Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, April 2, 2023

Shalat Tarawih, Shalat Istirahat

Shalat Tarawih, Shalat Istirahat
Bismillah...

Dinamakan tarawih, karena dulu para salaf ketika mengerjakan shalat malam di bulan ramadhan, mereka beristirahat setiap 4 rakaat (setiap dua salam). Dikarenakan lamanya berdiri, ruku, duduk dan sujudnya. Maka sungguh amalan para salaf ini, di sebagian tempat sudah banyak ditinggalkan. Banyak shalat tarawih yang tidak ada istirahatnya. Bahkan full ngebut tidak thumaninah dari awal sampai akhir tanpa jeda. Seakan-akan shalat ingin cepat selesai. Padahal shalat tarawih tanpa istirahat ini menyelisihi sunnah dan akan sangat melelahkan.

Berkata Ibnu Mandhur (penulis Lisanul Arab) rahimahullah :

وسُمِّيت بذلك لأن الناس كانوا يطيلون القيام فيها والركوع والسجود، فإذا صلوا أربعاً استراحوا، ثم استأنفوا الصلاة أربعاً، ثم استراحوا، ثم صلوا ثلاثاً

Dan dinamakan dengan itu (tarawih) karena sesungguhnya manusia (sekelompok orang), mereka lama berdiri, rukuk dan sujud padanya (ketika shalat tarawih). Maka apabila sudah shalat 4 rakaat (dua salam), mereka istirahat. Kemudian mulai shalat lagi 4 rakaat, lantas istirahat lagi, kemudian shalat (witir) 3 rakaat. (Lisanul 'Arobi Ibnu Mandhur).

Didalam Mu'jam 'Arobi disebutkan

وسمي بالتراويح لأنه يعقب كل أربع ركعات منه ترويحه

( جلسة استراحة ).

Dinamakan dengan tarawih karena sesungguhnya setiap 4 rakaat istirahat terlebih dahulu, yakni duduk istirahat.

Didalam Mausuu’ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah disebutkan :

اتفق الفقهاء على مشروعية الاستراحة بعد كلّ أربع ركعات ؛ لأنه المتوارث عن السلف ، فقد كانوا يطيلون القيام في التراويح ويجلس الإمام والمأمومون بعد كلّ أربع ركعات للاستراحة

Telah disepakati oleh para fuqaha mengenai masyru’nya istirahat setelah selesai tiap empat raka’at, dikarenakan ia adalah perbuatan yang diwariskan dari para salaf. Dan sungguh mereka dahulu shalat dengan raka’at yang panjang pada shalat tarawih, lalu imam dan ma’mum duduk setelah selesai tiap empat raka’at dengan duduk istirahat.” [Al-Mausuu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 27/144].

Berkata Imam Ibnu Hajar al-Asqalani :

وَالتَّرَاوِيحُ جَمْعُ تَرْوِيحَةٍ وَهِيَ الْمَرَّةُ الْوَاحِدَةُ مِنَ الرَّاحَةِ كَتَسْلِيمَةٍ مِنَ السَّلَامِ سُمِّيَتِ الصَّلَاةُ فِي الْجَمَاعَةِ فِي لَيَالِي رَمَضَانَ التَّرَاوِيحَ لِأَنَّهُمْ أَوَّلَ مَا اجْتَمَعُوا عَلَيْهَا كَانُوا يَسْتَرِيحُونَ بَيْنَ كُلِّ تَسْلِيمَتَيْنِ (فتح الباري: ج٤ ص٢٥٠)

"Tarawih adalah jamak dari tarwihah yaitu istirahat satu kali, seperti kata taslimah berasal dari kata salam. Salat berjamaah di malam-malam bulan Ramadan disebut sebagai tarawih karena pada awal ia dilakukan berjamaah, para sahabat beristirahat di antara setiap dua kali salam." (Fathul Bari 4/250).

Berapa lama duduk istirahatnya? Disesuaikan saja, kalau lama berdiri, rukuk dan sujudnya, sebagaimana yang dilakukan para salaf, maka setiap 2 rakaat, istirahatnya sekitar 15 menit. Kalau shalatnya ringan-ringan saja, disesuaikan saja.

Berkata Zain bin Wahb rahimahullah :

كان عمر بن الخطاب رضى الله عنه يروحنا فى رمضان، يعنى بين الترويحتين قدر ما يذهب الرجل من المسجد إلى سلع.

"Dahulu Umar memberi kita waktu istirahat selama Ramadhan, yaitu diantara dua shalat tarawih sekitar waktu tempuh jalan kaki dari masjid (Nabawi) ke daerah Sal’.” (as Sunan al Kubra, al Baihaqi, tahqiq: M. Abdul Qadir Atha, juz: 2, hal: 497). Di dalam kitab Hukmu at Tarawih, Dr. Abdurrahman bin Ibrahim, hal: 11, dari masjid Nabawi ke daerah sal’ dengan berjalan kaki kurang lebih 15 menit.

Contoh shalat yang lama adalah shalat yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.

Perhatikan hadits berikut ini, kira-kira berapa jam shalat Nabi shalallahu alaihi wasallam setiap satu salamnya.

Berkata Hudzaifah radhiyallahu anhu :

صَلَّيْتُ مَعَ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ البَقرَةَ ، فَقُلْتُ : يَرْكَعُ عِنْدَ المئَةِ ، ثُمَّ مَضَى ، فَقُلْتُ : يُصَلِّي بِهَا في رَكْعَةٍ فَمَضَى ، فَقُلْتُ : يَرْكَعُ بِهَا ، ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا ، ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا ، يَقرَأُ مُتَرَسِّلاً : إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ ، وَإذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ ، وَإذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ ، ثُمَّ رَكَعَ ، فَجَعَلَ يَقُولُ : (( سُبْحَانَ رَبِّيَ العَظِيمِ )) فَكَانَ رُكُوعُهُ نَحْواً مِنْ قِيَامِهِ ، ثُمَّ قَالَ : (( سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ، رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ )) ثُمَّ قَامَ طَوِيْلاً قَِريْباً مِمَّا رَكَعَ ، ثُمَّ سَجَدَ ، فَقَالَ : (( سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى )) فَكَانَ سجُودُهُ قَرِيْباً مِنْ قِيَامِهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Aku shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam. Maka beliau membuka shalat tersebut dengan surah Al-Baqarah. Lalu aku berkata (dalam hati), ‘Beliau akan rukuk pada ayat yang keseratus, kemudian seratus ayat pun berlalu, beliau melanjutkan bacaannya.’ Lalu aku berkata, ‘Beliau akan shalat dengan surah Al-Baqarah dalam satu rakaat, kemudian ternyata beliau meneruskan bacaannya.’ Lalu aku berkata, ‘Beliau akan segera rukuk, dan ternyata beliau memulai membaca surah An-Nisa’ hingga selesai. Kemudian beliau memulai lagi dengan surah Ali ‘Imran hingga selesai. Beliau membaca dengan perlahan-lahan. Apabila beliau melewati ayat yang di dalamnya terdapat tasbih, beliau bertasbih. Apabila beliau melewati ayat yang berisi permintaan, beliau meminta. Dan apabila beliau melewati ayat yang berisi meminta perlindungan, beliau meminta perlindungan.

Kemudian beliau rukuk, lalu mulai mengucapkan, ‘SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIIM’ (artinya: Mahasuci Rabbku Yang Maha Agung).’ Rukuk beliau sama seperti berdirinya, kemudian beliau mengucapkan, ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, ROBBANAA LAKAL HAMDU (artinya: Semoga Allah mendengar kepada siapa saja yang memuji-Nya, Wahai Rabb kami, hanya milik-Mu lah segala puji).’ Kemudian beliau berdiri lamanya hamper sama dengan rukuknya. Lalu beliau sujud, kemudian mengucapkan, ‘SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA (artinya: Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi).’ Maka lama sujudnya hampir sama dengan berdirinya.’” (HR. Muslim).


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0uc28wcrBp8dfdxsHsvhdUaNEm2f6LQfQDiZaZPabkKHRH9wPyd7ic9nqxnxutojrl&id=903924823277358


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive