Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, November 5, 2023

Memboikot Perdagangan

Memboikot Perdagangan
Bismillah...

Berjual beli dengan orang kafir boleh-boleh saja. Dalil tentang hal ini begitu banyak. Dan juga kalau kita baca sejarah Rasulullah dan para sahabatnya, mereka bermuamalah dengan orang-orang kafir.

Berkata Imam Nawawi rahimahullah :

وقد أجمع المسلمون على جواز معاملة أهل الذِّمَّة ، وغيرهم من الكفَّار إذا لم يتحقَّق تحريم ما معه

Dan sungguh Umat Islam telah ber-ijma' diperbolehkannya bermuamalah dengan ahli zimah (yang ada perjanjian). Dan orang kafir lainnya kalau tidak terealisasi pengharaman apa yang bersamanya.

Berkata Ibnu Batol rahimahullah :

مُعَامَلَةُ الْكُفَّارِ جَائِزَةٌ , إِلا بَيْعَ مَا يَسْتَعِينُ بِهِ أَهْلُ الْحَرْبِ عَلَى الْمُسْلِمِينَ اهـ .

Muamalah dengan orang kafir diperbolehkan kecuali penjualan untuk membantu musuh yang memerangi terhadap umat Islam.” (Syarah Shoheh Muslim, (11/41. (Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 20732).

Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

أما معاملة التتار فيجوز فيها ما يجوز فى أمثالهم و يحرم فيها ما يحرم من معاملة أمثالهم فيجوز أن يبتاع الرجل من مواشيهم و خيلهم و نحو ذلك كما يبتاع من مواشي التركمان و الأعراب و الأكراد و خيلهم و يجوز أن يبيعهم من الطعام و الثياب و نحو ذلك ما يبيعه لأمثالهم

Adapun bermuamalah dengan orang Tataar, diperbolehkan padanya apa saja yang diperbolehkan terhadap orang yang semisal mereka. Begitu juga diharamkan padanya apa saja yang diharamkan dalam perkara muamalah terhadap orang yang semisal mereka. Diperbolehkan bagi seseorang membeli hewan ternak, kuda, dan semacamnya (dari orang Tataar) sebagaimana diperbolehkan membeli hewan ternak dan kuda orang Turkmenistan, A’raab, dan Kurdi. Dan diperbolehkan pula menjual makanan, pakaian, dan yang semacamnya kepada mereka, sebagaimana diperbolehkan menjualnya kepada orang yang semisal mereka.

Sumber : https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=2476&bk_no=22&idfrom=3886&idto=3887 


Berkata Syekh Muhammad Sholeh Munajjed hafidzahullah :

ومن تعامل معهم متمسكاً بالأصل وهو جواز التعامل مع الكفار – لاسيما بشراء ما يحتاج إليه – فلا حرج عليه إن شاء الله تعالى ، ولا يكون ذلك قدحاً في أصل الولاء والبراء في الإسلام .

Siapa yang berinteraksi dengan mereka karena berpegang teguh dengan dasar awal yaitu diperbolehkan berinteraksi dengan orang kafir apalagi dengan membeli yang dibutuhkannya – maka hal itu tidak mengapa insyaallah taala –hal itu tidak mengurangi asal dari loyalitas dan bara’ dalam Islam . (Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 20732).

Namun bermuamalah dan berjual beli dengan sesama kaum muslimin, itu lebih baik dan ini akan menguatkan perekonomian kaum muslimin serta menghancurkan perekonomian orang-orang kafir. Jangan biarkan orang kafir menguasai perekonomian.

Dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah disebutkan :

الأصل جواز شراء المسلم ما يحتاجه مما أحل الله له من المسلم أو من الكافر ، وقد اشترى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اليهود ، لكن إذا كان عدول المسلم عن الشراء من أخيه المسلم من غير سبب من غش ورفع أسعار ورداءة سلعة إلى محبة الشراء من كافر والرغبة في ذلك وإيثاره على المسلم دون مبرر فهذا حرام لما فيه من موالاة الكفار ورضاء عنهم ومحبة لهم ، ولما فيه من النقص على تجار المسلمين وكساد سلعهم ، وعدم رواجها إذا اتخذ المسلم ذلك عادة له ، وأما إن كانت هناك دواع للعدول من نحو ما تقدم فعليه أن ينصح لأخيه المسلم بترك ما يصرفه عنه من العيوب ، فإن انتصح فالحمد لله ، وإلا عدل إلى غيره ، ولو إلى كافر يحسن تبادل المنافع ويصدق في معاملته " اهـ . "فتاوى اللجنة الدائمة" (13/18) .

Asalnya diperbolehkan seorang muslim membeli apa yang dibutuhkan dari apa yang dihalalkan Allah baginya, baik dari orang Islam atau dari orang kafir. Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah membeli dari orang Yahudi. Akan tetapi kalau orang Islam beralih membeli dari saudaranya orang Islam tanpa ada sebab baik karena ditipu, harga tinggi dan barangnya jelek. Dan senang membeli dari orang kafir serta senang melakukan hal itu serta mendahulukan dibandingkan dari orang Islam tanpa ada alasan, maka ini diharamkan karena terkandung di dalamnya loyalitas kepada orang Kafir dan rela serta cinta kepada mereka. Dan juga karena meremehkan pedagang umat Islam serta rusak barangnya. Serta tidak tersebarkan kalau sekiranya hal itu menjadi kebiasaan orang Islam. Kalau sekiranya di sana ada factor yang mengalihkan seperti tadi yang disebutkan, maka hendaknya dia menasehati saudaranya orang Islam dengan meninggalkan apa yang menjadi penghalang dengan adanya aib (cacat). Kalau dia menerima nasehat alhamdulillah. Kalau tidak, boleh berpaling ke lainnya meskipun sampai ke orang kafir yang bagus saling tukar manfaat dan jujur dalam muamalahnya.” Selesai. (Fatawa Lajnah Daimah, 13/18).

Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 20732


Jika orang kafir itu memusuhi dan memerangi kaum muslimin, maka memutuskan hubungan perdagangan dengan mereka, itu yang disyariatkan.

Seseorang berkata kepadanya Tsumaamah radhiyallahu anhu :

صَبَوْتَ، قَالَ: لَا، وَلَكِنْ أَسْلَمْتُ مَعَ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا وَاللَّهِ لَا يَأْتِيكُمْ مِنْ الْيَمَامَةِ حَبَّةُ حِنْطَةٍ حَتَّى يَأْذَنَ فِيهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Apakah engkau telah murtad ?”. Tsumaamah menjawab : “Tidak, namun aku telah memeluk agama Islam bersama Muhammad Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Demi Allah, engkau tidak akan mendapatkan gandum dari Yamaamah hingga diizinkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Riwayat Al-Bukhari].

Berkata Tsumamah radhiyallahu anhu :

لا يصلكم حبة حنطة من اليمامة حتى يأذن فيها رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Gandum dari Yamamah tidak akan sampai kepada kalian, kecuali diizinkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam” (Fathul Baari, 8/78)

Ketika perang Arab dan Israel tahun 1973, seorang ulama besar Saudi Arabia Syekh As Sa'di rahimahullah menginstruksikan mengembargo negara-negara kafir. Dan ini sangat efektif dalam mengalahkan mereka.

Beliau berkata :

ومن أعظم الجهاد وأنفعه السعي في تسهيل اقتصاديات المسلمين والتوسعة عليهم في غذائياتهم الضرورية والكمالية ، وتوسيع مكاسبهم وتجاراتهم وأعمالهم وعمالهم ، كما أن من أنفع الجهاد وأعظمه مقاطعة الأعداء في الصادرات والواردات فلا يسمح لوارداتهم وتجاراتهم ، ولا تفتح لها أسواق المسلمين ولا يمكنون من جلبها على بلاد المسلمين ..

Diantara jihad agung dan usaha yang paling bermanfaat adalah mempermudah akses ekonomi kaum muslimin, dan memperluas akses mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sekundernya dan memperluas lapangan pekerjaan, perdagangan, usaha-usaha ekonomi, dan perbuatan mereka ini adalah jihad

Dan yang paling agung adalah memutuskan akses bagi musuh, eksport mereka dan import mereka, tidak memberikan kelapangan bagi mereka dan juga import mereka dan tidak membuka pasar-pasar kaum muslimin dan tidak menempatkan pengusaha-pengusaha mereka di negeri kaum muslimin tetapi cukuplah kaum muslimin dengan produksi yang dihasilkan oleh mereka sendiri, mereka mengimport apa yang mereka butuhkan dari negara islam saja

(Sumber : https://ar.islamway.net/article/1977/المقاطعة-الإقتصادية-ركن-من-أركان-الجهاد). 


Beliau berkata pula

فجهاد الأعداء بالمقاطعة التامة لهم من أعظم الجهاد في هذه الأوقات

Maka berjihad melawan musuh dengan cara memutus hubungan secara total, merupakan jihad yang agung pada saat-saat ini.

والمقصود أن مقاطعة الأعداء بالاقتصاديات والتجارات والأعمال وغيرها ركن عظيم من أركان الجهاد وله النفع الأكبر وهو جهاد سلمي وجهاد حربي

Tujuan dari pemutusan hubungan ekonomi, perdagangan, usaha, dan lain-lain, terhadap musuh merupakan rukun yang agung di antara rukun-rukun jihad. Baginya manfaat yang besar. Dan dia adalah jihad yang damai dan jihad perang

(Sumber : https://ar.islamway.net/article/1977/المقاطعة-الإقتصادية-ركن-من-أركان-الجهاد). 


Berkata Syekh Al Albani rahimahullah :

نحن لا نفرق بين اليهود والنصارى من حيث التعامل معهم في تلك البلاد ، مع الكفار والمشركين إذا كانوا ذميين - أهل ذمة - يستوطنون بلاد الإسلام فهو أمر معروف جوازه.

وكذلك إذا كانوا مسالمين ، غير محاربين أيضاً حكمه هو هو ، أما إذا كانوا محاربين ، فلا يجوز التعامل معهم ، سواء كانوا في الأرض التي احتلوها كاليهود في فلسطين ، أو كانوا في أرضهم ، ما داموا أنهم لنا من المحاربين ، فلا يجوز التعامل معهم إطلاقاً أما من كان مسالماً كما قلنا ، فهو على الأصل جائز

"Kami tidak membedakan antara Yahudi dan Nasrani, seperti apa pun interaksinya dengan mereka di negeri tersebut (Eropa). Orang kafir dan Musyrikin jika mereka Dzimmiyyin -Ahludz Dzimmah- mereka berada ditengah-tengah negera Islam, maka sudah diketahui kebolehannya (bermuamalah dengan mereka), demikian juga jika mereka adalah orang-orang yang berdamai, bukan orang yang menyerang, maka hukumnya sama saja.

Ada pun jika mereka menyerang, maka tidak boleh bermuamalah dengan mereka, sama saja, apakah bermuamalah dengan Yahudi yang saat ini menjajah Palestina atau mereka yang berada di negerinya sendiri selama mereka masih masih menyerang kami maka tidak boleh bermuamalah dengan mereka secara mutlak ! Ada pun jika mereka mau berdamai seperti yang telah kami katakan, maka pada dasarnya boleh.” 

(Sumber : https://www.al-albany.com/audios/content/4532/هل-يجوز-الشراء-و-العمل-مع-اليهود). 


Berkata Syekh Jibrin rahimahullah :

وهكذا أيضًا على المسلمين أن يُقاطعوا جميع الكفار بترك التعامل معهم وبترك شراء منتجاتهم سواء كانت نافعة كالسيارات والملابس وغيرها، أو ضارة كالدخان بنية العداء للكفار وإضعاف قوّتهم وترك ترويج بضائعهم، ففي ذلك إضعاف لاقتصادهم مما يكون سببًا في ذلهم وإهانتهم، والله أعلم.

Dan wajib atas setiap muslimin untuk memboikot seluruh kepentingan orang-orang kafir, semisal memutuskan kerjasama dengan mereka, memutuskan bisnis dengan mereka, baik dalam produk yang bermanfaat semisal mobil, fashion dan lain sebagainya ataupun produk yang merugikan semisal rokok, semua ini dalam niatan implementasi permusuhan kepada orang-orang kafir dan melemahkan kekuatan mereka. Ini semua bisa melemahkan kekuatan ekonomi mereka dan akan berimbas pada kehinaan dan kelemahan mereka

Sumber : http://cms.ibn-jebreen.com/fatwa/home/book/228 


Berkata Syekh Muhammad Sholeh Munajjed hafidzahullah :

أن من قاطع بضائع الكفار المحاربين وقصد بذلك إظهار عدم موالاتهم ، وإضعاف اقتصادهم ، فهو مثاب مأجور إن شاء الله تعالى على هذا القصد الحسن 

Bahwa siapa yang mengembargo barang-barang orang kafir yang memusuhi dengan maksud menunjukkan tidak ada loyalitas kepada mereka, melemahkan ekonominya maka dia diberi pahala insyaallah taala atas niatan yang baik ini. (Al Islam Sual Wa Jawab 20732).

Namun mengembargo dan memboikot perdagangan dan jual beli antar negara atau dengan negara-negara kafir, ini perkara yang besar, perkara yang mestinya penguasa turun tangan, karena menyangkut kehidupan orang banyak. Sehingga beberapa kibar ulama berfatwa tentang hal ini.

Berkata Syaikh Sholih Al-Fauzan hafizhahullah :

لا تقاطع السلع إلا إذا أصدر ذلك ولي الأمر ؛ إذا أصدر ولي الأمر منعا ومقاطعة لدولة من الدول فيجب مقاطعتها...

"(Barang) Komoditi tidak boleh diboikot, kecuali bila pemerintah mengeluarkan (kebijakan). Jika pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan pelarangan dan boikot terhadap suatu negara diantara negara-negara, maka wajib memboikotnya.

Sumber : http://m-noor.com/showthread.php?p=2578


Lebih lengkapnya tentang beberapa fatwa ulama masalah boikot produk orang kafir secara masal harus dibawah arahan penguasa, bisa dibaca di link ini (https://ar.alnahj.net/tree/182). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02JSkQowzbHroNL6gpPcYtNwuytdik9PdNHTZzuFYruh86NvQqwZHryjpwmMBpcPDTl&id=100063495759389


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive