๐ด๐ด๐ด
Ibnul Jauzi -rohimahulloh- mengatakan:
"Jika kau melihat temanmu marah dan mulai mengatakan sesuatu yang tidak pantas, maka hendaknya jangan kau pedulikan sama sekali perkataannyaโฆ karena keadaannya itu seperti keadaannya orang yang sedang mabuk, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.
๐ด๐ด๐ด
Tapi sabarlah ketika itu, jangan kau layani dia, karena setan telah mengalahkannya, tabi'atnya bergolak, dan akalnya sudah tertutupi.
Oleh karena itu ketika kamu melayaninya, atau bereaksi melawannya; kamu seperti orang waras yang melayani orang gila, atau seperti orang sadar yang memaki orang pingsan, sehingga kamu yang pantas dicela.
๐ด๐ด๐ด
Tapi lihatlah dia dengan mata kasih sayangโฆ dan ketahuilah bahwa bila dia sadar, pasti akan menyesali apa yang terjadi, dan mengakui jasamu dalam kesabaranmuโฆ setidaknya kamu terima perlakuannya ketika dia marah hingga dia tenang.
๐ด๐ด๐ด
Keadaan ini hendaknya diperhatikan oleh seorang ANAK ketika orang tuanya marah, begitu pula seorang ISTERI ketika suaminya marah, hendaknya dia membiarkannya puas dengan apa yang dikatakannya dan tidak melayaninya, maka dia akan kembali sendiri dengan rasa menyesal dan meminta maaf.
Ketika keadaan marah dan perkataannya dilawan, tentu permusuhan akan semakin jadi, dan saat dia sadar akan melakukan tindakan yang melampui tindakannya saat sedang 'mabuk'.
๐ด๐ด๐ด
Tapi, kebanyakan orang mengambil selain langkah ini; ketika mereka melihat orang marah, mereka melawan perkataan dan perbuatannya, padahal ini bukan tindakan yang tepat, namun tindakan yang tepat adalah apa yang kusebutkan tadi, dan tidaklah ada yang memahami hal ini, melainkan mereka yang berilmu".
[Kitab Shoidul Khothir, hal: 296].
Diterjemahkan oleh, Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny MA, ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู
======๐ด๐ด๐ด๐ด๐ด======
๐ https://bbg-alilmu.com/archives/18796
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. โBarangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannyaโ. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.