Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, May 25, 2021

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Ikhlas (1-4)

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Ikhlas (1-4)
Surah Al-Ikhlas, 1:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

Surah Al-Ikhlas, 2:

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Allah tempat meminta segala sesuatu.

Surah Al-Ikhlas, 3:

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Surah Al-Ikhlas, 4:

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Monday, May 24, 2021

Tawakal Adalah Sebab Datangnya Jaminan Segala Hal Dari Allah

Tawakal Adalah Sebab Datangnya Jaminan Segala Hal Dari Allah
Bismillah...

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang

(HR Ahmad (1/30), at-Tirmidzi (no. 2344), Ibnu Majah (no. 4164), Ibnu Hibban (no. 730) dan al-Hakim (no. 7894)  

▶️ QS 67: 19

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَٰنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ 

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu”.

Jika burung tidak berakal saja bertawakal kepada Allah Tabaraka Wata’ala. Seharusnya lah manusi kepada Allah Tabaraka Wata’ala.

Sumber : islammadina

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Friday, May 21, 2021

Dia (Allah) Tidak Butuh Makan

Dia (Allah) Tidak Butuh Makan
Bismillah...

قُلۡ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيّٗا فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا يُطۡعَمُۗ قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ مَنۡ أَسۡلَمَۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Katakanlah (Muhammad), “Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” (Surat Al-An'am, Ayat 14)

Pesan-pesan:

1️⃣ Saudaraku...,

 Langit yang 7 lapis dan Bumi yang luas ini, Allah lah yang ciptakan. Bahkan Dia tidak merasa letih dalam menciptakannya, sekaligus mengatur dan memeliharanya. Dialah yang memberi rezki kepada hamba-hamba-Nya dan Dia tidak butuh makan. Maka sepantasnyalah kita menyembahnya semata dan tidak menyekutukanNya.

2️⃣ Saudaraku...,

Sekalipun ada yang mengajakmu untuk murtad (keluar dari agama Islam) dengan iming-iming harta, maka ketahuilah wahai saudaraku bahwa Surga di Akhirat kelak, dengan segala fasilitasnya, tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di Bumi ini. Maka bersabarlah untuk tetap teguh di atas jalan agama yang mulia ini, apapun yang terjadi, karena dengan Islam inilah, merupakan kunci untuk memasuki Surga Allah.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Wednesday, May 19, 2021

Bahaya Takhbib: Merusak Rumah Tangga Orang lain

Bahaya Takhbib: Merusak Rumah Tangga Orang lain
Bismillah...

Merusak rumah tangga orang lain merupakan dosa besar, menyebabkan rumah tangga pasangan muslim menjadi hancur dan tercerai-berai. 

Perlu diketahui bahwa prestasi terbesar bagi Iblis adalah merusak rumah tangga seorang muslim dan berujung dengan perceraian, sehingga hal ini termasuk membantu mensukseskan program Iblis.

Perhatikan hadits berikut, Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Rusaknya rumah tangga dan perceraian sangat disukai oleh Iblis. Hukum asal perceraian adalah dibenci, karenanya ulama menjelaskan hadits peringatan akan perceraian

Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits ini,

إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر

Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” (Faidhul Qadiir II/408)

Merusak rumah tangga seorang muslim disebut dengan “takhbib”. Hal ini merupakan dosa yang sangat besar, selain ada ancaman khusus, ia juga telah membantu Iblis untuk mensukseskan programnya menyesatkan manusia.

Bentuk “takhbib” bisa berupa:

1️⃣ Menggoda salah satu pasangan pasutri yang sah dengan mengajak berzina, baik zina mata, tangan maupun zina hati sehingga ia menjadi benci dengan pasangan sahnya

2️⃣ Menggoda istri orang lain dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang semu, misalnya melalui SMS, WA atau inbox sosial media. Sang istri pun terpengaruh karena selama ini mungkin suaminya sibuk mencari nafkah di kantor seharian.

3️⃣ Bisa juga bentuknya menggoda suami orang lain dan mengajaknya berzina atau di zaman ini di kenal dengan istilah “PELAKOR” (Perebut Laki Orang).

4️⃣ Mengompor-ngompori salah satu pasutri agar membenci pasangannya

Semisalnya sering menyebut-nyebut kekurangan suaminya dengan membandingkan dengan dirinya atau suami orang lain. Padahal suaminya sangat baik dan bertanggung jawab, hanya saja pasti ada kekurangannya.

Ancaman dosa melakukan “takhbib” terdapat pada hadits berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﺧَﺒَّﺐَ ﺍﻣﺮَﺃَﺓً ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭﺟِﻬَﺎ

Bukan bagian dari kami, Orang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)

Ad-Dzahabi menjelaskan yaitu merusak hati wanita terhadap suaminya, beliau berkata,

ﺇﻓﺴﺎﺩ ﻗﻠﺐ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻋﻠﻰ ﺯﻭﺟﻬﺎ

Merusak hati wanita terhadap suaminya.” (Al-Kabair, hal. 209).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻓْﺴَﺪَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ

Barang siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dari kami.”( HR. Ahmad, shahih)

Dalam kitab Mausu’ah Fiqhiyyah dijelaskan bahwa merusak di sini adalah mengompor-ngimpori untuk minta cerai atau menyebabkannya (mengompor-ngompori secara tidak langsung).

ﻣَﻦْ ﺃَﻓْﺴَﺪَ ﺯَﻭْﺟَﺔَ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﺃَﻱْ : ﺃَﻏْﺮَﺍﻫَﺎ ﺑِﻄَﻠَﺐِ ﺍﻟﻄَّﻼَﻕِ ﺃَﻭِ ﺍﻟﺘَّﺴَﺒُّﺐِ ﻓِﻴﻪِ ، ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﺗَﻰ ﺑَﺎﺑًﺎ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮِ ” ﺍﻧﺘﻬﻰ

Maksud merusak istri orang lain yaitu mengompor-ngompori untuk meminta cerai atau menyebabkannya, maka ia telah melalukan dosa yang sangat besar.” (Mausu’ah Fiqhiyyah 5/291)

Demikian semoga bermanfaat

-------------------------

Penulis: dr. Raehanul Bahraen

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Tuesday, May 18, 2021

Tanda Akhir Zaman, Orang Tua Ingin Tampak Muda

Tanda Akhir Zaman, Orang Tua Ingin Tampak Muda
Bismillah...

Diantara yang Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam beritakan akan terjadi di akhir zaman adalah orang-orang tua merasa muda dengan cara-cara yang menipu.

Disebutkan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma,

يكون قوم في آخر الزمان يخضبون بهذا السواد ، كحوا صل الحمام ، لا يجدون رائحة الجنة

"Akan datang di akhir zaman suatu kaum (orang-orang tua) yang menyemir rambutnya dengan warna hitam hingga seperti tembolok merpati, mereka tidak akan mencium bau surga." (HR Ahmad, dari Shahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhuma, di shahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib).

Di dalam hadits ini Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa di akhir zaman akan ada orang-orang yang sudah tua beruban menyemir rambutnya dengan warna hitam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mereka ini tidak akan mencium bau surga. Sebuah ancaman yang berat.

Demikianlah yang terjadi. Ada orang-orang yang ketika usia sudah beranjak tua, rambut dan jenggot telah memutih yang semestinya semakin bertakwa, bertobat, memperbanyak ibadah dan bersiap-siap mendatangi ajal, namun justru masih ingin muda, masih terus ingin menikmati lezatnya dunia. Mereka tidak segera bertobat dengan usianya yang telah tua. Mereka terlena dengan dunia dan lupa akhirat. Seolah-olah ia hanya hidup di dunia saja.

Dalam sebuah ayat-Nya Allah azza wa jalla menyebutkan:

 وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ 

"Dan (apakah tidak) datang peringatan." (Q.S Fathir: 37).

Sebagian ulama menyebutkan peringatan disini adalah rambut yang telah beruban. Maka, semestinya orang yang diberi peringatan dengan berubannya rambut dapat mengambil manfaat dari peringatan ini.

Namun sayang, sebagian manusia yang beruban tidak bisa mengambil pelajaran, sehingga ketika rambut mereka telah memutih segera dihitamkan kembali. Penampakan MUDA yang PALSU.

📄 Dinukil dari Majalah Qudwah Edisi 54 vol. 05 1439 H

Sumber : Majmu'ah Salafy Baturaja

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Saturday, May 15, 2021

Siapa Yang Menjamin Umurmu Bisa Bertahan Hingga Esok Hari?

Siapa Yang Menjamin Umurmu Bisa Bertahan Hingga Esok Hari?
Bismillah...

Syeikh Utsaimin -Rahimahullah- mengatakan: 

Jangan berangan-angan bahwa bila kamu hidup di pagi hari akan bisa bertahan hingga sore. 

Atau bila kamu hidup di sore hari akan mampu bertahan hingga pagi. 

Karena betapa banyak orang yang hidup di pagi hari, akhirnya tidak bertahan hingga sore. 

Sebaliknya, betapa banyak orang hidup di waktu sore, akhirnya tidak bertahan hingga waktu pagi.

Betapa banyak orang memakai baju sendiri, akhirnya baju tersebut dilepas oleh pemandi jenazah.

Betapa banyak orang yang meninggalkan keluarganya, lalu mereka menyiapkan makan siang atau makan malam untuknya, tapi akhirnya dia tidak bisa menyantapnya.

Dan betapa banyak orang yang tidur, akhirnya dia tidak bangun lagi dari kasurnya.“

Intinya: bahwa seseorang jangan sampai memanjangkan angan-angannya.

Tapi, hendaknya dia waspada, cerdas, giat, dan tidak malas.

[Syarah Riyadhus Sholihin, jilid 3, bab: Mengingat Kematian dan Memendekkan Angan]

🖊  Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA hafizhahullah
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Thursday, May 13, 2021

Siapa Pasanganmu Di Surga, Hai Wanita Sholehah?

Pasangan Wanita Sholehah Di Surga
Bismillah... 

(Resume Kajian Tafsir Ibnu Katsir - QS Al Baqarah:25)

👤_Ust. Oemar Mita. Lc

📅 Jum'at 25 Dzulhijjah 1436H/09 Oktober 2015

(Admin potong Muqadimah dan isi kajian lainnya, dan hanya menampilkan topik di atas)

🟩 QS Al Baqarah: 25

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu." Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.

🟩 Bagaimana pasangan wanita dunia ketika berada di dalam Surga?

Menurut Syeikh Utsaimin Rahimahulloh ta'ala, keadaan wanita dunia, tidak lepas dari 7 kondisi, yaitu:

1. Wanita sholehah yang meninggal dunia sebelum menikah.

Wanita ini ALLOH yg akan memilihkan jodohnya dan ALLOH yang langsung menikahkannya.

2. Wanita sholehah yang dicerai/ditalaq, dan wanita yg mengajukan khuluq.

Wanita ini tidak akan bertemu lagi dengan suaminya. ALLOH akan pilihkan dan nikah dia dgn laki2 penduduk Surga yang sekufu/sebanding dgnnya.

3. Wanita sholehah yang sudah menikah, tapi suaminya tidak termasuk  penduduk Surga.

Contohnya: 

- Asiyah isteri Fir'aun.

Wanita yg masuk Surga lantaran kesabarannya memiliki suami yang dzolim. ALLOH akan menikahkan Asiyah dengan Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  

- Satu lagi wanita mulia yang akan jadi isteri Rasulullah adalah Maryam binti Imran (ibu Nabi Isa 'alayhissalaam), wanita mulia yg sangat sabar ketika diberikan ujian yang teramat berat oleh ALLOH.

4. Wanita sholehah, tapi suaminya dholim.

Dia masuk Surga karena kesabarannya. ALLOH akan nikahkan dengan laki2 penduduk Surga yang amalannya setara dengannya.

5. Wanita sholehah yang sudah menikah, meninggal dunia.

Jika suaminya sholeh, maka dia akan dipertemukan lagi dengan suaminya. Jika suaminya tidak masuk Surga, maka ALLOH akan pilihkan laki2 penduduk Surga untuk dinikahkan dengannya 

6. Wanita sholehah yang suaminya meninggal dunia, dan dia tidak menikah lagi.

ALLOH akan pertemukan lagi dengan suaminya, jika suaminya masuk Surga.

ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az-Zukhruf (43:67))

7. Wanita sholehah yang suaminya meninggal, dia menikah lagi.

Dia akan dinikahkan dengan suaminya yang terakhir. Jika suaminya yang terakhir bukan termasuk penduduk Surga, maka ALLOH akan nikahkan dengan suaminya yang paling baik amalan dan akhlaqnya.

Dia diberi kebebasan memilih, jika semua suaminya masuk Surga.

CATATAN:

1. Di Surga tidak ada orang yang tidak menikah/ tidak memiliki pasangan. Meskipun dia di dunia tidak/ belum pernah menikah. Satu2nya syariat yang masih dijalankan di surga adalah menikah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ

Tidak ada orang yang melajang di surga.” (HR. Ahmad 7152 dan Muslim 2834).

2. Keadaan Wanita sholehah yang masuk Surga : 

- lebih cantik dari bidadari Surga.

- menjadi ketua bidadari.

3. Mencarikan jodoh yang sholeh, adalah kewajiban orangtua terhadap anaknya.

4. Di Surga tidak ada lagi kesedihan, yang ada hanya kesenangan dan kenikmatan.

Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang2 yg mendapatkan rahmat dan ridhoNYA untuk menjadi penduduk jannahNYA. Aamiin ya Mujibassailin 

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Tuesday, May 11, 2021

Empat Langkah Tadabbur Al-Qur’an

Empat Langkah Tadabbur Al-Qur’an
Bismillah...

Al-Qur’an itu direnungkan. Kita istilahkan dengan tadabbur, dalam KBBI disebut dengan tadabur. Tadabbur ini penting karena dengan tadabbur, kita akan bisa mengambil pelajaran-pelajaran penting hingga Al-Qur’an bisa diamalkan isinya. Ini keadaannya berbeda sekali jika kita hanya membaca Al-Qur’an atau menghafalkannya, tanpa memahami arti, memahami tafsirannya, hingga tadabbur.

Berikut adalah ayat-ayat yang mendorong kita untuk tadabbur Al-Qur’an.

Ayat pertama:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisaa’: 82)

Ayat kedua:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)

Ayat ketiga:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”. (QS. Muhammad: 24)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Memahami Al-Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika Al-Qur’an cuma sekadar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur), itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:327)

Bagaimana cara tadabbur?

Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan, “Apabila engkau ingin memetik manfaat dari Al-Qur’an, maka fokuskan hatimu saat membaca dan mendengarkannya. Pasang baik-baik telingamu dan posisikanlah diri seperti posisi orang yang diajak bicara langsung oleh Dzat yang memfirmankannya. Al-Qur’an ini makin sempurna pengaruhnya bergantung pada faktor pemberi pengaruh yang efektif, tempat yang kondusif, terpenuhinya syarat, terwujudnya pengaruh, dan ketiadaan faktor yang menghalanginya. Semua ini telah terkandung dalam firman Allah,

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37).

Dari awal surah Qaf hingga ayat ke-37 ini namanya faktor pemberi pengaruh.

Firman-Nya: Bagi orang yang punya hati, berarti hati yang hidup. Ini representasi dari tempat yang hidup. Sebagaimana disebutkan pula dalam surah,

لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ

Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.” (QS. Yasin: 70)

Firman-Nya _“atau yang menggunakan pendengarannya”_, maksudnya mengarahkan pendengarannya dan memasang indra dengarnya pada apa yang diucapkan padanya. Ini namanya syarat terwujudnya pengaruh.

Firman-Nya “sedang dia menyaksikannya” maksudnya, hatinya menyaksikan, hadir dan tidak ke mana-mana, serta mendengarkan kitab Allah. Orang yang hatinya menyaksikan dan memahami, hatinya tidak lupa maupun lalai. Ini menunjukkan untuk tadabbur Al-Qur’an harus menghilangkan faktor yang menghalangi, yaitu kelalaian dan tidak hadirnya hati dari apa yang diucapkan padanya, dari memperhatikan dan merenungkannya.

Bila ada faktor pengaruh yaitu Al-Qur’an, tempat yang kondusif yaitu hati yang hidup, syarat juga terpenuhi yaitu mendengarkan dengan seksama, faktor penghalang tidak ada yaitu kelalaian dan memahami maksud ucapan, dan berpaling pada sesuatu yang lain, niscaya muncul pengaruh, yaitu kemampuan mengambil manfaat dan mengambil peringatan.” Lihat Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim, hlm. 5, 6, 156; dinukil dari Al-Khusyu’ fii Ash-Shalah, hlm. 225-226.

Ringkasnya, langkah untuk tadabbur Al-Qur’an ada 4 (empat):

1. Ada ayat yang dibaca.

2. Hati kita hidup.

3. Mendengarkan dengan seksama.

4. Tidak lalai dan memahami maksud ucapan.

Semoga kita dimudahkan untuk tadabbur Al-Qur’an ayat demi ayat.

 --------------------

By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  May 10, 2020

Disusun malam hari, 18 Ramadhan 1441  @Darush Sholihin

Sumber : https://rumaysho.com/24334-empat-langkah-tadabbur-al-quran.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive