لاَ تَكَلَّمْ فِيمَا لاَ يَعْنِيكَ، وَاعْرِف ْعَدُوَّكَ، وَاحْذَرْ صَدِيقَكَ إِلاَّ الْأَمِينَ،وَلاَ أَمِينَ إِلاَّ مَنْ يَخْشَى اللهَ، وَتَمْشِي مَعَ الْفَاجِرِ فَيُعَلِّمَكَ مِنْفُجُورِهِ، وَ تُطَلِّعْهُ عَلَى سِرِّكَ، وَلاَتُشَاوِرْ فِي أَمْرِكَ إِلاَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَاللهَ عَزَّ وَجَلَّ
● “Janganlah engkau berbicara dalam urusan yang tidak engkau perlukan. Kenali musuhmu.
● Waspadalah dari temanmu, kecuali yang terpercaya. Tidak ada orang terpercaya kecuali yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
● Janganlah engkau berjalan bersama orang yang rusak, sehingga dia akan mengajarimu sebagian keburukannya. Jangan pula engkau beritahukan rahasiamu kepadanya.
● Janganlah engkau bermusyawarah tentang urusanmu kecuali dengan orang-orang yang takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
(Shifatu ash-Shafwah hlm. 109)
🌏 Sumber || http://asysyariah.com/nasihat-umar-bin-al-khaththab-radhiallahu-anhu/
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.