Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, November 21, 2022

Hidayah Islam dan Hidayah Sunnah

Hidayah Islam dan Hidayah Sunnah
Bismillah...

Ada seseorang mendapatkan hidayah islam, dia keluar dari agama kufurnya dan masuk ke dalam islam.

Namun bisa jadi yang mengislamkannya, yang membina dan mendidiknya dari kelompok Jabariyyah, Qodariyyah, Khawarij, Murji'ah, Mutazilah, Liberal atau kelompok menyimpang lainnya.

Ada juga orang yang masuk islam, yang membina dan mendidiknya dari kalangan ahlussunnah. Sehingga dia menjadi seorang muslim ahlussunnah. Kelompok dan golongan yang selamat. Dia mendapatkan dua hidayah sekaligus, hidayah islam dan hidayah sunnah.

Kedua hidayah ini merupakan nikmat yang paling utama dalam hidup ini, karena tidak semua orang mendapatkannya.

Berkata Abul ‘Aliyah rahimahullah :

ما أدري أي النعمتين عَلِيّ أفضل : نعمة أن هداني الله عز وجل للإسلام ، ونعمة إذ لم يجعلني حروريا

Aku tidak tahu, nikmat mana yang paling utama, nikmat bahwasanya Allah memberikan hidayah islam kepadaku dan nikmat Dia tidak menjadikanku seorang Haruriy (khawarij).” [Tarikh Dimasyq no. 16494, Ibnu Asakir].

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

ودخلت يوما على بعض أصحابنا ، وقد حصل له وجد أبكاه . فسألته عنه ؟ فقال : ذكرت ما من الله به علي من السنة ومعرفتها ، والتخلص من شبه القوم وقواعدهم الباطلة ، وموافقة العقل الصريح ، والفطرة السليمة ، لما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم . فسرني ذلك حتى أبكاني.

Suatu hari aku menziarahi salah seorang sahabat kami. Ia tengah mengalami wajd (gejolak hati akan akhirat), yang lantas membuatnya menangis. Aku pun bertanya padanya ada apa gerangan. Ia menjawab: “Aku teringat akan anugerah Allah padaku berupa; anugerah SUNNAH dan mengenal sunnah, anugerah terbebas dari syubhat pemikiran sekte dan prinsip-prinsip mereka yang batil, juga anugerah pemikiran yang selaras dengan akal yang gamblang dan nurani yang selamat, dikarenakan (kemurnian) ajaran yang datang dari Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Mengingat itu, aku jadi haru bahagia, hingga aku menangis.” [Madarijus Salikin: 3/147].

Oleh karena itu jangan heran kalau ada seorang muslim sejak lahir atau seorang mualaf namun pemahamannya menyelisihi sunnah, itu menunjukkan bahwa dia hanya mendapatkan hidayah islam, namun tidak mendapatkan hidayah sunnah. 


AFM


Baca juga: https://muslim.or.id/21945-mengenal-qadariyyah-para-pengingkar-takdir.html


Catatan:

Paham Jabariyyah menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang terpaksa dan tidak memiliki pilihan dalam mengerjakan kebaikan dan keburukan. Adapun dalam masalah keimanan madzhab mereka adalah menganut paham Murji’ah yang menyatakan bahwa iman itu cukup dengan pengakuan hati tanpa harus diikuti dengan ucapan dan amalan. Sehingga konsekuensi dari pendapat mereka ialah pelaku dosa besar adalah seorang mukmin yang sempurna imannya.

Kelompok Qadariyah berpendapat menolak keberadaan takdir. Sehingga mereka meyakini bahwa hamba memiliki kehendak bebas dan kemampuan berbuat yang terlepas sama sekali dari kehendak dan kekuasaan Allah.

Qadariyyah meyakini bahwa Allah tidak mengetahui dan menetapkan takdir sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan meyakini kalau perbuatan makhluk bukan Allah yang menciptakan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تشهدوهم

Qadariyyah adalah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan dijenguk. Jika mereka mati, jangan dilayat” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Misykatul Mashaabih)

Qadariyyah dinamakan majusi karena kaum majusi meyakini bahwa ada dua pencipta di dunia ini : pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Pencipta kebaikan adalah cahaya. Sedangkan pencipta keburukan adalah kegelapan.

Qadariyyah menyerupai majusi dari sisi ini karena qadariyyah mengatakan : peristiwa yang ada di dunia itu ada dua jenis : peristiwa akibat perbuatan Allah, maka ini adalah ciptaan Allah, dan peristiwa akibat perbuatan hamba, maka ini adalah ciptaan hamba, bukan ciptaan Allah”

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Dan kalian tidak dapat menghehendaki (menempuh jalan yang lurus), kecuali jika dikehendaki oleh Allah, Rabb seru sekalian alam” (QS. At Takwir : 29)

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah –lah yang menciptakan diri kalian dan perbuatan kalian” (QS. Ash Shaffat : 96)

Kiranya dua ayat yang suci ini mampu meluruskan pemahaman yang menyimpang milik qadariyyah. Pertama, segala yang terjadi di dunia itu atas kehendak Allah Ta’ala, sehingga ini membantah pemahaman mereka kalau perbuatan yang dilakukan hamba terjadi di luar kehendak Allah. Kedua, perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba termasuk ciptaan Allah, sehingga ini membantah ideologi mereka kalau perbuatan hamba diciptakan oleh hamba itu sendiri

Khawarij adalah orang-orang yang memberontak kepada khalifah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu karena alasan pemutusan hukum. Diantara ciri pemahaman mereka ialah membolehkan pemberontakan kepada penguasa muslim dan mengkafirkan pelaku dosa besar.

Murji’ah berpendapat amal bukanlah bagian dari iman. Sehingga cukuplah iman itu dengan modal pengakuan hati saja. Konsekuensi pendapat mereka adalah pelaku dosa besar termasuk orang yang imannya sempurna. Meskipun dia melakukan kemaksiatan apapun dan meninggalkan ketaatan apapun.

Mu’tazilah adalah para pengikut Washil bin ‘Atha’ yang beri’tizal (menyempal) dari majelis pengajian Hasan al-Bashri. Dia menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar itu di dunia dihukumi sebagai orang yang berada di antara dua posisi (manzilah baina manzilatain), tidak kafir tapi juga tidak beriman. Akan tetapi menurutnya di akhirat mereka akhirnya juga akan kekal di dalam Neraka. Tokoh lain yang mengikuti jejaknya adalah Amr bin ‘Ubaid. Madzhab mereka dalam masalah tauhid Asma’ wa Shifat adalah menolak (ta’thil) sebagaimana kelakuan kaum Jahmiyah. Dalam masalah takdir mereka ini menganut paham Qadariyah. Sedang dalam masalah pelaku dosa besar mereka menganggapnya tidak kafir tapi juga tidak beriman.


https://www.facebook.com/100009878282155/posts/pfbid0JynqexGAWRzv1AkGDVdZym1Qcw8jup72XHNocTBtjrvQ6DhsZhqwP9FWGie325EUl/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive