Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, January 6, 2023

Shalawat Dengan Suara Keras Menggunakan Speaker Sebelum Adzan

Shalawat Dengan Suara Keras Menggunakan Speaker Sebelum Adzan
Bismillah...

Bismillahirrahmanirrahim.

Shalawat dengan suara yang keras terlebih menggunakan speaker luar + dalam Masjid adalah perkara yang munkar.

Kembalikan kepada apa itu Shalawat itu sendiri.

SHALAWAT (صلوات, sholawat atau selawat) secara bahasa artinya "permohonan kepada Allah; doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

Jika dikatakan Shalawat itu adalah doa, maka dikembalikan ke hukum asal Kaif (cara) berdoa yaitu,

(1) Merendahkan diri di hadapan Allah

(2) Dengan penuh rasa harap dan takut

(3) Dengan SUARA YANG LEMBUT

(4) TIDAK MENGERASKAN SUARA

DALIL AL QURAN

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ  

BERDOALAH kepada Rabbmu dengan RENDAH HATI dan SUARA YANG LEMBUT. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang MELAMPAUI BATAS. Dan janganlah kamu BERBUAT KERUSAKAN di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. BERDOALAH kepada-Nya dengan RASA TAKUT dan PENUH HARAP. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al A’raf [7] : 55-56)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَٱذۡكُر رَّبَّكَ فِي نَفۡسِكَ تَضَرُّعٗا وَخِيفَةٗ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ  

Dan ingatlah Rabbmu dalam hatimu dengan RASA RENDAH dan RASA TAKUT, dan TIDAK MENGERASKAN SUARA, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS. Al A’raf [7] : 205)

Baca Tafsir Ibnu Katsir untuk dua ayat di atas

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa tadharru’ dan khufyah adalah berdoa dengan sirr (lirih). Hal ini disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4:44.

DALIL AS SUNNAH

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf : telah bercerita kepada kami Sufyan dari 'Ashim dari Abu 'Utsman dari Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu berkata : Kami pernah berpergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan apabila menaiki bukit kami bertalbiyah dan bertakbir dengan suara yang keras. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ ، إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ، تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ

"Wahai sekalian manusia, RENDAHKANLAH (PELANKAN) DIRI (SUARA) KALIAN karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya.

(HR. Bukhari no. 2770, 3883, 5905, 5930, 6120, 6838 | Fathul Bari no. 2992, 4202, 4205, 6384, 6610, 7386, Muslim no. 4873, 4874 | Syarh Shahih Muslim no. 2704, Abu Dawud no. 1305 | no. 1526, 1527 dan Ahmad no. 18818 dan 18920. Lafazh dan sanad di atas milik Bukhari no. 2770 | Fathul Bari no. 2992)

Telah menceritakan kepada Kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan kepada Kami Hammad dari Tsabit dan Ali bin Zaid serta Sa'id Al Jurairi, dari Abu Utsman An Nahdi bahwa Abu Musa Asy'ari radhiyallahu 'anhu berkata, aku pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu perjalanan, kemudian tatkala mereka mendekati Madinah orang-orang bertakbir, dan mengeraskan suara mereka. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّ الَّذِي تَدْعُونَهُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ أَعْنَاقِ رِكَابِكُمْ

"Wahai para manusia, sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat Yang tuli, dan tidak pula Yang tidak hadir. Sesungguhnya Dzat yang kalian seru ada diantara kalian dan leher hewan kendaraan kalian."

(HR. Abu Dawud no. 1305 | no. 4202)

Nah ! Kira-kira orang yang bershalawat di Masjid dengan suara keras terlebih menggunakan speaker luar + dalam itu menyelisihi apa yang diturunkan oleh Allah Azza Wa Jalla dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau tidak ?

JAWABNYA : Iya menyelisihi apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan setiap perkara yang menyelisihi apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dosa, kehinaan, keburukan dan tidak ada kebaikannya sedikit pun meski yang melakukannya merasa itu baik dan orang awam memandangnya baik.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحَآ دُّوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ كُبِتُوْا كَمَا كُبِتَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ اَنْزَلْنَاۤ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ ۗ وَ لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَا بٌ مُّهِيْنٌ 

"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan sebagaimana kehinaan yang telah didapat oleh orang-orang sebelum mereka. Dan sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang menghinakan."

(QS. Al Mujadilah [58] : 5)

DAN LAGIPULA LETAK SHALAWAT KEPADA RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM BUKAN SEBELUM ADZAN TAPI SESUDAH ADZAN.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah al-Muradi : telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahab dari Haiwah dan Sa'id bin Abi Ayyub serta selain keduanya dari Ka'ab bin Alqamah dari Abdurrahman bin Jubair dari Abdullah bin Amru bin Al Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّـى عَلَيَّ صَلَّى اللهُ بِهَا عَلَيْهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوْا اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةِ.

"Apabila kalian mendengar muadzin maka ucapkanlah seperti yang di ucapkan muadzin, KEMUDIAN BERSHALAWATLAH UNTUKKU, KARENA SESEORANG YANG BERSHALAWAT UNTUKKU DENGAN SATU SHALAWAT, NISCAYA ALLAH AKAN BERSHALAWAT ATASNYA SEPULUH KALI. Mohonlah kepada Allah wasilah untukku, karena wasilah adalah kedudukan yang tinggi di surga, tidaklah layak tempat tersebut kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap aku hamba tersebut. Dan barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka syafa’at halal untuknya."

- HR. Muslim no. 577 | Syarh Shahih Muslim no. 384, Abu Dawud no. 439 | no. 523, Tirmidzi no. 3547 | no. 3614, Nasa’i no. 671 | no. 678 dan Ahmad no. 6280. Lafazh dan sanad di atas milik Muslim.

Dari Jabir, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ عِنْدَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: “اَللّهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَـائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ،” حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Barangsiapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan, ‘Ya Allah, Rabb seruan yang sempurna ini serta shalat yang didirikan hammad wasilah dan keutamaan. Tempatkanlah ia pada kedudukan yang mulia sebagaimana Kau janjikan.’ Maka dia layak mendapat syafa’atku pada hari Kiamat.” 

[Irwaa’ul Ghaliil (no. 243)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/94 no. 614), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (II/231 no. 525), Sunan at-Tirmidzi (I/136 no. 211), Sunan an-Nasa-i (II/27) dan Sunan Ibni Majah (I/239 no. 722).

Maka jangan dzalim dengan memutar balik syariat. Apa itu Dzalim ? Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya


Ditulis oleh: Atha bin Yussuf


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02QxSyK7Gi6Wsk79JuxkEnsNR5GNPAUaDjiCU7xzcArzfKAcXb49eDd2f7VesGJ5qml&id=100081182600047

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive