Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, November 10, 2018

Keutamaan Ilmu dan Iman

Keutamaan Ilmu dan Iman
1. ILMU DAN ULAMA

A. ILMU DAN IMAN

Perkara yang paling utama yang diusahakan oleh diri kita, yang dihasilkan oleh hati dan yang dengannya seorang hamba mencapai ketinggian di dunia dan akhirat yakni Ilmu dan Iman. Ilmu dan Iman adalah dua perkara yang paling utama untuk diusahakan oleh diri, yang paling utama dihasilkan oleh hati dan yang paling utama untuk menjadi sebab seorang mencapai kebahagiaan di Dunia dan Akhirat. Ilmu dan Iman inilah yang paling baik dan paling utama untuk ada dan didapatkan oleh seorang Hamba, dimana dua ini yang menjadi pokok sumber kebaikan bagi seseorang di Dunia dan Akhirat.

Oleh sebab itu Allah سبحانه وتعالى menggandeng keduannya dalam FirmanNya:

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ

"Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit." (QS. Ar-Rûm [30]: 56)

Orang yang berilmu dan beriman inilah yang selamat, maka Ilmu dan Iman inilah yang sebaik-baik dibawakan seseorang.

Begitu pula FirmanNya:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujâdilah [58]: 11)

Disini jelas sekali, Allah سبحانه وتعالة mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan beriman. Mereka ini (orang berilmu dan beriman) adalah orang yang istimewa dari yang ada di atas Muka Bumi ini. Merekalah yang berhak menyandang derajat tertinggi.

Akan tetapi banyak manusia yang keliru dalam memahami Ilmu dan Iman, dua sarana untuk mencapai kebahagiaan dan derajat yang tinggi. Akibatnya, masing-masing golongan mengira bahwa Ilmu dan Iman yang mereka miliki adalah Ilmu dan Iman yang dapat membuat mereka memperoleh kebahagiaan, padahal sebenarnya tidak demikian. Justru, sebagian dari mereka tidak mempunyai Iman yang menyelamatkan dan Ilmu yang mengangkat derajat mereka. Mereka telah menutup jalan untuk meraih Ilmu dan Iman yang dibawa dan diserukan oleh Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم kepada seluruh Umatnya. Padahal, Ilmu dan Iman itulah yang menjadi pegangan Nabi صلّى الله عليه وسلّم dan Para Sahabat sepeninggalan beliau رضي الله عنهم serta semua orang yang mengikuti jalan dan jejak mereka.

B. ANTARA ILMU DAN OPINI

Setiap golongan mengira bahwa Ilmu adalah apa yang mereka miliki dan banggakan.

Sebagaimana termaktub dalam FirmanNya.

Allah سبحانه وتعالى  berfirman dalam Surah Al-Mu'minûn Ayat 53:

فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

"Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)."

Padahal, apa yang mereka miliki hanyalah sekedar opini, pendapat dan kebobongan semata. Karena, Ilmu adalah sesuatu yang ada dibalik opini; sebagaimana pernyataan Hammad bin Zaid رحمه الله تعالى: "Aku pernah bertanya kepada Ayyub: 'Apakah Ilmu lebih banyak sekarang atau pada masa sebelumnya ?' Ayyub menjawab: 'Opini lebih banyak pada masa ini, namun Ilmu lebih banyak pada masa lalu.'"

Ilmu yang sesungguhnya adalah sesuatu yang dibawa oleh Rasul صلّى الله عليه وسلّم dari Allah تبارك وتعالى

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ

"Siapa yang membatahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh Ilmu." (QS. Ali 'Imran [3]: 31)

وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ

"Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah Ilmu datang kepadamu." (QS. Al-Baqarah [2]: 120)

أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ ۖ

"Dia menurunkannya dengan IlmuNya." (QS. An-Nisâ [4]: 166)

Maksudnya, di dalam Al-Qur'an itu terdapat IlmuNya.

Ketika suatu zaman jauh dari Ilmu yang benar maka kebanyakan manusia mengambil dari kesimpulan berfikir atau pendapat-pendapat. Ironisnya, tak sedikit dari mereka yang menyatakan secara terang-terangan bahwa Al-Qur'an dan as-Sunnah tidak mengandung Ilmu apapun ! Mereka mengklaim bahwa dali-dalil yang terdapat pada keduanya hanyalah teks-teks yang tidak memberikan keyakinan maupun pengetahuan. Akibatnya, Ilmu dan Iman itu tercabut dari kebanyakan mereka, seperti kulit ular yang terkupas dari tubuhnya.

Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam Surah An-Nisa Ayat 82:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."

Ayat ini menunjukkan bahwa apa yang datang dari Allah سبحانه وتعالى itu tidak akan saling bertentangan satu sama lain, dan bahwa sesuatu yang saling berselisih dan bertentangan itu bukanlah berasal dari sisi Allah سبحانه وتعالى
Bagaimana mungkin pendapat, khayalan dan hasil pemikiran orang-orang itu bisa menjadi Agama yang dianut dan hukum yang digunakan untuk mengadili Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya صلّى الله عليه وسلّم ? Mahasuci Engkau, Ya Rabb, Sesungguhnya ini hanyalah suatu kebohongan yang besar.

Alangkah bagusnya untaian Sya'ir berikut:

Ilmu adalah Firman Allah سبحانه وتعالى، Sabda Rasul صلّى الله عليه وسلّم dan Perkataan Para Sahabat رضي الله عنهم، Ilmu bukanlah sekedar opini yang menyesatkan.

Ilmu bukanlah yang sesuatu membuat Anda mempertentangkan antara sabda Rasul صلّى الله عليه وسلّم denan pendapat seorang Faqih.

Ilmu bukan juga pengingkaran terhadap Sifat-sifat Allah سبحانه وتعالى karena takut menyerupakanNya dengan makhluk.

-------------------------

👤 Ustadz Yudi Kurnia, L.c حفظه الله تعالى
📆 Jum'at,  12 Sya'ban 1439 H /  27 April 2018
⏰ Ba'da Isya - Selesai
🕌 Masjid Baitul Karim, Jl. Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

KITAB FAWAIDUL FAWÂID
Penulis: Syamsuddin Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah رحمه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive