Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, October 31, 2022

(Meski) Seribu Kali Ganti Presiden

(Meski) Seribu Kali Ganti Presiden
Bismillah...

Sebagian masyarakat mengeluhkan keadaan pemimpinnya, namun mereka tidak intropeksi keadaan dirinya.

Pemimpin yang baik, yang adil dan bijaksana terlahir dari masyarakat yang baik pula. Karena tidak mungkin pemimpinnya baik jika masyarakatnya sendiri tidak baik, karena pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya.

Seribu kali ganti presiden, tidak akan merubah keadaan kepada yang lebih baik, selama masyarakatnya bergelimang dengan kemaksiatan, kesyirikan dan kebid'ahan. 

Lihatlah di zaman Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma, berbeda dengan keadaan di zaman Utsman dan Ali radhiyallahu anhuma. 

Ubaidah As-Salmânîy berkata kepada Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu anhu, 

يَا أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ مَا بَالُ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرُ اِنْطَاعَ النَاسُ لَهُمَا، وَالدُّنْيَا عَلَيْهِمَا أَضْيَقُ مِنْ شِبْرٍ فَاتَّسَعَتْ عَلَيْهِمَا وَوُلِيْتَ أَنْتَ وَعُثْمَانُ الْخِلَافَةَ وَلَمْ يَنْطَاعُوا لَكُمَا، وَقَدْ اِتَّسَعَتْ فَصَارَتْ عَلَيْكُمَا أَضْيَقَ مِنْ شِبْرٍ؟ 

Wahai Amirul mukminin, apa gerangan yang membuat manusia taat kepada Abu Bakar dan Umar? Padahal dahulunya bagi mereka berdua dunia lebih sempit dari sejengkal tanah, kemudian menjadi luas. Sementara saat engkau dan Utsman menjadi khalifah, manusia tak menataati kalian berdua, dunia yang dahulunya luas menjadi lebih sempit dari sejengkal tanah bagi kalian berdua?

فَقَالَ: لِأَنَّ رَعِيَةَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا مِثْلِي وَمِثْلَ عُثْمَانَ، وَرَعِيَّتِي أَنَا الْيَوْمَ مِثْلُكَ وَشِبْهُكَ!

Maka Ali radhiyallahu anhu menjawab:

Karena rakyatnya dimasa Abu bakar dan Umar adalah seperti aku dan Utsman, sedangkan rakyatku sekarang ini seperti kamu dan orang-orang yang serupa dengan kamu.” (Siraj Muluk). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/31615/28916

Jika pemimpin zalim atau tidak adil, itu menunjukkan bahwa mayoritas masyarakatnya suka berlaku zalim atau suka berbuat tidak adil. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وكذلك نولي بعض الظالمين بعضا بما كانوا يَكسبون

"Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi penguasa bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (QS. Al An’aam: 129).

Ibnul-Munkadir, Manshuur bin Abil-Aswad rahimahumullah berkata, Aku pernah bertanya kepada Al-A’masy tentang firman Allah Ta'ala, 

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ مَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ فِيهِ؟ 

Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan. (QS. Al-An’aam: 129). Apa yang engkau dengar dari mereka tentang ayat ini ?. 

قَالَ: ” سَمِعْتُهُمْ يَقُولُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ أُمِّرَ عَلَيْهِمْ شِرَارُهُمْ ”

Ia menjawab : “Aku mendengar mereka berkata : ‘Apabila manusia telah rusak, akan dijadikan pemimpin atas mereka orang yang paling buruk diantara mereka”. 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/32199/987

Berkata Al-Baghawiy rahimahullah, 

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 

Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan’ (QS. Al-An’aam: 129). 

أي: نسلط بعضهم على بعض، فنأخذ من الظالم بالظالم، كما جاء: “من أعان ظالما سلطه الله عليه” .

Yakni : Kami berikan kuasa sebagian mereka atas sebagian yang lain, lalu Kami ambil (sesuatu) dari orang yang zalim tersebut melalui orang zalim yang lain, sebagaimana riwayat : ‘Barangsiapa yang menolong orang zalim, niscaya Allah akan kuasakan orang zalim tersebut atas dirinya’. (Tafsir Baghawy). 

Sumber : http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/baghawy/sura6-aya129.html

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah, 

ومن ذلك، أن العباد إذا كثر ظلمهم وفسادهم، ومنْعهم الحقوق الواجبة، ولَّى عليهم ظلمة، يسومونهم سوء العذاب، ويأخذون منهم بالظلم والجور أضعاف ما منعوا من حقوق الله، وحقوق عباده، على وجه غير مأجورين فيه ولا محتسبين.

Termasuk dalam hal ini adalah jika kezaliman manusia, kerusakan dan penolakan manusia untuk menunaikan hak-hak yang wajib telah memuncak, maka Allah akan memunculkan orang zalim yang menguasai mereka dan menimpakan azab yang buruk kepada mereka. Orang zalim akan memerintah mereka dengan kezaliman dan kesewenang-wenangan yang jauh lebih besar daripada hak-hak Allah dan hamba-hambaNya yang tidak mereka tunaikan dengan tidak diberi balasan dan pahala padanya.

كما أن العباد إذا صلحوا واستقاموا، أصلح الله رعاتهم، وجعلهم أئمة عدل وإنصاف، لا ولاة ظلم واعتساف. 

Sebagaimana para hamba, jika mereka baik dan lurus, maka Allah memperbaiki pemimpin mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang adil dan bukan pemimpin zalim lagi lalim. (Tafsir As Sa'di). 

Sumber : http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/saadi/sura6-aya129.html

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

وتأمل حكمته تعالى في ان جعل ملوك العباد وأمراءهم وولاتهم من جنس اعمالهم بل كأن أعمالهم ظهرت في صور ولاتهم وملوكهم 

Perhatikanlah hikmah-Nya tatkala Dia menjadikan para raja, penguasa dan pemegang tampuk pemerintahan sesuai dengan amalan yang dilakukan oleh para rakyat di dalam negeri tersebut. Bahkan, amalan dari para rakyat akan tercermin dari tingkah laku para penguasanya.

فإن ساتقاموا استقامت ملوكهم 

Apabila rakyat di dalam negeri tersebut komitmen dalam menjalankan syari’at, maka tentu penguasanya pun demikian.

وإن عدلوا عدلت عليهم 

Apabila mereka berlaku adil, maka para penguasa akan berlaku adil kepada mereka.

وإن جاروا جارت ملوكهم وولاتهم 

Apabila mereka suka berbuat kemaksiatan, maka para penguasa juga akan senantiasa berbuat maksiat.

وإن ظهر فيهم المكر والخديعة فولاتهم كذلك 

Apabila rakyat senantiasa berbuat makar dan tipu daya, maka tentulah penguasa demikian pula keadaannya.

وإن منعوا حقوق الله لديهم وبخلوا بها منعت ملوكهم وولاتهم ما لهم عندهم من الحق ونحلوا بها عليهم

Apabila para rakyat tidak menunaikan hak-hak Allah serta mengabaikannya, maka penguasa mereka pun juga akan berbuat hal yang sama, mereka akan melanggar dan tidak menunaikan hak-hak para rakyatnya.

 وإن اخذوا ممن يستضعفونه مالا يستحقونه في معاملتهم اخذت منهم الملوك مالا يستحقونه وضربت عليهم المكوس والوظائف وكلما يستخرجونه من الضعيف يستخرجه الملوك منهم بالقوة فعمالهم ظهرت في صور اعمالهم وليس في الحكمة الالهية ان يولى على الاشرار الفجار الا من يكون من جنسهم

Apabila rakyat sering melanggar hak kaum yang lemah dalam berbagai interaksi mereka, maka para penguasa akan melanggar hak para rakyatnya secara paksa, menetapkan berbagai pajak dan pungutan liar kepada mereka. Dan setiap mereka (yakni rakyat) mengambil hak kaum yang lemah, maka hak mereka pun akan diambil secara paksa oleh para penguasa. Sehingga para penguasa merupakan cerminan amal dari para rakyatnya.

Dengan demikian setiap amal perbuatan rakyat akan tercermin pada amalan penguasa mereka. Berdasarkah hikmah Allah, seorang pemimpin yang jahat dan keji hanyalah diangkat sebagaimana keadaan rakyatnya. 

ولما كان الصدر الاول خيار القرون وابرها كانت ولاتهم كذلك فلما شابوا شابت لهم الولاة فحكمه الله تأبى ان يولي علينا في مثل هذه الازمان مثل معاوية وعمر بن عبدالعزيز فضلا عن مثل ابي بكر وعمر بل ولاتنا على قدرنا وولاة من قبلنا على قدرهم وكل من الامرين موجب الحكمة ومقتضاها. أهـ. مفتاح دار السعادة (2/ 177 - 178) 

Ketika masa-masa awal Islam merupakan masa terbaik, maka demikian pula pemimpin pada saat itu. Ketika rakyat mulai rusak, maka pemimpin mereka juga akan ikut rusak. Dengan demikian berdasarkan hikmah Allah, apabila pada zaman kita ini dipimpin oleh pemimpin seperti Mu’awiyah, Umar bin Abdul Azis, apalagi dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar, maka tentu pemimpin kita itu sesuai dengan keadaan kita.

Begitu pula pemimpin orang-orang sebelum kita tersebut akan sesuai dengan kondisi rakyat pada saat itu. Masing-masing dari kedua hal tersebut merupakan konsekuensi dan tuntunan hikmah Allah Ta’ala.(Miftah Daaris Sa’adah, 2/177-178). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/31886/6040

Oleh karena, kalau masyarakat ingin terlepas dan terbebas dari kezaliman penguasa, hendaklah mereka meninggalkan kezalimannya. Dan mereka bersegera bertaubat kepada Allah Ta'ala. 

Berkata Imam Al-Muzani (murid Imam Syafii) rahimahullah, 

وَالطَّاعَةُ لِأُولِي الْأَمْرِ فِيمَا كَانَ عِنْدَ اللهِ مَرْضِيًّا وَاجْتِنَابُ مَا كَانَ عِنْدَ اللهِ مُسْخِطًا ، وَتَرْكُ الْخُرُوجِ عِنْدَ تَعَدِّيْهِمْ وَجَوْرِهِمْ، وَالتَّوْبَةُ إِلَى اللهِ كَيْمَا يَعْطِفُ بِهِمْ عَلَى رَعِيَّتِهِمْ

Wajib taat kepada Ulul Amri (pemerintah) dalam hal-hal yang diridhai Allah dan meninggalkan ketaatan dalam hal-hal yang dimurkai Allah Wajib meninggalkan pemberontakan ketika mereka bersikap sewenang-wenang dan tidak adil. Bertaubat kepada Allah adalah solusi agar Allah menjadikan mereka bersikap lembut dan kasih sayang kepada rakyat mereka. (Syarhus Sunnah). 

Sumber : https://shamela.ws/book/6484/14

Berkata Imam Ibnu Abil Izz rahimahullah, 

فَإِذَا أَرَادَ الرَّعِيَّةُ أَنْ يَتَخَلَّصُوا مِنْ ظُلْمِ الأَمِيرِ الظَّالِمِ فَلْيَتْرُكُوا الظُّلْمَ

Apabila rakyat ingin keluar dari kezaliman penguasa yang zalim maka mereka harus meninggalkan kezaliman. (Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah: 2/543). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/954/42


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid029jmuCTDK8UT854Fg991Ng21QCke8WajMrkixmAFmfiCVLzd7ivJzcFECXWwwY9E9l/

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive