Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, August 22, 2023

Memelihara Anjing di Rumah, Haram

Seorang Muslim, Memelihara Anjing di Rumah, Haram
Bismillah...

Kalau orang-orang kafir memelihara anjing di rumah, itu hal yang biasa, akan tetapi jika ada kaum muslimin yang memeliharanya, maka ini perkara yang memprihatinkan.

Ada beberapa kerugian bagi kaum muslimin yang memelihara anjing di rumah.

Pertama, Malaikat Tidak Mau Masuk.

Malaikat yang bertugas apa saja secara umum tidak akan memasuki rumah yang ada anjingnya, kecuali malaikat pencatat amal dan malaikat pencabut nyawa apabila waktu kematian penghuni rumah sudah tiba.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ ، وَلاَ صُورَة. (رواه متفق عليه).

"Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang ada di dalamnya anjing dan gambar (makhluk bernyawa)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :

"Ungkapan malaikat tidak akan memasuki rumah.” menunjukkan malaikat secara umum. Tetapi, pendapat lain mengatakan : “Kecuali malaikat hafazah, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya. (Fathul Bari).

Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah :

قَالَ الْعُلَمَاءُ سَبَبُ امْتِنَاعِهِمْ مِنْ بَيْتٍ فِيهِ صُورَةٌ كَوْنُهَا مَعْصِيَةً فَاحِشَةً وَفِيهَا مُضَاهَاةٌ لِخَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى وَبَعْضُهَا فِي صُورَةِ مَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ تَعَالَى وَسَبَبُ امْتِنَاعِهِمْ مِنْ بَيْتٍ فِيهِ كَلْبٌ لِكَثْرَةِ أَكْلِهِ النَّجَاسَاتِ وَلِأَنَّ بَعْضَهَا يُسَمَّى شَيْطَانًا كَمَا جَاءَ بِهِ الْحَدِيث

Para ulama’ berkata : sebab terhalanginya mereka (para malaikat) untuk masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya, karena gambar bernyawa termasuk dari kemaksiatan yang sangat keji. Dalam gambar bernyawa terdapat bentuk menandingi ciptaan Allah Ta’ala. Dan sebagian gambar, apa yang disembah selain Allah Ta’ala. Adapun sebab terhalanginya para malaikat untuk masuk suatu rumah yang terdapat anjing di dalamnya, karena anjing sangat banyak makan sesuatu yang najis dan sebagiannya dinamakan syetan sebagaimana telah datang dalam sebuah hadits.” Syarh Shohih Muslim : 14/84.

Kedua, Terkuras Pahala Kebaikannya.

Memelihara anjing diperbolehkan jika untuk menjaga tanaman, ternak, rumah atau untuk berburu, bukan untuk sekedar dipelihara sebagaimana orang-orang kafir lakukan. 

Kalau hanya sekedar memelihara selayaknya kucing, maka hukumnya haram dan akan mendapatkan kerugian yang besar, yakni berupa terkuranginya pahala kita setiap harinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنِ اتَّخَذَ كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ زَرْعٍ أَوْ غَنَمٍ أَوْ صَيْدٍ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ ». (رواه مسلم).

"Barangsiapa yang memelihara anjing, kecuali memelihara anjing untuk menjaga tanaman, ternak atau untuk berburu, akan terkurangi pahalanya setiap hari satu qirat". (HR. Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أَوْ ضَارٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطَانِ. (رواه متفق عليه).

"Barangsiapa memelihara anjing, kecuali anjing untuk penjaga ternak atau untuk memburu, akan berkurang dari amalnya setiap harinya dua qirath". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنِ اتَّخَذَ كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ صَيْدٍ أَوْ زَرْعٍ انْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ

Barangsiapa memanfaatkan anjing selain anjing untuk menjaga hewan ternak, anjing (pintar) untuk berburu, atau anjing yang disuruh menjaga tanaman, maka setiap hari pahalanya akan berkurang sebesar satu qiroth” (HR. Muslim). 

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ

Barangsiapa memanfaatkan anjing, bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing untuk berburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qiroth.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah :

وَأَمَّا اقْتِنَاءُ الْكِلَابِ فَمَذْهَبُنَا أَنَّهُ يَحْرُمُ اقْتِنَاءُ الْكَلْبِ بِغَيْرِ حَاجَةٍ وَيَجُوزُ اقْتِنَاؤُهُ لِلصَّيْدِ وَلِلزَّرْعِ وَلِلْمَاشِيَةِ

Adapun memelihara anjing, maka madzhab kami (syafi’iyyah) sesungguhnya diharamkan untuk memelihara anjing tanpa ada kebutuhan. Dan diperbolehkan untuk memeliharanya untuk berburu, menjaga tanaman, dan menjaga binatang ternak." [Syarah Shohih Muslim : 10/236].

Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah :

قَالَ بن عَبْدِ الْبَرِّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ إِبَاحَةُ اتِّخَاذِ الْكِلَابِ لِلصَّيْدِ وَالْمَاشِيَةِ وَكَذَلِكَ الزَّرْعُ لِأَنَّهَا زِيَادَةُ حَافِظٍ وَكَرَاهَةُ اتِّخَاذِهَا لِغَيْرِ ذَلِكَ إِلَّا أَنَّهُ يَدْخُلُ فِي مَعْنَى الصَّيْدِ وَغَيْرِهِ مِمَّا ذُكِرَ اتِّخَاذُهَا لِجَلْبِ الْمَنَافِعِ وَدَفْعِ الْمَضَارِّ قِيَاسًا فَتَمَحَضَّ كَرَاهَةُ اتِّخَاذِهَا لِغَيْرِ حَاجَةٍ لِمَا فِيهِ مِنْ تَرْوِيعِ النَّاسِ وَامْتِنَاعِ دُخُولِ الْمَلَائِكَةِ لِلْبَيْتِ الَّذِي هُمْ فِيهِ

Imam Ibnu Abdil Barr berkata : Dalam hadits ini terdapat dalil bolehnya memelihara anjing untuk berburu atau penjaga ternak. Demikian pula untuk penjaga tanaman. Karena hal ini (lafadz hadits untuk ini) merupakan (lafadz) tambahan dari seorang rawi yang hafidz. Adapun dimakruhkan (diharamkan) untuk memeliharanya, untuk tujuan selain itu. Kecuali apabila tujuannya masuk dalam makna berburu atau selainnya dari apa-apa yang telah disebutkan (dibolehkannya) memelihara anjing untuk mewujudkan kemashlahatan dan meolak kemudharatan dari sisi qiyas. Dibencinya untuk memelihara anjing tanpa ada hajat (kebutuhan), karena akan membuat takut mausia serta menjadi penghalang masuknya malaikat ke dalam rumah orang-orang yang mereka berada di dalamnya.” [Fathul Bari : 5/6].

Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah :

وَهَلْ يَجُوزُ لِحِفْظِ الدُّورِ وَالدُّرُوبِ وَنَحْوِهَا فِيهِ وَجْهَانِ أَحَدُهُمَا لَا يَجُوزُ لِظَوَاهِرِ الْأَحَادِيثِ فَإِنَّهَا مُصَرِّحَةٌ بِالنَّهْيِ إِلَّا لِزَرْعٍ أَوْ صَيْدٍ أَوْ مَاشِيَةٍ وَأَصَحُّهَا يَجُوزُ قِيَاسًا عَلَى الثَّلَاثَةِ عَمَلًا بِالْعِلَّةِ الْمَفْهُومَةِ مِنَ الْأَحَادِيثِ

Apakah boleh (memelihara anjing) untuk menjaga rumah, pintu gerbang (rumah), dan yang semisalnya ? dalam hal ini ada dua pendapat. Pertama : tidak boleh berdasarkan dzohir hadits-hadits (yang telah disebutkan). Karena semuanya secara gamblang menunjukkan larangan kecuali untuk menjaga tanaman, atau pemburu, atau menjaga binatang ternak. Yang paling shohih (benar) adalah boleh, diqiyaskan kepada tiga (tujuan yang telah disebutkan) serta dalam rangka mengamalkan ilat (sebab hukum) yang dipahami dari hadits-hadits tersebut." [Syarah Shohih Muslim : 10/236].

Para ulama mengatakan, yang dimaksud satu qirath adalah sebesar gunung Uhud. Sungguh sangat bangkrut orang-orang yang memelihara anjing hanya sekedar memelihara, bukan untuk jaga kebun, ternak atau untuk berburu karena amal kebaikannya akan berkurang setiap harinya satu qirat.

Pendapat mereka tentang 1 qirat itu sebesar gunung uhud berdasarkan hadits berikut ini :

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ اتَّبَعَهَا حَتَّى تُوضَعَ فِي الْقَبْرِ فَقِيرَاطَانِ قَالَ قُلْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ وَمَا الْقِيرَاطُ قَالَ مِثْلُ أُحُدٍ

Barangsiapa mensholatkan jenazah, maka baginya pahala satu qirath, dan siapa yang mengantarnya hingga jenazah itu di letakkan di liang kubur, maka baginya pahala dua qirath.”

Ya Abu Hurairah, seperti apakah dua qirat itu?” Tanyaku.

Beliau menjawab, “Seperti gunung Uhud.” (HR. Muslim).

Kata Ath Thibiy, ukuran qiroth adalah semisal gunung Uhud (Fathul Bari, 3/149).

Berkata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin,

Adapun memelihara anjing dihukumi haram bahkan perbuatan semacam ini termasuk dosa besar -Wal ‘iyadzu billah-. Karena seseorang yang memelihara anjing selain anjing yang dikecualikan (sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits di atas,), maka akan berkurang pahalanya dalam setiap harinya sebanyak 2 qiroth (satu qiroth = sebesar gunung Uhud).” (Syarh Riyadhus Shalihin). 

Ketiga, Bahaya Najis Anjing

Kalau anjing dipelihara di rumah layaknya kucing, maka sangat sulit bagi kita, barang-barang kita, makanan-makanan kita, bejana-bejana kita dan lain sebagainya terhindar dari jilatan anjing dan ini merupakan najis yang sangat berat menurut pendapat yang paling shahih berdasarkan pendapat madzhab Imam Syafii rahimahullah. Dimana kita harus mencucinya dengan tujuh kali basuhan dan dengan diawali atau diakhiri dengan tanah, untuk membuat bejana menjadi suci.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ.

Sucinya bejana kalian yang dijilat anjing adalah dengan cara mencucinya sebanyak tujuh kali, dan yang pertama dengan tanah.” (HR. Bukhari Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِيْ الإِنَاءِ فَاغْسِلُوْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، وَعَفِّرُوْهُ الثَّامِنَةَ بِالتُّرَابِ

"Apabila Anjing menjilati bejana maka cucilah bejana tersebut tujuh kali dan taburilah yang kedelapan dengan tanah". [HR. Muslim]

Itulah beberapa perkara tentang kerugian memelihara anjing di rumah, itu belum terhitung kerugian secara finansial seperti memberi makannya, membuatkan kamar tidurnya, perawatan gigi dan bulu-bulunya, pemeriksaan kesehatannya dan lain sebagainya. Alangkah baiknya kalau biaya-biaya tersebut dialihkan untuk memelihara dan mengasuh anak yatim, anak terlantar, anak tidak mampu dan miskin atau untuk kepentingan sosial lainnya, itu lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya dari pada memelihara anjing di rumah.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02bchuxKUAaPqtTRVDbnSpkpMeS5juvBJcaSndQEVq8jntfaASiqU3rzmHRmbJVdP2l&id=100063495759389


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive