Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, October 18, 2022

Biografi Sang Teladan

Biografi Sang Teladan
Bismillah...

Betapa banyak orang yang dulunya dipuji-puji, disanjung, ditulis latar belakang pendidikannya, guru-guru atau syekh-syekhnya, jasa-jasanya dan lain sebagainya yang seakan menjadi contoh dan tauladan. Namun fitnah datang, si pulan ini pun jatuh kepada berbagai macam penyimpangan. Akhirnya masyarakat pun antipati, mencela, meninggalkan dan mentahdzirnya. 

Oleh karena itu, jadikanlah teladan orang-orang yang telah meninggalkan dunia yang meninggalkan kebaikan-kebaikan, keutamaan-keutamaan, jasa-jasanya, ucapan dan tulisannya yang bermanfaat, seperti para sahabat, para salaf dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, bukan orang-orang yang masih hidup. Karena sesungguhnya orang yang masih hidup itu masih tidak aman dari fitnah

Berkata Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

من كان منكم مستناً فليستن بمن قد مات، فإن الحي لا تؤمن عليه الفتنة، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، كانوا أفضل هذه الأمة، أبرها قلوباً، وأعمقها علماً، وأقلها تكلفاً، قوم اختارهم الله لصحبة نبيه، وإقامة دينه، فاعرفوا لهم فضلهم، واتبعوهم في آثارهم، وتمسكوا بما استطعم من أخلاقهم ودينهم، فإنهم كانوا على الهدى المستقيم

Siapa yang ingin mencari teladan, carilah teladan dari orang-orang yang sudah meninggal. Karena sesungguhnya orang yang masih hidup itu tidaklah aman dari fitnah (ketergelinciran). Mereka adalah sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Generasi termulia dari umat ini yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, dan paling anti berlebihan dalam tindakan.

Allah Ta’ala memilih mereka untuk menjadi sahabat nabi-Nya. Demi menegakkan agama-Nya. Maka dari itu, akuilah keutamaan mereka dan ikutilah prinsip mereka. Dan contohlah budi pekerti mereka semampu kalian. Karena sungguh mereka berada di atas petunjuk.” (Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih). 

Riwayat ini sebagian ulama mendhaifkannya. Namun lafadznya benar. Dan tidak bertentangan dengan dalil. 

Berkata Imam Syatibi rahimahullah, 

" ﻭَﺍﻟْﺂﺛَﺎﺭُ ﻓِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓٌ ﺟَﻤِﻴﻌُﻬَﺎ ﻳَﺪُﻝُّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟِﺎﻗْﺘِﺪَﺍﺀِ ﺑِﻬِﻢْ ﻭَﺍﻟِﺎﺗِّﺒَﺎﻉِ ﻟِﻄَﺮِﻳﻘِﻬِﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺣَﺎﻝٍ ، ﻭَﻫُﻮَ ﻃَﺮِﻳﻖُ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺓِ ﺣَﺴْﺒَﻤَﺎ ﻧَﺒَّﻪَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺣَﺪِﻳﺚُ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻟِﻪِ : " ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻲ " " . ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻣﻦ " ﺍﻻﻋﺘﺼﺎﻡ " ‏( 3/307 ‏)

"Atsar tentang hal yang senada dengan makna ini terdapat banyak. Menunjukkan untuk meneladani mereka (para salaf), mengikuti mereka dan menempuh jalan mereka dalam segala hal. Dan inilah jalan keselamatan, jalan golongan yang selamat, sebagaimana dalam lafadh hadits : "aku dan para sahabatku diatasnya" dalam beragam. Selesai. (Al-i'tishom 3/307). 

Seseorang mengatakan, 

ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻥ ﺃﻥ ﻳﺘﺎﺑﻊ ﻓﻲ ﺳﻴﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻪ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ : ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺪ ﻣﺎﺗﻮﺍ ، ﻭﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﻳﺨﺸﻰ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ .

"Dan yang paling aman adalah mengikuti perjalanan hidup para salaf yang shalih : dari kalangan sahabat nabi, yang mereka telah wafat dan tidak lagi mereka dikhawatirkan terkena fitnah. Mereka telah dipilih sendiri oleh Allah, telah diridhoi, dan Allah memerintahkan kita agar mencontoh dan mengikuti mereka".

Sumber : http://www.al-jazirah.com/2012/20120328/ar3.htm 

Oleh karena itu, menilai seseorang itu akhir hidupnya. Bukan di awal atau pertengahan hidupnya. Sehingga jangan sampai kita tergesa-gesa memuji dan menyanjungnya yang berlebihan, bahkan sudah dibuatkan tulisan tentang biografinya. 

Sebaiknya kalau mau menulis tentang biografinya, hendaklah setelah kematiannya. Atau menulis tentang perjalanan hidupnya, yang nanti dipublikasikan kalau orang tersebut telah meninggal dunia. Itu lebih menenangkan, daripada sudah dipublikasikan, ternyata akhir hidup orang tersebut jatuh pada penyimpangan-penyimpangan yang tidak patut dijadikan teladan. 

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata; Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“لَا عَلَيْكُمْ أَنْ لَا تَعْجَبُوا بِعمل أَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ يُخْتَمُ لَهُ فَإِنَّ الْعَامِلَ يَعْمَلُ زَمَانًا مِنْ عُمْرِهِ أَوْ بُرْهَةً مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ صَالِحٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلًا سَيِّئًا وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ الْبُرْهَةَ مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ سَيِّئٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ النَّارَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلًا صَالِحًا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ” (صحيح، أخرجه ابن أبي عاصم في السنة (1/174) وأحمد في مسنده (19/246)، صححه الشيخ الأرناؤوط والألباني وغيره)

Janganlah kalian merasa terkagum-kagum dengan amalan salah seorang dari kalian hingga kalian dapat melihat amalan di akhir hayatnya,

Sesungguhnya ada seseorang selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal kebaikan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk ke dalam surga, namun ternyata ia berubah [di akhir hayatnya] dan beramal dengan amal keburukan [maka ia termasuk ahli neraka].

Dan sungguh, ada seorang hamba selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal keburukan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk neraka, namun ternyata ia berubah dan beramal dengan amal kebaikan [maka ia termasuk ahli Surga].

Jika Allah menginginkan kebaikan atas seorang hamba maka Ia akan membuatnya beramal baik sebelum kematiannya, ” para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana Allah membuatnya beramal?” beliau bersabda: “Allah akan Memberinya taufik untuk beramal kebaikan –pada akhir hayatnya-, setelah itu Ia mewafatkannya.” (HR Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (1/174), Ahmad dalam Musnadnya. (19/246). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid033xVSgomEVVBsTdLsqhgwXbL9TmvrUVYuVXup7jDZHJDAKTeX5N6Pq42Ar3zqz9yel&id=100009878282155

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/10/biografi-sang-teladan.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive