Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Thursday, March 23, 2023

Mengapa Puasa Dinisbatkan Kepada Allah?

Mengapa Puasa Dinisbatkan Kepada Allah?
Bismillah...

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim no. 1151)

Dalam riwayat lain dikatakan,

قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى

Allah Ta’ala berfirman “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.” (HR. Bukhari no. 1904)

Dalam riwayat Ahmad dikatakan,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ الْعَمَلِ كَفَّارَةٌ إِلاَّ الصَّوْمَ وَالصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Allah ‘azza wa jalla berfirman “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.” (HR. Ahmad)

Ada beberapa pendapat ulama, antara lain puasa adalah ibadah yang perspektifnya lebih kepada meninggalkan hawa nafsu dan syahwat secara sempurna karena Allah, hal itu tidak dijumpai dalam ibadah-ibadah yang lain. 

Contohnya seperti ibadah haji yang hanya diperintah meninggalkan hubungan suami isteri dan segala sarana yang dapat mengantarkan kepadanya seperti memakai wewangian tanpa meninggalkan kebutuhan syahwat lainnya seperti makan dan minum. 

Begitupula ibadah shalat meski meninggalkan makan, minum dan berhubungan tetapi waktunya sangat terbatas sehingga tidak merasa kehilangan syahwatnya. 

Bahkan seseorang dilarang shalat bila jiwanya sangat berkeinginan kepada makanan yang sudah dihidangkan agar ia khusyu dalam shalatnya. 

Tatkala dorongan syahwat orang yang berpuasa begitu kuat untuk memperoleh apa yang diinginkan jiwanya bersamaan dengan adanya kemampuan melakukan hal itu, lalu dia tinggalkan semuanya karena Allah meski di tempat yang tidak terlihat oleh seorangpun kecuali hanya Allah, dia lebih menaati Rabbnya, menjauhi larangan-Nya dan mengharap pahala dari-Nya, maka Allah jadikan amalan puasa bagi diri-Nya secara khusus serta Allah balas dengan ganjaran yang berlipat ganda tidak sebagaimana amalan ibadah yang lain.

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa puasa adalah ibadah yang sifatnya tersembunyi (niat batin) antara hamba dengan Rabbnya yang tidak diketahui oleh seorangpun. Karena itu amalan puasa tidak dicatat oleh malaikat pencatat amalan tidak sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Demikian faedah dari Al-Hafidzh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0w8Fs2Yzss7EtR9VP5tXgkxyAYXEDxSURDe8b7AZmM7MEo8LcvbZZKdhaHY1k229Ul&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive