๐๐ผ Sesuatu yang terlintas di hati dimaafkan selama tidak diucapkan atau diperbuat.
Kaidah ini berdasarkan hadits:
ุฅู ุงููู ุชุฌุงูุฒ ูู ุนู ุฃู ุชู ู ุง ุญุฏุซุช ุจู ุฃููุณูุง ู ุง ูู ุชุนู ู ุฃู ุชุชููู
โSesungguhnya Allah memaafkan untuk umatku apa yang ia bicarakan di hatinya selama tidak dilakukan atau diucapkan..โ (HR Bukhari dan Muslim).
โ Apabila terlintas difikiran seseorang untuk berbuat maksiat maka tidak berpengaruh apapun.
โ Atau terlintas dipikirannya untuk berbuat kebaikan.
Lalu bagaimana dengan firman Allah:
ูู ู ูุฑุฏ ููู ุจุฅูุญุงุฏ ุจุธูู ูุฐูู ู ู ุนุฐุงุจ ุฃููู
โBarangsiapa yang menginginkan padanya perbuatan buruk berupa kezholiman, maka Kami akan rasakan ia dengan adzab yang pedih..โ (Al Hajj: 25).
โ Dijawab: Bahwa lintasan hati berbeda dengan niat yang kuat. karena yang dimaksud ayat tersebut adalah azimah (niat yang kuat), sehingga tidak masuk dalam kaidah ini.
Wallahu aโlam ๐ด
Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู.
Dari kitab โSyarah Mandzumah Ushul Fiqihโ, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih AlโUtsaimin, ุฑุญู ู ุงููู ุชุนุงูู.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. โBarangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannyaโ. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.