Allah telah menyebutkan di dalam Al-Qur'an tentang siapa yang semestinya kita ikuti didalam berislam agar tidak salah mengambil panutan.
Allah ta'ala berfirman,
واتبع سبيل من أناب إِلي
"Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku." (Luqman: 15)
Para mufassirin menjelaskan orang-orang yang kembali kepada Allah adalah orang-orang bertaubat dari kesyirikan, merealisasikan tauhid, dan menegakkan rukun iman. Mengikuti jalan mereka berarti menempuh jalan menuju Allah.
Adapun yang paling berhak dikatakan orang-orang yang kembali kepada Allah adalah generasi terbaik umat ini yaitu para sahabat Nabi ridhwanullah 'alaihim.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah memberikan komentar setelah beliau mengutip firman Allah di atas,
وكل من الصحابة منيب إلى الله فيجب اتباع سبيله وأقواله واعتقاداته من أكبر سبيله
"Sahabat Nabi seluruhnya orang yang kembali kepada Allah maka wajib mengikuti jalannya shohabat dan mengikuti ucapan-ucapannya dan yang paling fundamental untuk diikuti dari jalan shohabat adalah akidahnya." (I'lamul Muwaqqi'in 4/100)
Allah juga mengabarkan keridhoan-Nya bagi orang-orang yang mengikuti jalannya para sahabat,
“Dan para pendahulu yang pertama kali (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka dengan baik, Allah telah ridho kepada mereka dan mereka juga telah ridho kepada Allah...” (At-Taubah: 100)
Maka tidak ada jalan yang lebih baik, lebih jelas dan lebih terang selain jalannya para sahabat Nabi.
Mereka adalah murid-murid Rosulullah ﷺ yang paling utama diantara mereka Abu Bakr Ash-Shiddiq, kemudian Umar bin Al-Khotthob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib.
Jalan-jalan alternatif yang menyelisihi jalannya Muhajirin dan Anshor adalah jalan-jalan syahwat dan syubhat. Jalan-jalan itu hanya semakin menjauhkan kita dari Allah meski jalan-jalan itu diklaim baik dan moderat oleh kebanyakan orang.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
