Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, December 11, 2018

Ribuan Orang Menonton Sepak Bola Tertinggal Sholat Jum'at

Ribuan Orang Menonton Sepak Bola Tertinggal Sholat Jum'at
Para penonton pertandingan sepak bola yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang, berkumpul di sebuah stadion, padahal di tempat lain ada shalat jum’at sedang diselenggarakan. Akal mereka benar-benar tidak berfungsi lagi dan perasaan mereka telah mati. Apakah yang menyebabkan itu bisa terjadi? Sebabnya karena rasa fanatisme antar kesebelasan sepak bola yang ada dalam hati mereka. Persatuan mereka menjadi tercerai berai. Bahkan dalam satu anggota keluarga bisa tidak lagi terjadi persatuan hanya diakibatkan oleh bola. Namun sayangnya, perbedaan favorit klub bola tidak mendorong mereka untuk berjiwa sportif. Namun semua itu malah menyebabkan terjadinya saling cemooh antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Yang terjadi malah tawuran antar suporter yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban. Bahkan tidak jarang sampai memakan korban jiwa hanya karena bola yang bentuknya bulat. Umat Islam tidak lagi memikirkan siapa musuh mereka yang hakiki dan tidak lagi mau memikirkan urusan kebangsaan yang sifatnya lebih global.

Fanatisme antar kelompok itu harus membayar hilangnya keutuhan dan keagungan umat Islam. Kaum muslimin menjadi terpecah belah. Mereka banyak menyia-nyiakan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat atau untuk kegiatan yang berfaidah. Jika seandainya itu terwujud, pasti umat ini akan menjelma sebagai kekuatan bangsa yang bersatu untuk maju dengan berbagai keragamannya.

Fanatisme antar kelompok menyebabkan nilai patriotisme menjadi luntur. Yang dianggap sebagai pahlawan oleh mereka malah pemain sepak bola, bukan orang yang ‘berjihad fi sabilillah’ yang memperjuangkan kemuliaan umat Islam. Padahal berapa banyak uang yang harus dibayarkan kepada pemain bola tersebut.

Kesimpulannya, sesunguhnya permainan bola dewasa ini telah menjadi medan pertarungan yang sengaja dibuat oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kemuliaan umat ini. Bukti-bukti yang cukup kuat untuk mendukung pernyataan tersebut adalah apa yang disebutkan di dalam Protokol Ketigabelas para pemuka agama Yahudi. Di dalam keputusan majelis itu disebutkan sebagai berikut: ”.. Akan tetapi masih tersisa orang-orang (muslim) yang berada di dalam kesesatan. Mereka tidak tahu apa yang berada di muka dan di belakang mereka. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Sesungguhnya kami akan memperalat orang-orang seperti ini dengan cara mengalihkan perhatian mereka. Di antara cara untuk mengalihkan perhatian mereka (dari urusan agamanya) adalah menampilkan berbagai hiburan, permainan dan berbagai macam bentuk olahraga. Melalui semua media ini mereka akan merasa terpenuhi semua kebutuhannya ….

Wahai saudaraku sesama muslim, apakah Kamu telah mendengar apa sebenarnya yang dikehendaki oleh musuh-musuhmu?! Sesunguhnya mereka menghendaki dirimu tetap tenggelam di dalam kesesatan dan tidak pernah melihat cahaya kebenaran sama sekali.

Sesungguhnya jika kamu tetap saja tidak mengindahkan apa yang aku peringatkan, yakni meninggalkan shalat Jum’at, pasti hatimu akan menjadi keras, tidak mengenal lemah-lembut dan tidak akan mendapatkan rakhim Allah Ta’ala. Bahkan hatimu akan menjadi kotor, gelap dan tenggelam dalam dosa. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu. Sebab jika Allah telah mencap hati seseorang, berarti hati itu akan menjadi keras dan tidak akan pernah menerima kebenaran.

👣 Footnote
1. Protokol para pemuka agama Yahudi (I/258). Lihat juga efek negatif dari permainan bola di dalam kitab ‘Musykilaat al-Syabaab fii Dlau’ al-Islaam’ halaman 89, karya Abdul Halim ‘Uwais dan di dalam kitab ‘al-Hayaah al-Ijtimaa’iyah fia al-Takfiir al-Islaami, halaman 235 karya Ahmad Syalabi”

👤 Dijawab oleh: Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman

📚 Disalin dari kitab Al-Qawl al-Mubiin Fii Akhthaa’ al-Mushalliin, Edisi Indonesia Koreksi Total Ritual Shalat, Pengarang Abu Ubaidah Masyhurrah ibn Hasan ibn Mahmud ibn Salman, Penerjemah W.Djunaedi SSAg, Penerbit Pustaka Azzam

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive