Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Thursday, March 30, 2023

KAJIAN RAMADHAN 11 : Maksud Ibadah I’tikaf

Maksud Ibadah I’tikaf
Bismillah wassholatu wasalamu 'ala rasuulillah...

Di akhir-akhir bulan Ramadhan, ada amalan mulia yang bisa dipraktekkan. Di antara tujuan melakukan amalan ini adalah kemudahan untuk meraih Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, selain itu juga untuk mudah berkonsentrasi dalam ibadah pada Allah Ta’ala. Amalan itu adalah amalan i’tikaf.

(Baca : Amalan I'tikaf)

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, "bahwa Rasulullah ﷺ biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan."

(HR. Bukhari no. 2025 dan Muslim no. 1171).

Dalil diatas menunjukkan disyari’atkannya i’tikaf. 

Yang dimaksud i’tikaf adalah menetap di masjid yang diniatkan untuk beribadah yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu. Perlu diketahui bahwa hukum i’tikaf itu sunnah dan bukan wajib. 

Ibnul Qayyim rahimahullah telah menjelaskan maksud i’tikaf dalam kitab Zaadul Ma’ad (2: 82-83), “Maksud i’tikaf adalah mengkonsentrasikan hati supaya beribadah penuh pada Allah. I’tikaf berarti seseorang menyendiri dengan Allah dan memutuskan dari berbagai macam kesibukan dengan makhluk. Yang beri’tikaf hanya berkonsentrasi beribadah pada Allah saja. Dengan hati yang berkonsetrasi seperti ini, ketergantungan hatinya pada makhluk akan berganti pada Allah. Rasa cinta dan harapnya akan beralih pada Allah. Ini tentu saja maksud besar dari ibadah mulia ini. Jika maksud i’tikaf memang demikian, maka berarti i’tikaf semakin sempurna jika dilakukan dengan ibadah puasa. Dan memang lebih afdhol dilakukan di hari-hari puasa..

Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk melakukan amalan mulia ini.

Walhamdulillah, wa shallallahu wa sallam ‘ala nabiyyina Muhammad.


✒️ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, Msc حغظه الله تعالى 


📚 Referensi :

•• Romadhon Durusun wa ‘Ibarun – Tarbiyatun wa Usrorun, Dr. Muhammad bin Ibrahim Al Hamad, terbitan Dar Ibnu Khuzaimah, cetakan kedua, tahun 1424 H.

•• Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, tahqiq: Syu’aib Al Arnauth dan ‘Abdul Qadr Al Arnauth, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan keempat, tahun 1425 H.


🌐 https://muslim.or.id/17566-kajian-ramadhan-11-maksud-ibadah-itikaf.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive