Jawaban:
Yang pertama adalah: ketika dia mengetahui bahwasanya dia salah, maka ini adalah nikmat yang Allah berikan kepadanya.
Allah perlihatkan dia dengannya, maka hendaklah ia memuji Allah atas kebaikan ini yang telah diberikan kepadanya, dan hendaklah ia berterima kasih kepada saudaranya yang telah memberitahu salahnya, yang saudaranya tersebut telah melakukannya disertai dengan adab dan pemuliaan bukan karena ingin balas dendam atau memalukannya apalagi sampai menghina
Yang kedua adalah: termasuk dari Taufik yang Allah berikan kepada seorang hamba ia melatih dirinya untuk kembali dari kesalahannya (menuju kebenaran) ini adalah lebih baik daripada ia terus-menerus didalam Kebathilan, ruju'(kembali) dari kesalahannya, bertaubat, semuanya sesuai dengan ketentuannya,
Apabila kesalahan ini bentuknya adalah kesalahan yang membuat ummat atau suatu kaum atau seorang saudara tersesat, setelah itu menjadi jelas baginya (bahwa ia salah) dan ia Telah ruju' darinya, maka wajib atasnya untuk menjelaskan kepada saudara yang telah ia sesatkan tadi bahwa ia telah ruju' darinya dan yang benar adalah demikian , agar ia selamat dari akibat yang demikian itu ( yaitu penyesatan).
Demikian pula hendaklah ia melatih dirinya bahwa ia akan berdiri di hadapan Allah, ditanya dan dihisab,
Dunia ini sekarang tempat beramal bukan penghisaban dan besok adalah hari hisab bukan lagi hari untuk beramal, hendaklah ia berjuang untuk melatih dirinya agar berada diatas (akhlak ini),
Jangan sampai Syaithan mendatanginya, meniupkan kedalam pikirannya sifat angkuh, menentang, sombong dan bangga diri,
Semua ini tidak ada harganya.
Ini akan menambahkan kepada seseorang kerendahan.
Assyaikh Abdullah Ibnu Abdirrahim al-Bukhari Hafidzahullah.
Sumber: http://elbukhari.com/wp-content/uploads/2016/12/fawaid_sawtiyah_sh_albukhary_264.mp3
Alih bahasa: Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الله له
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.