Sumber utama yang menjadi rujukan umat Islam dalam menafsirkan Al-Qur'an setelah Rosulullah ﷺ adalah para shohabat beliau.
Mereka adalah murid-murid Rosulullah ﷺ yang belajar langsung kepada beliau ﷺ, beriman kepada apa yang beliau bawa dan istiqomah hingga akhir hayat.
Ahli tafsir yang paling utama dari kalangan shohabat yaitu kholifah yang empat yaitu Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, kemudian Ubay bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy'ari, Abdullah bin Az-Zubair, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud.
Rosulullah ﷺ mendoakan shohabat Ibnu Abbas yang ketika itu masih muda,
اللهم فقه في الدين وعلمه التأويل
"Ya Allah, fahamkanlah ia agama dan ajarkanlah ia tafsir." (HR. Ahmad 2396 dishohihkan Al-'Allamah Ahmad Syakir)
Begitupula Ibnu Mas'ud beliau shohabat yang paling tahu tentang dimana surat diturunkan dan paling mengerti tentang topik ayat.
Ibnu Mas'ud juga berkata, "Sebaik-baik ahli tafsir Al-Qur'an adalah Ibnu Abbas." (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsir beliau 1/90 sanadnya hasan)
Setelah para shohabat yang menjadi rujukan utama menafsirkan Al-Qur'an adalah para tabiin yaitu murid-murid para shohabat Nabi.
Ahli tafsir dari kalangan tabiin yang paling utama adalah murid-muridnya Ibnu Abbas di Makkah yaitu Mujahid, Sa'id bin Jubair dan yang semisal keduanya.
Al-Imam Sufyan Ats-Tsawri berkata, "Apabila engkau mendapati tafsirnya Mujahid maka itu cukup bagimu."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Di antara ulama yang merujuk kepada tafsir Mujahid adalah Asy-Syafii, Al-Bukhori, Ahmad dan selain mereka dari yang menyusun tafsir selalu mengulang-ulang jalan periwayatan dari Mujahid lebih banyak dari jalan yang lain." (Muqoddimah Tafsir hlm. 26)
Begitupula murid-murid Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu yaitu Alqomah, Masruq dan yang semisalnya.
Kemudian para ulama menulis kitab-kitab tafsir dengan sanadnya yang merujuk kepada hadits Rosulullah ﷺ, para shohabat, tabiin seperti yang ditulis oleh Ath-Thobari, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim, dan Abd bin Humaid. Demikian yang disebutkan oleh Al-Hafidzh Ibnu Hajar Al-Asqolani.
Kemudian setelah itu para ahli tafsir menyusun kitab-kitab mereka yang merujuk kepada referensi utama diatas semisal tafsir Ibnul Jauzi, Al-Qurthubi, Ibnu Katsir, dan masih banyak lagi hingga sampai kepada masa kita sekarang ini. (Faedah Syaikh Sa'd Ash-Shumail)
Maka siapa yang hendak mempelajari Al-Qur'an, mentadabburinya, memahami kandungan maknanya dengan benar maka hendaklah ia merujuk kepada referensi para ahli tafsir yang mu'tabar diatas.
Bukan bebas tafsir atau tafsir moderat yang pada hakikatnya menafsirkan ayat menurut hawa nafsu berdasarkan pendapat pribadi, perasaan, situasi politik maupun kejahilan.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.