Hati bukanlah kaca, namun ia bisa pecah.
Pun hati bukanlah kayu, tapi ia bisa patah.
Menjaga hati dikala sendiri sudah terasa sulit. Apalah lagi dikala harus berbaur dengan semesta. Ia mudah tergores bahkan dalam canda. Ia bisa terluka hanya karna kerlingan mata. Beribu kebaikan bisa sirna saat satu luka menghujam hati..
Bahkan, meletakkan harapan hati kepada Sang Pencipta pun kadang terasa perih saat kesabaran belum bisa paripurna. Apalagi berharap kepada manusia yang dapat berpaling kapan saja..
Luka. Namun tak berdarah...
Rasulullah ﷺ bersabda (yang artinya),
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah ia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari)
Maka, hati-hatilah menjaga hati. Jangan pernah lupa memohon penjagaan dari Yang Maha Membolak-balikkan hati..
Mintalah agar dijauhkan dari segala penyakit hati. Dendam, buruk sangka, syirik, kikir. Dan segala hal yang merusak ketaatan.
Dan tak lupa untuk selalu memohon ampun atas khilaf yang terbersit di hati dan pikiran. Maupun yang wujud dalam tindakan. Perbanyak dzikir dan amal kebaikan sebagai pengobat hati..
Tiada manusia sempurna yang luput dari kesalahan, namun jangan jadikan itu pembenaran untuk berbuat sesuka hati. Apalagi mengulang khilaf yang sama..
Yaa Allah.. tiada tempat meminta selain Engkau. Dan tiada tempat kembali selain Engkau. Semoga kelak Engkau panggil kami pulang dalam keadaan hati yang bersih..
Allahumma aamiin...
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.