Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, May 1, 2023

Hal Pertama Yang Harus Diajarkan dan Dilakukan (Saat Dakwah)

Hal Pertama Yang Harus Diajarkan dan Dilakukan (Saat Dakwah)
Bismillah...

Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma mengisahkan: 

‎أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ( لَمَّا بَعَثَ مُعَاذاً إِلَى اليَمَنِ، قَالَ لَهُ : إنّكَ تَأْتِي قَوْماً أَهْلَ كِتَابٍ، فَلْيَكُنْ أَوّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله (وفي رواية: إلى أن يوحِّدوا الله)، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ. فَأَعْلِمْهُمْ أَنّ الله افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنّ الله افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدّ على فُقَرَائِهِمْ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ, فَإِيّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ، وَاتّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللّهِ حِجَابٌ

"Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengutus Mu’adz (bin Jabal) ke negri Yaman, beliau berpesan kepadanya: Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahli kitab. 

Hendaklah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah Syahadat Laa Ilaaha Illallah (dalam riwayat lain: agar mereka mentauhidkan Allah).

Jika mereka telah menerima seruanmu itu maka ajari mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka untuk sholat 5 waktu sehari semalam. 

Jika mereka telah menerima apa yang engkau dakwahkan itu, ajari mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka untuk membayar zakat yang dipungut dari orang-orang kaya diantara mereka untuk disalurkan kepada orang-orang miskin diantara mereka pula.

Jika mereka menerima apa yang engkau dakwahkan itu maka waspadailah harta terbaik mereka (jangan engkau pungut yang terbaik namun pungutlah yang sedang sedang saja). 

Waspadailah do’a orang-orang yang terzholimi, sebab tidak ada penghalang antara doa mereka itu dengan Allah” (Muttafaqun ‘Alaih) 

Kok langsung diajarkan bertauhid, bukan mencari atau berpikir mencari kebenaran Allah?

Ya, karena kebenaran Allah telah tertanam dalam fitrah setiap insan dan tanda kebenaran-Nya juga dengan mudah ditemukan di alam semesta.

‎سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ۝

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (Fusshilat 53)

Allah Ta’ala berfirman,

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ 

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama yang hanif (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia berada di atas (fitrah) itu.” (QS. Ar-Rum: 30)

Didalam sebuah hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,

إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا

Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hunafa’ (Islam) semuanya. Kemudian setan datang. Lalu memalingkan mereka dari agama mereka, mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya.” (HR. Muslim no. 2865)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ

Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi. Sebagaimana halnya hewan ternak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam keadaan sehat. Apakah Engkau lihat hewan itu terputus telinganya?” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658)

So, orang yang open minded dengan mudah menemukan atau mengenali kebenaran Allah Ta’ala sebagai Tuhan yang wajib diibadahi, berbeda dengan orang orang yang terbelenggu dengan nafsu dan fanatisme, sebanyak apapun dalil dan bukti yang disuguhkan kepadanya maka tetap saja ia menolak kebenaran.


https://www.facebook.com/100044302190144/posts/pfbid02FdhqoZupdHHjnPMtY3vAEDSNvbZtabm1sSjAAQZ3iREmC6M3XcvHRJHECWp3iJRLl/


Kawan! Yuk kita belajar bersama mengenali kebenaran setahap demi setahap di sini: https://pmb.stdiis.ac.id/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Related Posts:


Popular Posts

Blog Archive