Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ، فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ
Siapa yang duduk bersama, dan di sana banyak bicara laghat, kemudian sebelum dia bubar, dia membaca doa,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Maka Allah akan mengampuni kesalahan yang dilakukannya di majlis itu. (HR. Ahmad 10415, Turmudzi 3433, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
💡 Keterangan:
Ada beberapa keterangan ulama tentang makna, ’banyak bicara laghat’. Diantaranya,
☑ Bicara yang mengandung dosa
☑ Bicara yang sama sekali tidak manfaat
☑ Guyonan dan pembicaraan tidak penting
(Simak Mirqah al-Mafatih, 8/324).
Doa ini disebut sebagai doa Kaffaratul Majlis (penghapus dosa majlis) atau Khatimah Majlis (penutup majlis). Karena doa ini menjadi penghapus dosa bagi orang yang ikut duduk dalam majlis itu. Doa ini menjadi penghapus dosa, karena isinya pengakuan terhadap tauhid dan permohonan ampun kepada Allah.
Syaikhul Islam mengatakan,
وَهَذَا الذِّكْرُ يَتَضَمَّنُ التَّوْحِيدَ وَالِاسْتِغْفَارَ
Dzikir ini mengandung (pengakuan) tauhid dan istighfar. (al-Fatawa al-Kubro, 5/236).
Ibnu Rajab mengatakan,
كان النبي – صلى الله عليه وسلم – يختم مجالسه بكفارة المجلس ، وأمر أن تختم المجالس به، وأخبر أنه إن كان المجلس لغوا كانت كفارة له ، وروي ذلك عن جماعة من الصحابة
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri majlis beliau dengan doa kaffaratul majlis dan beliau perintahkan agar semua majlis diakhiri dengan doa itu. Beliau juga mengabarkan, bahwa jika majlis itu sia-sia maka doa ini menjadi kaffarah baginya. Doa ini juga diriwayatkan dari sekelompok sahabat. (Fathul Bari, 3/345).
Menjadi Penyesalan
Bagi mukmin, semua waktu itu berharga. Semua harus berorientasi manfaat. Ketika seorang mukmin melakukan tindakan sia-sia, tanpa diiringi dzikir, akan menjadi penyesalan baginya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ تِرَةٌ
Barangsiapa yang duduk dan tidak menyebut nama Allah maka akan menjadi penyesalan di hadapan Allah. (HR. Abu Daud 4856 dan dishahihkan al-Albani).
Allahu a’lam.
👤 Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
===============================
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.