Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, June 14, 2023

Berburu Kekuasaan

Berburu Kekuasaan
Bismillah...

Betapa banyaknya dari zaman dulu sampai zaman sekarang ini, orang berlomba-lomba mendekati pintu-pintu kekuasaan. Mereka berusaha keras untuk menduduki kursi jabatan, seakan-akan itu merupakan kemuliaan kalau sudah meraihnya.

Bahkan untuk menggapai kekuasaannya itu kadang dengan melalui cara-cara yang licik. Mungkin dengan cara membuat makar dan fitnah kepada pesaingnya, menyuap, kudeta, pemberontakan, atau melalui sistem yang diluar islam, pemilu demokrasi misalkan dan lain sebagainya.

Kekuasaan dan jabatan bukan jalan untuk meraih kemuliaan dan kehormatan. Hanya ketaatan kepada Allah-lah jalan satu-satunya untuk meraihnya.

Karena betapa banyak orang yang sudah meraih kekuasaan, sekarang justru menjadi orang yang terhina. Mungkin dicaci maki oleh rakyatnya, mungkin dipenjara karena terjerat kasus dan lain sebagainya. 

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah:

وقال بعض السَّلف: النَّاس يطلبون العِزَّ بأبواب الملوك، ولا يجدونه إلَّا في طاعة الله

Dan berkata sebagian salaf : Manusia itu, mereka mencari kemuliaan melalui pintu-pintu kekuasaan dan tidak mereka mendapatkannya kecuali di dalam taat kepada Allah. (Ightsatul Lahfan 1/48.)

Ambisi untuk meraih kekuasaan tidak habis-habisnya. Padahal kekuasaan itu akan menjadi penyesalan pada hari kiamat nanti. Bahkan sebelum mati pun mereka banyak yang menyesal.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى اْلإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ

Kalian akan berambisi pada kekuasaan. Padahal ia akan menjadi penyesalan pada hari kiamat. Maka sungguh nikmat yang menyusui (kenikmatan dunia) dan sungguh buruk yang menyapih (hari setelah kematian).” (HR. Bukhari 7148).

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengutip dari para ulama,

نعم المرضعة لما فيها من حصول الجاه والمال ونفاذ الكلمة وتحصيل اللذات الحسية والوهمية حال حصولها وبئست الفاطمة عند الانفصال عنها بموت أو غيره وما يترتب عليها من التبعات في الآخرة

Sungguh nikmat di dunia karena pemiliknya mendapatkan jabatan, kekayaan, kata-katanya didengar, dan mendapatkan kenikmatan indrawi serta kenikmatan semu saat meraih kekuasaan. Sungguh buruk setelah kematian karena berpisah dengan kekuasaan dan adanya tanggung jawab di akhirat. (Fathul Bari).

Badaruddin Al ‘Aini, penulis kitab ‘Umdatul Qori berkata, “Siapa saja yang tamak pada kekuasaan, maka umumnya ia tidak bisa menjalankan amanah dengan baik.”

Untuk itu janganlah meminta-minta atau mengharapkan jabatan, agar Allah Ta'ala menolong dan membantunya ketika diamanahi menjadi pejabat.

Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,

يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا ، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا

Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kekuasaan karena sesungguhnya jika engkau diberi kekuasaan tanpa memintanya, engkau akan ditolong untuk menjalankannya. Namun, jika engkau diberi kekuasaan karena memintanya, engkau akan dibebani dalam menjalankan kekuasaan tersebut (dibiarkan tanpa bantuan dari Allah)” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 7146 dan Muslim no. 1652

Seorang sahabat yang mulia Abu Dzar radhiyallahu’anhu pernah meminta jabatan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun beliau tidak memberikannya kepada Abu Dzar radhiyallahu anhu.

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِى قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيهَا

Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mempekerjakan aku (memberi jabatan kepadaku).” Maka beliau menepuk bahuku dengan tangannya, kemudian bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, sedangkan sesungguhnya jabatan itu amanah dan akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan benar dan menunaikan tanggung jawab yang ada padanya.” (HR. Muslim).

Untuk para pemimpin, jangan memberikan amanah jabatan kepada orang yang ambisi dan memintanya dan kepada orang yang tidak menguasai dibidangnya.

Imam Tidak Mengangkat Orang yang Meminta Jabatan

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلاَنِ مِنْ قَوْمِي، فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ: أَمِّرْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَقَالَ الآخَرُ مِثْلَهُ، فَقَالَ: إِنَّا لاَ نُوَلِّي هَذَا مَنْ سَأَلَهُ، وَلاَ مَنْ حَرَصَ عَلَيْه

Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu dia berkata, “Saya masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama dengan dua orang dari kaumku, lalu salah seorang dari kedua orang itu berkata, “Jadikanlah (angkatlah) kami sebagai amir (pejabat) wahai Rasulullâh!” Kemudian yang seorang lagi juga meminta hal yang sama. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kami tidak akan mengangkat sebagai pejabat orang yang memintanya dan tidak juga orang yang tamak berambisi terhadap jabatan itu”

Hadits Shahih riwayat al-Bukhâri (2261, 6923, 7149, 7156 & 7157) dan Abu Dâwud (2930, 3579 & 4354) dan an-Nasâ-i (5382) 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

إِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهَا فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

Apabila amanah telah disia-siakan, maka nantikanlah tibanya hari kiamat. Ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat?’ Beliau menjawab, ‘Apabila perkara itu diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat’ (ada yang menterjemahkan, tunggulah kehancurannya).” (HR al-Bukhari 59).


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02qH6WzUchRfzvrJUJdfS4WokjeRCRKtY9AVf6btbjooyhReceWz3FpnCzSBWpjrX7l&id=100063495759389


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive