قال أبو بكر و عمر

(رواه أحمد و غيره)

“Aku mengira mereka akan binasa. Aku mengatakan, ‘Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, sedang mereka mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar berkata.” (HR. Ahmad dan Lainnya)


و قال الشاعر يُنكر على المحتجين بكلام شيوخهم أقول قال الله قال رسوله , فتجيب شيخي إنه قد قال

✅ Seorang pujangga menyenandungkan syai'r yang mengingkari orang-orang yang berdalih dengan ucapan para syaikh mereka. Ia berkata, “Aku katakan padamu, ‘Allah berfirman, Rasul-Nya bersabda’, lalu kamu menjawab, ‘Syaikh saya telah berkata begini begitu!

✅ Al-Imam asy-Syafi’i _rahimahullah_ (Madzhab Syafi’i) mengatakan :

كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي

Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang shahih dari Rasulullah ﷺ dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”


✅ Al-Imam Malik _rahimahullah_ (Madzhab Maliki) mengatakan:

إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه

Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”


✅ Al-Imam Abu Hanifah _rahimahullah_ (Madzhab Hanafi) mengatakan:

لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا

Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

✅ Al-Imam Ahmad Bin Hambal _rahimahullah_ ( Madzab Hambali mengatakan):

لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا

Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

CATATAN UNTUK KITA SEMUA :

Ini adalah nasehat buat kita semua agar setiap orang yang beriman senantiasa mengedepankan serta mengagungkan perintah Allah dan Rasul-Nya , dan larangan taqlid buta (bersikukuh mengekor) dengan pendapat orang yang dia cintai walaupun dari bapak-bapaknya, saudaranya, atau kyai-kyainya (ustadznya) yang mereka telah menyelisihi sunnah serta jalanya para ulama salaf yang kokoh lagi terpercaya dalam manhajnya.

Wallahu A’lam

📚 Maroji’ : Alquran Alkarim, Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Imam Ahmad, Alfirqotun Najiyah. Syarah masail jahiliyyah Syaikh Fauzan. Dan Lainnya.

📝Akhukum Fillah Di Pondok Yatim Non Yatim Annashihah Cepu

📝✍ _Al-Ustadz Abu Amina_ حفظه الله

“Tetaplah hadir di majelis ilmu syar'i (tempat pengajian) untuk meraih pahala dan barokah lebih banyak dan lebih besar, insyaAllah“.

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive