๐ด๐ด๐ด
‘Abdurrohman bin ‘Auf rodhiyallahu ‘anhu berkata,
ุงุจุชَُِูููุง ู ุน ุฑุณِูู ุงِููู ุตَّูู ุงُููู ุนِููู ูุณَّูู ุจุงูุถَّุฑَّุงุกِ ูุตَุจَุฑْูุง، ุซู ุงุจุชُِูููุง ุจุนุฏَู ุจุงูุณَّุฑَّุงุกِ ููู َูุตْุจِุฑْ
“Dahulu kami bersama Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam diuji dengan kesusahan tapi kami bersabar.. Kemudian setelah beliau wafat, kami diuji dengan kesenangan, ternyata kami tidak bersabar..” (Riwayat At-Tirmidzi)
๐ด๐ด๐ด
Kesenangan membuat kita lalai..
Membuat kita ujub dan sombong dengan harta dan tahta..
Membuat kesabaran kita pendek karena terbiasa dengan kenikmatan..
Membuat ibadah menjadi berat karena terbiasa dengan syahwat..
๐ด๐ด๐ด
Maka orang yang tak tertipu dengan kesenangan dunia..
Hatinya selalu berharap akherat dan takut akan siksa Neraka..
Sungguh luar biasa..
Ditulis oleh, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.