Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, July 25, 2023

Seorang Fajir Hobi Membuka Aib Saudaranya

Seorang Fajir Hobi Membuka Aib Saudaranya
Bismillah...

Jika ada seorang kawan, teman, sahabat atau saudaranya sesama muslim, melakukan suatu aib, maka seorang mukmin akan menasehatinya dan menutupi aibnya. Berbeda dengan seorang fajir, jika ada kawannya, temannya, sahabatnya, saudaranya atau bahkan gurunya sesama muslim, melakukan suatu aib, dia akan membuka aibnya dan mencelanya. 

Berkata Fudhail Bin Iyadh rahimahullah :

 المؤمن :يستر وينصح والفاجر : يهتِك ويُعيِّر . [جامع العلوم والحكم (١/٢٢٥) ]

Seorang mukmin itu akan menutupi (aib saudaranya) dan menasehati (jika saudaranya keliru).

Sedangkan seorang fajir (ahli maksiat) itu akan membuka (aib saudaranya) dan menghina/mencela (saudaranya). (Jamiul ‘Ulum wal Hikam karya Ibnu Rajab 1/225).

Ingatlah, semua orang punya aib dan akan merasa malu jika aibnya terungkap dipermukaan dan diketahui publik. Untuk itu, yang mengaku seorang muslim dan mukmin, agar aibnya tidak terbuka dan diketahui khalayak ramai, hendaklah tidak menyebar luaskan aibnya orang lain. 

Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda :

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ.

Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.” (HR. Al-Bukhari)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Barangsiapa yang menutupi aib orang Islam, maka Allāh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. (HR Muslim)

Syeikh Bin Baaz rahimahullah ditanya :

(من ستر مسلما ستره الله...)هل هذا معنى حديث: (من ستر على مسلم ستر الله عليه)، أي: إذا فعل إنسان شيئاً منكراً أو فاحشة وسترتُ عليه ستر الله علي؟ أرجو أن توضحوا لي هذا، جزاكم الله خيراً.

Apakah makna hadits berikut : “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya”

Apakah jika seseorang melakukan kemungkaran atau kekejian lalu aku menutupinya maka Allah akan menutupi aibku?

Mohon jelaskan masalah ini kepadaku, jazakumullohu khoiron.

Beliau menjawab :

نعم، هذا حديث صحيح رواه مسلم عن أبي هريرة -رضي الله عنه- عن النبي – عليه الصلاة والسلام- أنه قال:

(من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة، ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا والآخرة، ومن ستر مسلما ستره الله في الدنيا والآخرة)

وفي الصحيحين من حديث ابن عمر -رضي الله عنه- عنهما عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنه قال: (المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يُسلمه، ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته، ومن فرَّج عن مسلم كربة فرَّج الله عنه بها كربة من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلماً ستره الله يوم القيامة)

Baik, hadits ini shahih diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda :

Barangsiapa yang meringankan dari seorang mukmin satu kesulitan dan kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan ringankan untuknya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan Hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan seorang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan beri kemudahan untuknya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat.

Dan dalam ash-Shahihain dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda :

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, Barangsiapa yang meringankan dari seorang mukmin satu kesulitan dan kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan ringankan untuknya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) pada hari kiamat.”

فهذا هو المشروع: إذا رأى الإنسان من أخيه في الله عورة يعني معصية فلا يفضحه ولا ينشرها بين الناس، بل يسترها عليه وينصحه ويوجهه إلى الخير ويدعوه إلى التوبة إلى الله من ذلك ولا يفضحه بين الناس، ومن فعل هذا وستر على أخيه ستره الله في الدنيا والآخرة، لأن الجزاء من جنس العمل ،

أما الذين يظهرون المعاصي ولا يستحون يظهرونها بين الناس فهؤلاء فضحوا أنفسهم، فليسوا محلاً للستر كالذي يشرب الخمر بين الناس في الأسواق والاجتماعات هذا قد فضح نفسه، نسأل الله العافية.

وهكذا من يعمل المعاصي الأخرى جهرة ولا يبالي فهذا يرفع بأمره إلى ولاة الأمور إذا كانوا يردعون مثله ويقيمون عليه الحد يرفع بأمره، وليس محل الستر من أظهر فاحشته وأعلنها، 

نسأل الله العافية.

Inilah yang disyari’atkan : Jika seseorang melihat aib saudaranya yakni berupa maksiat, maka jangan diceritakan dan disebarkan kepada orang-orang, bahkan mestinya ia menutupinya dan menasehati saudaranya itu dan menunjukkannya kepada kebaikan serta mengajaknya bertaubat kepada Allah ta’ala dari perbuatannya dan tidak menceritakan aibnya kepada orang-orang.

Barangsiapa yang melakukan hal ini dan menutupi aib saudaranya maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, karena ganjaran itu sesuai dengan perbuatan.

Adapun orang yang menampakkan maksiat dan tidak malu ketika menampakkannya dihadapan orang-orang maka mereka itulah yang menyebarkan aibnya sendiri, sehingga tidak perlu ditutupi aibnya. Seperti orang yang minum khamr dihadapan orang-orang di pasar atau di keramaian, orang ini telah menyebarkan aibnya sendiri –kami memohon afiyah kepada Allah-.

Demikian pula orang yang melakukan maksiat-maksiat lainnya secara terang-terangan dan ia cuek saja maka orang seperti ini perlu dilaporkan kepada pemerintah jika pemerintah bisa mencegah orang-orang yang semisal itu dan menegakkan hukum had baginya. Jadi orang yang terang-terangan dan mengumumkan perbuatan kejinya tidak perlu ditutupi aibnya. Kami memohon afiyah kepada Allah

Sumber : http://www.binbaz.org.sa/mat/11401 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2002977140041543&substory_index=1424051761714613&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive